Kamu Pilih Cukup atau Lebih? 4 Alasan Mendingan Cukup Saja

Kamu, pilih cukup atau lebih dalam hidup? Gak usah dijawab dulu. Tarik nafas dan nikmati lelah kamu. Kan baru pulang kerja. Atau capek kerja seharian. Rileks dan santailah. Bahwa hasilnya cukup atau lebih, itu bukan urusan kita kok. Tapi urusan Allah. Kita hanya ikhtiar saja ….

Nah, jadinya giman. Kalo ditanya, kita kerja nyari yang CUKUP atau LEBIH?

Agak susuah sih ngejawabnya. Tergantung mau dari persfekktf mana? Karena setiap kita memang beda-beda. Punya ukuran yang gak sama pula. Entah itu dari soal rezeki, dari soal status sosial. Atau gaya hidup, dan atau soal sikap terhadap kenyataan yang kita alami.

tapi kalo dari hati nurani dan logika, pastinya kita ingin yang LEBIIH. Soal apapun, dan untuk hal apapun. Apalagi buat orang yang kerja, pilihan terbaik tentu nyari yang lebih. Ngapain juga kalo kerja cuma dapat yang cukup.

Lagi pula, hidup yang benar itu kan: bisa dapat lebih banyak, lebih kaya, lebih pintar, lebih cantik, dan yang lebih-lebih lainnya. Bukan cukup banyak, cukup kaya, cukup pintar, cukup cantik. Betul juga sih kalo dipikir-pikir.

Jadi, pengen CUKUP atau LEBIH?

Maaf ni yee. Soal CUKUP atau LEBIH. Itu sebenarnya soal cara pikir. Atau bisa jadi sikap mental kita. Emang sih gak ada dalihnya, hidup kita itu sebenarnya disuruh cukup atau lebih. Cukup boleh, lebih boleh. Tergantung cara pikir kita masing-masing.

CUKUP buat orang per orang memang beda. LEBIH juga beda di masing-masing kita. Makanya, cukup atau lebih adalah sikap mental. Menohok ke dalam diri kita, bersifat internal. Bukan soal “perbandingan” dengan pihak eksternal.

Abis gimana ya. Kalo kita pilih lebih; ingin menjadi lebih banyak, menjadi lebih kaya, menjadi lebih pintar, menjadi lebih cantik, apa itu semuanya benar? Apakah benar, tidak ada orang lain yang “lebih” dan “lebih” lagi dari kita? Terus terang aja, memilih lebih sering kali membuat kita capek sendiri. Dan tidak akan ada habis-habisnya. Apalagi jika harapannya lebih, tapi nyatanya gak cukup alias kurang.

Memang sih, kelebihan harapan juga gak bagus. Terlalu berharap lebih pada negara, berharap lebih pada pasangan, berharap lebih pada apapun. Begitu salah tebak, kita jadi uring-uringan. Maka sebaiknya, kasih aja harapan yang cukup. Jangan berlebihan, betul gak?

Makanya, kalau boleh usul, lebih baik kita pilih yang CUKUP saja.

Mengapa? Gak tau deh alasannya kenapa? Yang penting cukup aja. Ya, secukupnya saja. CUKUP.

Maaf lagi ni yee. Kalo kita telisik lebih jauh, memilih CUKUP bukan tanpa alasan. Secara kejiwaan atau spiritual, cukup bisa dimaknakan “seimbang”, baik lahir maupun batin. Secara ekonomi, cukup bisa dibilang ada di tengah-tengah. Tidak kurang dan tidak lebih. Alias CUKUP. Ada 4 alasan kenapa kita lebih baik memilih CUKUP:

1. Cukup itu cara pikir tentang harta dan kekayaan sebagai hasil dari kerja kita dan pemberian Allah. Karena rezeki itu urusan Allah. Mau kerja keras dan banting tulang kayak apapun, kalo Allah tidak berkenan, gak bakal dapat apa-apa.

2. Cukup juga bentuk syukur atas pemberian Allah. Sehingga kita berpikir positif tentang Allah agar terhindar dari rasa tidak puas, selalu menuntut lebih, atau perasaan selalu merasa kurang.

3. Cukup itu sikap mental karena harta dan kekayaan dianggap bukan tujuan. Melainkan sebagai alat untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Tuhan-nya, bahkan terhadap sesama. Selalu amanah dalam mengelola harta dan kekayaan. Gak mau berlebihan. Jika lebih pun, maka akan dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan.

4. Cukup pada akhirnya juga menjadikan kita tidak terbebani. Bebas, tidak risau, dan tidak mumet atas urusan harta dan kekayaan. Karena memang kita bukan budak mereka.

Begitullah alasan kenapa kita lebih baik memilih cukup. Agar bisa lebih realistis dalam melihat sesuatu, menyikapi apa yang kita punya.

Ohhh, gitu ya. Pantesin, ada orang yang secara ekonomi biasa saja, tapi ia memiliki kecerdasan hati dengan selalu bersyukur kepada Allah. Hidupnya jadi tenang dan bahagia. Senyum menebar kemana-mana.

Pantesin juga, ada orang yang secara ekonomi berlebihan tapi pikiran dan sikap mentalnya seperti orang kekurangan. Ooooo, baru ngerti kalo gitu.

Terus, jadinya pilih cukup atau lebih?

Gak tau deh. Pilih aja sendiri. Cukup boleh, lebih boleh. Yang penting cara pikir dan sikap mental yang mengikutinya.

Hanya saja, kalo cukup yang dipilih, tentu lebih baik. Karena cukup menuntun kita untuk selalu menjaga keseimbangan. Agar tidak disibukkan oleh gangguan pikiran yang selalu “membandingkan” dengan orang lain.

Cukup, sungguh menjadi “singgasana” yang paling pas buat kita. Karena ketika kita bilang CUKUP, itu berarti tidak kurang dan tidak menuntut lebih. Sejatinya, hidup kita untuk cukup. Lalu, kenapa kita minta lebih …. #BelajarDariOrangGoblok

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!