Merdeka Sekali, Sudah Itu Mati: Sebaris Idiom Atas Kemerdekaan Jiwa

1945 – 2016. Kita tidak bisa hanya duduk berleha-leha menikmati hasil kemerdekaan dari jerih payah para pahlawan Negara kita. Kalaupun kita bukan hidup di masa perjuangan kemerdekaan, setidaknya kita mesti mengerti bagaimana memaknai arti dari kata merdeka. Tidak hanya sampai mengerti saja, namun juga pengaplikasiannya yang harus sinkron dengan pemahaman.

Banyak arti yang bisa kita pahami dari kata merdeka. Tidak usah jauh-jauh, kemerdekaan jiwa raga sendiri misalnya. Bagaimana macamnya, setiap individu pasti berbeda. Hedonis berkata bahwa merdeka itu bisa punya segalanya. Para player berkata bahwa merdeka itu memiliki banyak cinta. Borjuis beropini bahwa merdeka itu berkumpul dengan yang se-tahta se-pijakan. Sedangkan feminis bisa berujar bahwa merdeka itu penyetaraan segala daya. Lalu, bagaimana definisi yang tepat sasaran bagi semua manusia akan arti dari merdeka?

Merdeka adalah keutuhan sebuah hati. #MerdeKamu

Apapun dan dimanapun kita berada di muka bumi ini, dimanapun kita memijakkan kaki, semua berawal dan bermula pasti dari hati. Tak peduli apa jenis ‘bisnis’ yang tengah di tempuh, semuanya tetap membutuhkan hati. Merdeka adalah keutuhan sebuah hati. Mengapa keutuhan? Karena disadari atau tidak, diakui atau tidak, keutuhan hati makin semakin lama semakin terkikis oleh segala macam perbuatan dari tangan manusia itu sendiri. Dan mengapa harus hati? Pertama, sudah menjadi ketetapan dari Tuhan untuk para manusia, bahwa hati lah yang perlu untuk selalu dijaga dan diawasi. Dari hati bermula, segala baik maupun buruk akan bermuara. Kedua, hati adalah pembeda antara manusia atau bukan manusia (binatang contohnya). Binatang hanya memiliki rasa defensif untuk keberlangsungan hidup mereka, tanpa ada yang namanya keutuhan hati. Meskipun tak jarang kita dengar bahwa binatang pun punya perasaan. Nyatanya, hal terkuat dari mereka hanyalah kadar defensif yang terus ditingkatkan seiring berjalannya waktu. Beda halnya dengan manusia. Manusia dianugerahi oleh Tuhan sebuah hati dan perasaan untuk berfikir, untuk merasa, untuk berdaulat dengan keutuhan itu sendiri.

Merdeka adalah bagaimana kita bisa menghirup oksigen dengan lancar tanpa adanya campuran gas beracun, seperti sianida misalnya. Merdeka adalah ketika kita bisa berguna untuk setidaknya kerabat terdekat kita, berguna dalam hal positif, apapun jenisnya.

Keutuhan hati memang sebuah elegi yang tak sedikit dinanti-nanti oleh semua manusia. Prosesnya panjang, tak jarang butuh pengorbanan hanya untuk mengasah dan terus mengasah keutuhan tersebut. Penuh duri, menyakitkan, mengecewakan. Jangan harap untuk ‘memerdekakan’ hati hanya akan menghadapi sebulir-dua bulir problema. Seperti halnya merebut kemerdekaan dari para penjajah bangsa, keutuhan hati pun harus dituntaskan demi pencapaian kata merdeka hati yang abadi.

Merdeka sekali, sudah itu mati, bisa diharfiahkan sebagai bagaimana kita terus berupaya membentengi keutuhan hati selama nafas masih ada, dari roda roda pengikis keutuhan tersebut. Karena merdeka adalah keutuhan sebuah hati, maka tak mungkin prosesnya hanya dalam kurun satu-dua hari.

Merdeka sekali, sudah itu mati! Merdekakan hatimu, lalu pergilah dengan senyum senang.

Salam hangat #MerdeKamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka Nafas. Suka Nulis. Suka Minum Kopi (Hitam). Suka Gitaran (yang kordnya sukasukahati) Suka Nongkrong.

6 Comments

  1. Ketjup dulu sini neng kotoo :*