Weekend memang asyik kalau pergi ke bioskop menonton film ter-update bersama teman-teman geng atau pacar, karaoke di mall, main ke pantai atau ke gunung. Secara estimasi biaya, menonton film mungkin akan menghabiskan biaya sekitar Rp 35.000,00 per orangnya. Belum nanti makan dan minum di foodcourt sekitar Rp 20.000,00. Belum lagi kalau ajak pacar pasti nggak enak kalau nggak beliin makanan. Terus gimana kalau teman-teman geng minta ditraktir?
Naik ke gunung, mungkin alternatif yang baik. Selain lebih dekat dengan alam dan mengagumi ciptaan Tuhan, juga menjadikan pikiran dan tubuh menjadi sehat. Sebab dengan melihat alam dengan gradasi warna hijau dan biru ini bisa membangkitkan pikiran positif. Percayalah.
Pergi ke pantai, asal tidak memecahkan gelas yaa.. #ingat puisi Rangga untuk Cinta.hehe. Pergi ke pantai, selain juga menjadikan pikiran positif, juga meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar pantai. Sebab, jika kamu ke pantai, pasti bayar retribusi (bahasa keren untuk bayar parkir), kamu juga pasti akan upload foto dengan tag pantai tersebut. Pantai itu jadi terkenal dan kamupun secara tidak langsung mengundang banyak visitasi ke objek wisata tersebut.
Tapi, seberapa sering kalian berkunjung ke museum? Saat kecil bersama papa dan mama? Uluh uluh. Pernah kecil juga ya? *yaiyalah min* Apa masih ingat? Coba ingat-ingat lagi apa saja yang kalian temukan di museum itu sewaktu kalian masih sangat kecil. Misalnya kalian berkunjung ke museum Vregerburg di Yogyakarta pada waktu itu, mana bisa kalian menghayati perjuangan para pejuang jika kalian belum tentu paham di usia sekecil itu.
Sekarang kalian telah dewasa, menginjak remaja, mengenal cinta.eaaa.. Ajak teman-teman dan pacar-pacar kalian.ups. Ajak mereka ke museum. Dengan tiket yang murah dan pasti terjangkau kantong pelajar, kalian bisa menikmati perjalanan flashback ke masa-masa dahulu.
Museum apa saja, museum Dirgantara yang berisi berbagai pesawat terbang, helicopter dan bermacam replikanya, Museum Affandi yang tentunya berisi koleksi lukisan Affandi, seorang pelukis yang sangat masyhur kala tahun 50-an, Kraton Mangkunegaran Surakarta, Kraton Kasunanan Surakarta, Kraton Kesultanan Yogyakarta, dan Museum Pura Mangkunegaran, mimin sih belum kesana.haha kalau kesana calling me yaa.. serta masih banyak lagi. Museum-museum di luar jawa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”Tim Dalam Artikel Ini
Keren. Ya memang keberadaan museum lebih langka ketimbang pemandangan alam. Belum semua kota memiliki museum. Artinya perlu biaya yang lumayan juga jika ingin wisata sejarah ke museum. Bagi kita yang senang banget mendengar ksah sejarah, membaca buku sejarah, sudah pasti sangat ingin melihat museum yang berhubungan dengan kisah dan bacaan itu. Melihat langsung itu jauh lebih exciting ketimbang nonton film. Apalagi, kita masih tetep bisa mengeksplor semangat narsis kita, lalu pasang ke IG, lalu ceritakanlah menariknya museum ini pada dunia…… 😀
setuju sekali sama bunda.. (y) baru tulisan pertama bunda, perlu ditambal disana sini..hehe
Binti Aisiah Semua gagasan awal psti masih terbatas yang bisa kita uraikan. Lebih baik mengikat gagasan awal dengan tulisan, ketimbang gagasan itu ngacir entah kemana.
Selamat menulis selalu…. 😀
Bunda Zakyzahra Tuga terima kasih bunda. Siapp. Saya akan terus belajar.. Yuhuyy.. ��