Catatan Perjalanan di Pulau Sempu Antara Imajinasi dan Realita Lapangan

Ini sebuah cerita perjalanan singkat entah nyata atau fiksi semoga tidak ada yang peduli, mungkin juga saya lagi delusi yang pasti ini bukan kisah motifasi apalagi religi.

Intro dulu lah ya!! 😀

Jadi gini ada lomba dari hipwee "Writing Challenge" suruh buat artikel dari gambar tapak kaki dan harus memuat kata Terbenam, Langkah Kaki, Memori, Arus, Persahabatan. Pingin coba gegara hadiah notebook (bukan laptop) moleskine star wars mayan tuh harganya 300 rebu kalo beli, tau kuisnya juga dari iklan intagram langsung dah buka laptop terus ngetik. Artikel ini mengisahkan kondisi lokasi pada tahun 2014, mungkin ada beberapa kondisi dan situasi yang berbeda dengan sekarang. Monggo disimak!

lebaran 2014 itu si cowo setahun pensiun dari organisasi kampus, setahun istirahat naik gunung, setahun gak ada yang nemenin main air, skripsi juga udah molor setahun.

PART I NIAT

Berawal dari silaturahmi lebaran teman temannya ngajak liburan, tapi cuma dia yang masih terikat kampus entah kenapa keracunan omongan temannya akhirnya memutuskan berangkat!!

Agustus 2014 mereka naik mobil dengan bermodal duit, modal satu tenda buat 6 orang dengan mengucap Bismillah disertai kenekatan dan kekuatan persahabatan mereka berangkat dengan tujuan P Sempu.

Sesampai dermaga Pantai Sendang Biru langsung minta ijin balai konservasi buat menyebrang. Mereka foto foto dulu di dermaga juga di perahu mumpung arus juga tenang, pada ketawa bercanda ada juga yang pucet gegara mabok darat + mabok laut (double kill). 15 menit akhirnya touchdown ke Teluk Semut, dilanjutkan jalan kaki ke tujuan utama Laguna Segara Anakan. Sore itu ramai juga yang jalan gegara izin penyebrangan ditutup jam 5 sore.

sangat ramai mungkin yang berangkat sore hari tidak kebagian tempat mendirikan tenda di laguna dan bayangkan sampah yang mereka bawa

PART II PERJALANAN

Ada yang unik sore itu rombongan mbak mbak travellista yang wangi, pake tanktop, hotpant, iket kepala tenun made in Lombok dan sandal jepit. Kayaknya rombongan artis gak tau kalau liat yang lain, padahal masih jalan jauh, masuk hutan, trek berlumpur, bentar lagi gelap, yahh gitu lahh….? semoga gak gatel atau kulitnya kegores apalagi dikejar tawon kan kasihan.

Ada juga yang bawa galon gede 19 liter (ini serius lho) sama beberapa galon 5 liter (iji juga serius). Positif thinking aja, mungkin rombongan mereka mau nge-camp "seminggu".

Bahkan ada satu rombongan yang udah bikin tenda sama nyari kayu, buat apalagi kalo bukan makrab ama diksar, mukanya pada serius soalnya.

"Dek cepet dek lemot banget sihhh!! Posisi push-up!!"

"Iya kak iya (wajah lesu)"

"Capek boleh bego jangan!!"

"Ampun om perih om, ehhh iya kak iya"

Sedangkan si cowo berenam ini jalan dengan langkah kaki santai tanpa beban karena ada yang cuma bawa tas plastik item isi makanan, ada yang pake baju kerah berkancing dengan tas laptop ceritanya habis kerja diculik. Ada yang jalan gak pake sandal biar gak licin, ada juga yang pake baju indom*art hhahaa :))

Satu yang pasti paling belakang bawaan komplit dengan tas carrier isi tenda, matras, air minum, dll mungkin ini lah yang namanya memikul beban berat arti persahabatan.

PART III KENYATAAN

Perjalanan baru setengah jalan ada teman mereka yang tumbang karena kurang fit, juga kurang mental mungkin sehingga harus putar balik dari tujuan utama dan cari tempat lain. Karena bukan tujuan maupun keindahan objek wisata yang kita cari, tapi berkumpul bersama dan "gojek goblok" yang paling penting. Ibarat kita cuma pindah tempat nongkrong dan bercanda.

Akhirnya dapat lokasi yang gak kalah mantab yaitu di Teluk Waru Waru, pantai pasir putih yang sepi dan memungkinkan mendirikan tenda. Sore itu ketika menyiapkan tenda dan peralatan lainnya ditemani oleh matahari terbenam keajaiban muncul. Seseorang yang tidak fit tadi mendadak lincah dan bertenaga setidaknya tidak kenapa napa.

Sore itu mereka semua mendapatkan memori baru cerita sedih senang tentang perjalanan ke tempat wisata dimana tidak mereka rencanakan sebelumnya.

mereka berjanji akan kembali kemari, setidaknya mengakhiri apa yang telah mereka mulai dan rencanakan bersama.

tapi entah kapan?

Akhir cerita mereka istirahat malam harinya setelah bakar bakar dan dimulailah menyusuri pantai esok harinya yang ternyata masih sepi juga, alhamdulillah mereka semua selamat tidak kurang apapun ketika pulang kerumah.

SARAN

1.Persiapkan Niat Fisik Mental

2.Membawa dan memakai perlengkapan sesuai medannya

3.Bawa makanan dan minuman secukupnya

4.Bawa alat pancing serta kamera underwater / action cam

5.Jangan buang sampah / ranjau sembarangan (bawa pulang sampah)

6.JANGAN KESINI KARENA INI WILAYAH CAGAR ALAM

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini