Kamu itu 1 dari 4 Ciri Orang Indonesia yang Remehkan Masa Pensiun?

Masih kerja ya? Keren dong. Sudah siap pensiun belum? Belum ya.

Advertisement

Kenapa? Masih enak kerja ya? Syukurlah kalo begitu. Semoga lancar ya.

Terus mau sampai kapan kerja? Semoga gak sepanjang hayat ya.

Kamu tau gak? Semua pekerja pasti jadi pensiunan.

Advertisement

Siapapun kita bakal pensiun. Dan gak mungkin kerja melulu. Masa pensiun pasti tiba, masa di mana kita gak bisa bekerja lagi. Entah kapan masa itu akan datang? Tergantung kamu sendiri. Masa pensiun, karena tugas kamu sudah selesai.

Terus kalo udah pensiun mau ngapain?

Advertisement

Gak tau ahh, belum kepikir. Masih enak kerja kok. Mau nikmatin dulu masa produktif. Syukurlah kalo begitu.

Pantes ya kalo gitu. Banyak orang yang takut pensiun. Takut berhenti bekerja. Takut gak punya uang, takut gak ada kerjaan, post power syndrome. Memang, masa pensiun itu momok. Masa pensiun itu menyeramkan, menakutkan. Usia sudah tua, produktivitas menurun. Rambut penuh uban, bahkan rontok. Daya tahan tubuh pun mulai tergerus, cepat lelah. Kayak begitulah mereka yang berada di usia pensiun.

TAKUT PENSIUN. Karena banyak orang meremehkan masa masa pensiun. Banyak orang yang gak mau tentukan akan pensiun seperti apa. Dan gak mau mempersiapkkan masa pensiunnya. Pantes, ada hasil riset yang bilang “7 dari 10 orang Indonesia masih ingin bekerja di saat usia pensiun.” Mungkin karena mereka gak siap untuk pensiun? Gak punya uang untuk mempertahankan gaya hidupnya di saat pensiun. Bisa jadi sih.

Kamu tau gak? Masa PENSIUN itu bukan sebuah TEMPAT, melainkan sebuah KEADAAN yang sedang kita ciptakan; menjadi indah atau tidak di ujung cerita.

TAKUT PENSIUN. Gak usah takut pensiun. Asal kamu mau mempersiapkan sejak dini. Mulai menyisihkan “sebagian dana” sekarang untuk masa pensiun. Meminta atau mengikuti program pensiun, agar ketersediaan dana di masa pensiun tetap ada.

Kamu tau gak masa pensiun yang enak?

Pensiun yang enak itu bukan tetap kerja di kantor, di perusahaan. Ketika usia sudah gak layak bekerja lagi. Pensiun yang enak itu kerja di PT SANMARU. Alias SANtai-MAngan-tuRU. Masa pensiun yang bisa SANtai, tetap MAngan terus tuRU. Enak banget ya …. Jadi pengen SANMARU.

Lha terus, kenapa kamu takut pensiun?

Gak tau sih sebabnya kenapa. Tapi ada banyak alasan yang bikin orang takut pensiun. Karena mereka gak siap, karena mereka gak punya dana cukup untuk hidup di masa pensiun. Masih punya banyak kebutuhan, jadi harus tetap bekerja.

Takut pensiun. Karena masih pengen punya gaji dan upah. Sementara jaminan sosial dari pemerintah gak cukup. Program pensiun seperti DPLK gak disediakan kantor. Keluarga juga gak kaya-kaya banget, sedangkan aset yang dimiliki gak ada. Kalo keadaannya kayak gitu, mau ngapain lagi? Iya juga ya, terpaksa emang harus tetap kerja lagi di masa pensiun.

Banyak orang takut pensiun karena selama ini meremehkan masa pensiun. Apapun alasannya, apapun sebabnya. Gak banyak orang di Indonesia yang mau “mempersiapkan” masa pensiun. Ketika bekerja, merasa pensiun masih lama. Ketika bekerja, merasa dirinya kuat dan mampu bekerja. Orang kerja emang enak; punya duit, bisa hidup bergaya, dan suka lupa kesehatan.

