Lesbian dan Gay: Jangan Dikucilkan, Jangan Diizinkan

Advertisement

Lesbian dan Gay adalah penyakit. Orang sakit harus disembuhkan, bukan dikucilkan

Belakangan sedang heboh dengan warna pelangi di jejaring social, Facebook pun termasuk dalam hal tersebut. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ‘pelangi’ tersebut digunakan sebagai symbol perayaan legalisasi pernikahaan sesama jenis di Amerika.

Pro dan kontra mengenai legalisasi tersebut muncul di mana-mana dan dari berbagai kalangan, masyarakat Indonesia pun ikut heboh dengan hal tersebut. Mereka yang pro berteriak-teriak atas nama hak asasi dan cinta. Menganggap dirinya sebagai minoritas yang mencintai sesama jenis dalam mayoritas yang mencintai lawan jenis.

Advertisement

Sebagai bangsa yang bermoral dan berketuhanan Yang Maha Esa rupanya tak menjadikan seluruh masyarakat kita dalam pihak kontra. Tak sedikit masyarakat Indonesia yang berada dalam pihak pro.

Sebenarnya apa yang menyebabkan seseorang menjadi lesbian dan gay? Lantas, bagaimana seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang bermoral, beradab dan berketuhanan Yang Maha Esa menanggapi hal tersebut?

Lesbian dan Gay disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

Pergaulan yang Homogen

Advertisement

Seseorang yang lesbian dan gay menjadi jatuh cinta oleh sesama jenis karena kemungkinan besar dalam pergaulannya tak pernah mencoba bergaul/berteman dengan lawan jenis. Hal tersebut membuat ketertarikan terhadap sesama jenis muncul.

Trauma

Kemungkinan seorang lesbian dan gay merasa trauma menjalin cinta dengan lawan jenis. Sakit hati yang mendalam dan merasa tidka mampyu menyembuhkannya. Biasanya, seseorang yang sedang patah hati bakal membagi ceritanya kepada sahabat-sahabat mereka yang kemungkinan besar adalah sesama jenis. Merasa bahwa sahabatnya sangat baik, mau mendengarkan dna mengerti perasaan sakitnya maka ia merasa lebih aman bila berinteraksi dengan sesama jenis, hingga pada akhirnya ia merasa lebih tertarik untuk menjalin hubungan cinta dengan sesama jenis.

Rindu Kasih Sayang Ibu atau Ayah

Kemungkinan lainnya mengapa seseorang bisa menjadi lesbian dan gay karena sejak kecil jauh dari sosok orangtua. Seorang anak perempuan yang sejak kecil jauh dari sosok ibu, hanya tinggal bersama ayahnya, ditambah ayahnya merupakan sosok yang kurang dapat memberikan perlindungan dnan kasih sayang terhadapnya.

Kemudian saat mulai beranjak dewasa dan memiliki pergaulan luas ia memiliki sahabat perempuan yang baik, perhatian dan membuatnya selalu merasa nyaman. Pada akhirnya ia ingin selalu berada di samping sahabatnya tersebut karena sahabatnya sanggup menghilangkan rasa haus terhadap kasih sayang seorang ibu yang telah lama ia rasa.

Perasaan ingin selalu berada di samping sahabatnya lambat laun membuatnya merasa ingin memiliki sahabatnya dan tidka bakal membiarkan orang lain merebut sahabatnya tersebut.

Hal yang sama pun juga dapat terjai pada seorang anak laki-laki yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah.

Sebagai bangsa Indonesia yang beradab dan berketuhanan Yang Maha Esa, maka beberapa hal berikut dapat kita lakukan untuk menyayangi dan menjaga para lesbian dan gay:

Jangan Mengucilkan

Sungguh, jangan dikucilkan. Dikucilkan itu rasanya sangat tidak enak. Apakah dengan mengucilkan mereka maka populasi para lesbian dan gay bakal berkurang?

Alih-alih nanti berkurang. Justru bila mereka dikucilkan mereka hanya bisa berinteraksi dengan pasangan sesama jenisnya. Alhasil, ‘cinta’ mereka semakin kuat dan sampai mati bisa tetap saja menja lesbian dan gay.

Bertemanlah Dengan Mereka dan Jangan Tirukan!

Bertemanlah dengan mereka. Mereka tidka mengigit, tidak menyakiti, kecuali mereka adalah lesbian dna gay yang mengidap psikopat. Namun karena kita bukan lesbian dan gay, dan mengetahui bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang salah, maka jangan menirukan mereka!

Mencarikan Teman Lawan Jenis

Carikan mereka teman lawan jenis. Kalau perlu yang banyak, hingga presentasi pertemuan mereka dengan sesama jenis lebih sedikit dari presentasi pertemuan mereka dengan lawan jenis. Karena lebih sering bertemu dengan lawan jenis, pada akhirnya mereka bisa jadi jatuh cinta dengan lawan jenis.

Berikan Pehaman Dengan Halus dan Pelan-pelan

Berikan mereka pehaman dengan halus dan pelan-pelan bahwa lesbian dan gay bukanlah hak asasi, melainkan sebuah penyakit yang harus disembuhkan. Dan dalam agama apapun melarang hal tersebut.

Islam, Kristen (Protestan dan Katholik), Hindu, Buddha, Kong Hu Cu. Semua melarang pernikahan sesama jenis. Salah! Yang benar Tuhan agama-agama tersebut melarang pernikahan sesama jenis

Jangan Beri Izin Untuk Menikah

Pernikahan sesama jenis tidak bakal ada generasi. Beri tahu mereka dengan hati-hati, nanti jika sudah tua, siapa yang bakal merawat mereka kalau bukan anak-anak mereka? Bagaimana bisa tiba-tiba mereka memiliki anak padahal mereka sesama jenis?

Nah, sekarang tahu kan apa saja penyebab lesbian dan gay serta bagaimana cara menyikapi kaum minoritas tersebut? Sekarang laksanakan! Mereka sakit. Orang sakit harus disembuhkan, bukan dikucilkan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Movie, k-drama and anime enthusiast

4 Comments

  1. Fandy Wirawan berkata:

    WARNING! Artikel ini SALAH. GAY BUKAN PENYAKIT!

    Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) dan WHO sudah menetapkan bahwa gay BUKAN penyakit! APA bahkan sudah menghapus homoseksualitas dari daftar penyakit jiwa sejak akhir th 1970an. Banyak kaum beragama menuduh ini rekayasa gay tapi mereka lupa satu fakta bahwa keputusan macam itu tak bisa seenaknya diputuskan krn menyangkut hidup orang banyak. Plus, reputasi para dewan psikologi dipertaruhkan! Jadi, jika induk organisasi psikologi dunia sudah menyebut gay itu normal, maka psikolog Indonesia yang berani bilang gay itu penyimpangan atau pilihan adalah psikolog yang tidak kompeten !!!

    http://en.wikipedia.org/wiki/Homosexuality_and_psychology

CLOSE