Ketika Lisan Sudah Tidak Mampu Berucap, Inilah Surat Kecilku Untuk Sahabat

Aku tidak pernah menginginkan hari perpisahan itu terjadi. Pun aku tidak pernah menolak untuk dipertemukan sosok yang bisa membuatku belajar untuk mendewasakan diri. Tapi apalah, kaki ini harus tetap melangkah untuk menggapai setiap jengkal mimpi. Kita dipertemukan di tempat yang sekarang bukan karena sebuah kebetulan. Surat kecil inilah yang aku tulis melalui kesukaran, kebahagiaan dan air mata.

Tahukah kalian? hatiku kini menanggung rasa sepi.

Tahukah kalian? akan selalu ada canda tawa yang ingin ku nanti.

Kawan, untuk saat ini biarkanlah aku sejenak berimajinasi, mengucap kata seindah-indahnya. Mengingat kembali setiap detik waktu yang telah kita lewatkan. Aku mengingatnya baik-baik, waktu disaat aku membuatmu tertawa, waktu disaat membuatmu terluka, waktu disaat membuatmu bersedih, hingga waktu dimana aku harus melepas saat ini.

Kita telah mengukir pahit manis kehidupan bersama. Tidak ada kata perpisahan yang bisa kuucap, kawan. Hanya bisa kuucap selamat jalan, lanjutkanlah perjalananmu ke arah yang berlainan, di suatu tempat yang baru. Tempat yang akan menjadi pertemuan kita esok hari. Mungkin hari ini hati kita tengah terluka oleh perpisahan raga, tapi yakinlah akan ada simpul erat yang terpatri di setiap nurani.

Seiring berjalannya waktu bersamamu, waktu mengajarkan banyak hal. Ketika semua orang tidak mengerti apa yang aku lakukan, pilihan yang kubuat, atau keputusan yang kuambil, kalian selalu ada untuk memberi jalan terang. Aku selalu percaya bahwa akan tiba suatu masa dimana gelak tawa, perjuangan dan cerita yang telah kita lalui bersama akan menjelma menjadi sebuah kisah klasik yang kelak menjadi pelengkap kisah sukses di kemudian hari.

Inilah surat kecilku yang aku tulis dikala lisanku sudah tidak mampu mengungkapkannya. Maafkan aku yang tidak bisa menghadiahkan hal teristimewa dalam hidupmu. Maafkan aku jika kehadiranku pernah menorehkan luka. Apa yang bisa aku berikan untukmu hanyalah lantunan doa di setiap sujudku. Berbahagialah, bahagiamu adalah bagian dari harapku.

Sejarah bukan hanya rangkaian cerita. Ada banyak pelajaran, kebanggaan dan harta di dalamnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Life is either a daring adventure or nothing -Helen Keller