Emang kenapa sih kamu meremehkan masa pensiun?

Gak tau sih alasannya. Ya, ngeremehin aja. Karena belum waktunya ngomongin pensiun. Karena masih kuat kerja ngapain pensiun. Merasa umurnya masih muda, jadi tabu bahas masa pensiun. Iya juga ya …

Tapi kalo mau jujur, kamu bisa jadi salah satu dari 4 ciri orang Indonesia yang remehkan masa pensiun. Meremehkan masa pensiunnya sendiri, masa ketika sudah tidak bekerja lagi:

1. Meremehkan usia dan masa kerja.

Banyak orang di saat muda dan bekerja tidak mau “menyisihkan dana” untuk masa pensiun. Merasa pensiun masih lama jadi tidak perlu dipersiapkan, masih ada waktu. Kamu lupa menabung “sedikit” di usia muda maka akan memperoleh “bukit” di masa pensiun.

2. Meremehkan investasi, maunya bergaya.

Namanya juga investasi pasti untuk masa nanti, gak usah ngurusin gaya hidup melulu. Selagi muda dan bekerja harus ada yang bisa diinvestasikan. Untuk masa pensiun, untuk masa gak kerja lagi.

3. Terlalu cepat “mencairkan” tabungan pensiun.

Kalo sudah nabung buat masa pensiun, jangan diambil buat kebutuhan sekarang. Tabungan pensiun itu buat masa pensiunn, bukan buat kebutuhan sekarang. Akhirnya, dana pensiunnya tinggal sedikit atau bahkan habis duluan.

4. Terlalu royal dan konsumeris.

Kamu itu kadang terlalu royal dalam hidup, konsumeris sehingga selalu menghabiskan gaji/penghasilan. Terlalu mengikuti “gaya hidup modern” yang berbiaya mahal. Mulai dari gadget, teknologi, dan gaya hidup lain sehingga tidak mau menyisihkan dana untuk masa pensiun. Seharusnya kamu bisa kok lebih hemat dalam hidup.

Jadi, biar gak meremehkan masa pensiun gimana dong?

Iya gak gimana-gimana. Resepnya gampang, persiapkan masa pensiun dengan sebaik-baiknya. Mau ngapain di masa pensiun, dengan apa hidup di masa pensiun. Karena gak mungkin kita kerja terus-terusan. Semua yang bekerja pasti akan jadi pensiunan. Itu saja.

Salah satu solusinya, millikilah program pensiun seperti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

Karena program pensiun DPLK bisa jadi “kendaraan” kita menuju masa pensiun yang sejahtera. Menabung untuk masa pensiun, sekaligus investasi jangka panjang agar bisa dipakai saat pensiun tibia. Tanyakan saja ke kantor kamu masing-masing, sudah punya program pensiun DPPLK belum ? Kalo sudah punya bagus dan teruskanlah. Kalo belum punya, minta perusahaan atau tempat bekerja kita untuk menyediakannya. Agar masa pensiun karyawannya bisa tetap sejahtera seperti saat masih bekerja …. Okehhh !!

Oke sobats, jangan lagi remehkan masa pensiun. Karena kamu dan semua orang, pasti ingin “menikmati” masa pensiuun, bukan “meratapi” masa pensiun.

GAK USAH TAKUT PENSIUN; Karena jauh lebih baik kita terbang menuju bintang walau akhirnya menabrak bulan daripada tetap di daratan dan terjerembab di comberan. Masa Pensiun kita, gak boleh kayak gitu ….

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!

One Comments

  1. Riska Maria berkata:

    Bingung mau memulai bisnis? Yuk Gabung mitra pembayaran online,transaksi aman,pelayanan cepat,fee lebih menguntungkan dan pendaftarannya gratis. Segera daftar di http://www.agenkiosbank.com

CLOSE