Kau Pergi karena Salahku, dan Kini Aku Merindumu

Izinkan aku menyapamu kembali

Advertisement

Hai, apa kabar lelaki(ku) ? Lelaki yang selama 10 bulan mengisi hari-hariku Sehatkah kau? Ku harap begitu…

Maafkan aku yang sedang merindu

Hari ini aku merindukan kita, merindukan tawamu, merindukan tingkah konyol kita. Ingatkah kau, kali pertama kita bertemu? Ingatkah kau bagaimana kita menghabiskan weekend kita? Aku selalu ingat kita senang sekali bertukar bacaan di hipwee ini, dan sekarang aku menuliskan untukmu, semoga kau membacanya.

Advertisement

Hari ini aku merindukan kita… Rindu yang mungkin tak terbalas, sebab kini telah ada penggantiku di sisimu Ungkapan pepatah “Kau baru akan merasa memiliki ketika kau telah benar-benar kehilangan" memang benar adanya.

Ingin aku marah pada keadaan, mengambilmu kembali ke pelukan,

Advertisement

Aku masih tak bisa melihatmu bersamanya. Aku tidak ingin ada yang menggantikanku. Aku tidak ingin ada perempuan lain yang kau bawa ke Mamamu, selain aku. Tapi, pantaskah semua itu?

Lima bulan lalu kita memutuskan mengakhiri semuanya, karena sebuah alasan bodohku, Sayang…

Secepat kilat ku mampu memutuskan semuanya, hanya karna setitik kisah masa laluku menelusup masuk ke hubungan kita. Ya, aku meninggalkanmu. Waktu itu aku berkata bahwa rasaku padamu sudah biasa saja. Tapi kini, setelah kau memilikinya, aku merasakan sakit itu, Sayang.

Apakah aku masih cinta? Apakah aku masih sayang? Kenapa cemburu itu menelusup masuk sebegitu sakitnya? Ahhh, tapi aku paham sakitku ini tak sebanding dengan sakitmu, lima bulan lalu, ketika aku memutuskan pergi demi yang lain…

Sekuat tenaga sekarang aku memintamu kembali, akankah ada hasilnya? Dia yang menggantikanku, telah memintamu untuk tak memperdulikan aku. Kau hapus semua sosial mediaku, pesan teksku pun tak kau balas, walau hanya satu huruf saja.

Maafkan aku untuk rasa sakit itu,

Adakah kata-katamu yang menyatakan bahwa aku selalu ada di relung hatimu bagaimanapun keadaannya, masih berlaku? Kini aku sadar, masih ada kau di hatiku. Aku hanya mampu mendoa Mengobati sakitku sendiri, seperti kamu dulu. Doakan aku kuat, Sayang...

Dan teruntuk penggantiku, bersenang-senanglah bersama lelakiku

Terima kasih untuk segala larangan yang kau berikan untuknya. Terima kasih sudah menjauhkanku, dari lelaki (ku). Satu hal yang ku yakin, yang selalu ada, akan kalah dengan yang selalu mendoa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

masih mahasiswa akunstansi, yang suka menerjemahkan perasaan lewat aksara dan foto

One Comments

  1. Muhammad Ridho Ta'alab berkata:

    Penyesalan sedih pasti di akhir sebuah kisah bahagia

CLOSE