Anak Subjek Eksploitasi? Kok Bisa? Ini Buktinya..

Lucu dan unik. Sampai hari ini definisi anak masih menjadi permasalahan dunia. Department of Child and Adolescent Health and Development, mendefinisikan anak-anak sebagai manusia yang berusia di bawah 20 tahun. Sedangkan The Conventionon the Rights of the Child mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 18 tahun.

Advertisement

Sementara itu WHO pada 2003, mendefinisikan anak sebagai manusia yang berusia antara 0–14 tahun. Menurut mereka pedefinisian tersebut didasarkan karena di usia inilah manusia ‘kecil’ memiliki kecenderungan resiko yang besar.

Karena tidak mau kalah, negeri ini juga punya kriteria tersendiri, bahkan sudah dikelompokkan. Menurut Badan Pusat Statistik, komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur terdiri dari penduduk berusia muda (0-14 tahun). Diatas usia tersebut dikategorikan sebagai usia produktif sampai umur 64 tahun.

Sementara itu, pengertian Anak berdasarkan tinjauan sosialnya adalah adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.

Advertisement

Menurut John Locke anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.

Sedangkan Augustinus, peletak dasar psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa.

Advertisement

Pengertian anak konon juga harus mencakup masa anak itu atau eksistensinya. Hal tersebut, masih menurut ’teori’, digunakan untuk menghindari keracunan mengenai pengertian anak dalam hubugannya dengan orang tua dan pengertian anak itu sendiri setelah menjadi orang tua.

Kasiram (1994), mengatakan anak adalah makhluk yang sedang dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan, pikiran, kehendak sendiri, yang kesemuannya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya.

Sampai di sini siapapun, termasuk saya, bingung tentang definisi anak. Karena masih banyak lagi definisi anak, termasuk pembagian dalam teori perkembangan anak dengan tokohnya yang paling terkenal Jean Piaget.

Sampai di sini pula sebagai orang tua yang pernah menjadi, bahkan masih menjadi anak, kita juga ikut terlibat dalam polemik di atas dengan memberi mereka segudang kewajiban yang harus dibayar dengan prestasi dan kebanggaan.

Mungkin definisi yang paling tepat buat anak adalah subjek yang harus dieksploitasi. Tidak percaya? Lihat saja iklan-iklan di televisi. Tengoklah brosur-brosur sekolah bertaraf internasional atau sekolah yang berbiaya tinggi. Tanyakan kepada diri sendiri, kenapa mereka mengiklankan produknya, kenapa mereka membuat brosur-brosur menarik. Demi anak-anak atau demi kantong para pengusaha. Hal tersebut tidak berbeda jauh dengan eksploitasi yang dilakukan oleh ilmuwan dan negara.

Dalam perayaan Tahun Baru Cina, chunyun menjadi salah satu yang wajib. Bertemu keluarga, tetangga dan berbagi kasih memang menjadi momen yang paling berarti. Tapi, yang paling mengagumkan bagi saya adalah bagaimana tradisi Cina mengajarkan bahwa pulang tidak selalu merujuk pada rumah orangtua.

Tradisi Cina mengajarkan, rumah boleh tak terhitung jumlahnya, rumah boleh ada dimana saja, tetapi harus tetap diingat bahwa penghuni rumah akan selalu melindungi. Dan rumah itu adalah Cina. Selamat pulang!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE