Idealime Mahasiswa, Mindset Serta Gaya Hidup Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Reformasi

Mahasiswa adalah orang yang yang terdaftar di perguruan tinggi. Jika kita berbicara tentang mahasiswa, akan banyak yang kita temui perihal perbedaan antara mahasiswa dulu dan mahasiswa masa kini. Mahasiswa dulu yang saya sebut adalah mereka yang menjadi mahasiswa sebelum reformasi. Sedangkan mahasiswa masa kini yang saya maksud ialah mahasiswa pada abad ke-20 ini. Dalam hal ini saya akan mencoba untuk berbagi pengalaman dengan sahabat-sahabat readers.

Advertisement

Dalam hal ini saya sebagai seorang mahasiswa yang mengeluh terhadap realita mahasiswa masa kini akan mencoba untuk mencurahkan pengalaman saya.

Pertama, mahasiswa dulu adalah tipikal mahasiswa yang mempunyai semangat juang tinggi. Kita bisa lihat sejarah mahasiswa pada saat sebelum reformasi, mereka benar-benar berjuang untuk menumpaskan pemerintahan suharto. Mereka benar benar ingin memperjuangkan hak hak rakyat. Sedangkan mahasiswa masa kini belum mempunyai semangat juang yang tinggi. Semua itu bisa kita buktikan dengan kurangnya gerakan gerakan mahasiswa yang benar benar ingin memperjuangkan rakyat, kebanyakan dari mereka hanya berkelut di dalam wacana tetapi bukan tindakan. Jika mempunyai semangat juang yang tinggi, seharusnya mahasiswa masa Kini juga berani beraksi dan berinovasi dengan wacana-wacana mereka.

Kedua, gaya hidup mahasiswa saat ini sangat terkesan materialis. Mengapa tidak, dulu mahasiswa yang berani beraksi untuk mengkritiki siapapun adalah mereka yang benar benar ingin membenahi carut marut negeri ini. Tetapi sekarang sangat berbeda, mahasiswa saat ini lebih terkesan materialis. Mengapa? Karena seakan akan mahasiswa saat ini adalah majasiswa yang berani bergerak jika ada yang menggerakkan, salah satunya adalah uang. Hari ini demo dan aksi sudah tidak menjadi hal yang ditakuti. Karena mahasiswa saat ini mayoritas mereka berani bersuara dan berjuang tetapi takut lapar. Itu saya rasa sangat berbeda dengan mahasiswa dahulu.

Advertisement

Ketiga, dahulu mahasiswa lebih senang membeli buku daripada update status. Dahulu mahasiswa merasa malu ketika mereka tidak mempunyai pengetahuan, tetapi sekarang mayoritas mahasiswa merasa malu ketika mereka tidak aktif dan tidak eksis di media sosial. Mungkin memang dahulu belum sebanyak saat ini perihal media sosial, tetapi setidaknya mereka juga harus menambah pengetahuan melalui buku tidak selalu dengan media sosial. Mahasiswa saat ini terkesan lebih mementingkan media sosial seperti facebook, whatsapp, line dll. Sedang mereka seakan tak pernah membuka buku yang ada di perpustakaan kampus mereka.

Keempat, dulu perpustakaan merupakan tempat yang ramai dengan orang membaca buku, tetapi sekarang tidak. Jika kita berbicara tentang perpustakaan, dahulu sempat di gambarkan bahwa perpustakaan adalah tempat yang sangat nyaman dan realistis untuk mahasiswa, entah itu aktivis ataupun passifis. Tetapi yang terjadi dan yang saya alami perpusgakaan seakan akan sudah beralih fungsi. Sekarang perpustaak sudah menjadi background untuk foto lalu kemudian di upload di akun media sosial maaing masing. Itu yang saya alamai dan yang menjadi salah satu kegalauan saya sebagai seorang mahasiswa.

Advertisement

Kelima, idealisme mahasiswa saat ini sudah mulai berkurang. Jika kita bicara tentang idealisme mahasiswa dahulu dengan mahasiswa saat ini sangat berbeda. Dahulu mahasiswa mempinyai mindset bahawa mahasiswa yang ideal ialah mahasiswa yang aktifis dan akademis. Mungkin pemikiran itu masih ada yang menganut, tetapi realitanya banyak mahasiswa yang saling menjelekkan antara aktivis dan akademis. Mereka saat ini seakan akan paling benar sendiri. Realitanya, mahasiswa akademis memandang sebelah mata terhadap mahasiswa aktivis dengan alasan mereka, begitu juga sebaliknya. Seakan mahasiswa yg ideal itu hanya aktivis saja dan juga hanya akademis saja. Yang saya rasa ketika kita mencoba untuk berfikir dan saya mendapat kesinpulan melalui eksperimen ternyata mahasiswa yg ideal ialah mereka yang bisa menjadi mahasiswa aktivis yang akademis.

Idealnya mahasiswa harus bisa mengatur dan bertanggung jawab terhadap title kemahasiswaan mereka saat ini. Mengingat mahasiswa adalah agent of change, agent of control dll. Dalam hal ini saya mohon maaf jika ada kata kata yang kurang berkenan, tetapi jika kita berfikir hakikat mahasiswa maka realita saat ini tidak lagi menggambarkan bahwa mereka mempunya tanggung jawab terhadap apa yang seharusnya mereka lakukan untuk diri sendiri dan untuk masyarakat. Semuga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua tanpa terkecuali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

berbagi itu indah, selama kita masih bisa dan mampu untuk berbagi tentang apapun itu kenapa tidak ? karena tidak menutup kemungkinan apa yang kita alami di butuhkan oleh orang lain.

6 Comments

CLOSE