Kembali [Belajar] Menghargai Indonesia

Kawan, masih ingatkah kita dengan cerita tentang pribadi-pribadi yang berjuang bersama-sama untuk mewujudkan sebuah negara? Negara yang kini kita kenal dengan nama Indonesia. Ya, Indonesia. Masih ingatkah kalian dengan cerita jadinya Indonesia? Bagaimana dulu orang-orang dengan segudang perbedaan, mencoba untuk bersatu mengikrarkan Sumpah Pemuda? Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks, Jong Minahasa, Jong Java, dan organisasi kepemudaan lain, bersatu padu menyuarakan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia.

Advertisement

Kawan, kita ketahui bersama bahwa Indonesia itu negara yang multikultur. Dari Sabang hingga Merauke, terbentang berjuta bahkan bermilyar keberagaman. Suku, ras, agama, etnis, budaya berwarna-warni memenuhi keindahan nusantara. Susahkah menyatukan semua itu? Susah pastinya. Sulit tentunya. Tiap keberagaman yang ada pastilah membuat kita merasa terkotak-kotakkan. Tak jarang juga perbedaan yang ada menimbulkan konflik. Cekcok antar pribadi atau kelompok sering juga kita temukan akhir-akhir ini. Sebenarnya, apa penyebab semua ini? Apa yang jadi sebabnya?

Kawan, sebabnya cuma satu. Kau tahu? Ego. Ya, ego. Ego yang menguasai diri kita menjadi penyebab utama hadirnya konflik di bumi pertiwi ini. Sikap-sikap seperti primordialisme, eksklusivisme, dan etnosentrisme menjadi fondasi-fondasi utama hadirnya konflik. ‘Kami’ dan ‘kalian’ menjadi semakin bergema di negeri ini. Mengusik satu sama lain. Merasa kelompoknya paling benar, paling baik, dan paling unggul. Terlalu bangga dengan kebenaran pendapatnya dan menganggap orang lain salah, semakin menambah panasnya negeri maritim ini.

Hai, kawan. Dulu ketika SD, kita belajar tentang sikap saling menghargai kan? Apa sekarang kita sudah lupa dengan nilai luhur yang satu ini? Atau pura-pura lupa? Dulu, guru-guru kita mengajarkan dan selalu mempraktikkan nilai karakter saling menghargai. Tiap saat, sampai-sampai dulu kita bosan karena hanya itu yang diulang-ulang tiap harinya.

Advertisement

Tapi, apa kau tahu kawan? Apa yang dilakukan guru kita itu benar adanya. Tiap hari mengajak kita untuk menghargai, menghargai, dan menghargai. Mungkin dulu kita belum begitu paham tentang implikasi dari nilai luhur ini. Tapi sekarang, ketika usia sudah tak lagi muda. Rasa-rasanya tiap waktu kita harus menerapkan nilai yang satu ini. Terlebih ketika masalah perpecahan mencoba menyulut negeri ini.

Sudah seharusnya sebagai bangsa yang majemuk, kita menghargai satu sama lain. Menghargai tiap perbedaan yang ada. Tidak mencoba menjadi provokator hadirnya konflik-konflik sosial yang berlatar belakang perbedaan. Bukankah Tuhan menciptakan manusia itu berbeda. Kita diciptakan-Nya laki-laki dan perempuan, bersuku-suku, berbangsa-bangsa untuk satu tujuan. Hanya satu. Yaitu untuk saling mengenal. Ya, Tuhan menganugerahkan perbedaan yang ada agar kita saling mengenal, yang kemudian dapat saling menebar kasih sayang antar sesama, tanpa melihat perbedaan yang ada.

Advertisement

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai religi, sudah sepatutnya kita menjadi pribadi yang berlandaskan pada kepercayaan masing-masing. Manusia itu insan. Insan sendiri berarti intim, harmoni, sehingga manusia sejak lahir sebelum menerima amanat agama, harta, dan lain-lain, yang pertama diamanatkan adalah menjaga keintiman dan keharmonisan. Tugas utama manusia adalah memanusiakan manusia. Itu esensi dasarnya.

Jadi, sebagai manusia kita harus selalu belajar bagaimana cara memanusiakan manusia. Menghargainya, menghormatinya, memaafkan tiap kesalahannya. Kita harus mampu menekan ego kita masing-masing. Jangan mudah tersulut dan jangan mudah terprovokasi. Kita juga harus introspeksi diri, pribadi kita masing-masing. Sudah cukup menghargai kah kita? Sudah mampu memanusiakan manusia kah kita?

Kawan, sebagai bangsa Indonesia, jangan sampai kita menyamakan keberbedaan yang ada, tapi mari kita bergotong royong menyatukan perbedaan yang kita miliki. Selain itu, mencoba berprasangka baik terhadap Indonesia akan menjadikan negeri yang damai ini semakin damai. Semakin diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE