Bulan Agustus, Selain untuk Ajang Perlombaan, Juga Ajang untuk Kembali Mengenang Para Pahlawan

Bulan Agustus adalah bulan di mana bangsa Indonesia tengah dirundung kebahagiaan. Bagaimana tidak, di bulan itulah bangsa kita terbebaskan dari para penjajah yang telah sekian lama menguasai dan menguras habis kekayaan dan budaya yang Indonesia miliki. Dan juga membuat bangsa Indonesia hidup dalam kesusahan yang amat memprihatinkan. Namun, kita tahu, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang punya semangat juang yang tinggi. Oleh karena itu, masyarakat masa itu mencoba melawan para penjajah sampai-sampai mereka mengorbankan harta, keluarga bahkan nyawanya sendiri. Berkat perjuangan mereka (pahlawan), para penjajah, mulai dari Belanda hingga Jepang telah kocar-kacir dibuatnya, sehingga boleh dikata, mereka berada pada puncak kemrosotan dan kekalahan.

Dan itu menandakan, bahwa kemerdekaan Indonesia tak lama lagi dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Kemudian tibalah pada bulan Agustus tepatnya tanggal tujuh belas, bahwa Indonesia telah disahkan dan diplokamirkan oleh Bung Karno, bahwa Indonesia telah merdeka, merdeka dari tangan penajajah yang telah bersikap tak manusia terhadap bangsa kita, Indonesia. Nah, bisa dibilang, masyarakat Indonesia memiliki keununikan tersendiri dibandingkan dengan negara lain, tertuama saat memperingati hari kemerdekaan negaranya.

Masyarakat kita adalah masyarakat yang paling heboh saat tiba bulan Agustus. Di bulan itu, kesibukan mereka menyambut hari kemerdekaan semakin terlihat. Mulai dari memasang bendera merah putih di depan rumah masing-masing, mengecat pagar-pagar rumah, maupun kembali mempercantik portal yang ada di gang-gang rumah mereka dengan menghias ala keindonesiaan dan kepahlawanan. Dan yang tak kalah meriahnya di bulan itu adalah, mereka mengadakan perlombaan khas Indonesia, seperti panjat pinang, balap karung, makan kerupuk dan perlombaan lainnya yang mungkin hanya di Indonesia saja adannya. Perlombaan itu diadakan sebagai bentuk perayaan dan juga perjuangan para peserta demi menjadi juara, sebagaimana yang dilakukan oleh para pahlawan saat menaklukan penjajah.

Biasanya, saat perlombaan berlangsung, tak satu pun peserta yang hanya berdiam diri sambil berpangku tangan, melainkan baik para peserta maupun penonton semuanya larut dalam ueforia perlombaan Agustus-san. Gelak tawa mereka tak bisa disembunyikan, saat melihat peserta lomba yang tengah berlaga di arena perlombaan, seperti mereka yang lomba panjat pinang, yang lebih sering mengundang perhatian banyak orang. Siapa saja yang melihatnya pasti akan ketawa terpingkal-pingkal. Pun dengan perlombaan lainnya.

Namun, terlepas dari perlombaan Agustus-san, kebanyakan orang lebih sering lalai akan sesuatu yang lebih penting ketimbang perlombaan. Meskipun bukan berarti kita menafikan perlombaan saat tibanya hari kemerdekaan. Iya, mestinya di samping mengadakan perlombaan sebagai ungkapan kebahagiaan, momen di bulan Agustus juga kita manfaatkan sebagai ajang memperkenalkan kembali para pahlawan Indonesia kepada para generasi muda dan adik-adik kita agar mereka tahu, bahwa di tangan merekalah Indonesia menjadi negara yang merdeka dari tangan penjajah. Dengan begitu, mereka (generasi muda) akan selalu mengenang dan menghargai jasa-jasanya, dengan cara menjaga negeri ini dari berbagai permasalahan, termasuk perpercahan umat.

Sebagaimana kata Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah yang menghormati jasa pahlawannya.” Di samping ajang untuk meperkenalkan kembali kepada generasi muda, hendaknya kita juga menjadikan bulan itu sebagai ajang untuk memperbaharui pengetahuan kita tentang para pahlawan Indonesia dengan cara membaca kembali sejarah-sejarah perjuangan mereka saat melwan para penjajah.

Dengan mengenal dan kembali membaca sejarah mereka, maka itu akan memompa semangat kita untuk lebih peduli terhadap negeri ini, Indonesia. Dengan begitu, Agustus bukan hanya momen untuk kita berlombaria dan bersenang-senang yang tak memiliki bekas, kecuali sebuah kenagan belaka. Tetapi, kita juga mendaptkan sebuah ilmu dan semangat baru berkat inspirasi yang berasal dari jejak rekam meraka.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis buku 'Membuka Pintu Kebahagiaan' dan 'Hidup Itu Cuma Mampir'