Numismatik, Hobi dan Sejarah Uang Indonesia yang Buatmu Kagum

Hai.

Pasti tahu atau pernah dengar koin warisan mbah buyut atau leluhur ini kan? Sebutan untuk koin masa jaman penjajahan Belanda. Ada beberapa jenis koin Belanda yang beredar di Indonesia dan penyebutan di masyarakat kita pun berbeda-beda. Ada koin yang ditulis Nederlandsch Indie, tapi beberapa orang menyebutnya koin Gulden, koin bolong dan koin benggol.

Sementara koin yang bertuliskan VOC lebih dikenal dengan istilah duit. Mungkin inilah cikal bakal penyebutan duit sebagai kata lain dari uang di Indonesia. Entah bagaimana awal sejarah penyebutan koin-koin tersebut, tapi nama ini berkembang di masyarakat kita pada masa penjajahan hingga diwariskan masa kini.

Di wikipedia di jelaskan Duit (bahasa Belanda: duit, bahasa Jerman: deut) adalah sebutan informal untuk uang dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu. Istilah ini berasal dari nama salah satu uang koin logam yang digunakan dalam perdagangan di Belanda serta wilayah di barat Jerman yang berbatasan dengannya (Kleve dan Geldern) pada abad ke-17 dan ke-18. Indonesia, Malaysia dan beberapa wilayah di Amerika dan Afrika yang pernah berada di bawah pemerintahan VOC dan kolonial Belanda kemudian juga turut menggunakannya.

Koin duit digunakan di Belanda sampai dengan tahun 1854. Secara etimologis, kata duit/deut berasal dari kata bahasa Norse Kuno thveit yang artinya sejenis koin kecil, namun arti harfiahnya ialah "kepingan-kepingan". Dalam buku sejarah pernah diterangkan bahwa Indonesia di jajah Belanda selama 350 tahun.

Namun sebelum Belanda masuk, Indonesia sudah memiliki beberapa mata uang dari berbagai kerajaan yang berkuasa pada masa itu serta uang dari para pedagang China yang biasa disebut dengan Gobog China atau Pis China. Sementara koin VOC mulai beredar di Indonesia sekitar tahun 1726 – 1794, beberapa katalog uang koin menyebutkan koin ini dibuat sekitar tahun 1602 dan beredar di seluruh wilayah jajahan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) hingga sekitar tahun 1800. Kemudian sekitar tahun 1800-1945 beredar dua jenis uang, yaitu uang Neder Indie atau Nederl Indie atau yang dikenal dengan duit dan uang Indie Batavia yang juga mulai diterbitkan secara bersamaan, saat pemerintah Belanda menetapkan Batavia atau Jakarta sebagai Ibukota Hindia Belanda.

Sementara periode uang Nederlandsch Indie lebih mudah di identifikasi yaitu mulai dari tahun 1856-1945. Nah, kami akan mencoba membahas koin Nederlandsch Indie lebih detail. Karena koin ini masih banyak ditemukan dan diperdagangkan, jadi tidak terlalu sulit untuk mengidentifikasinya. Silahkan beri saran dan kritik jika ada salah. Karena kami hanya kolektor bukan sejarahwan.

Secara garis besar koin jenis ini beredar di Indonesia mulai Nominal 1/2 cent hingga 5 cent dengan bahan utama koin dari perunggu, namun untuk koin 5 cent terbuat terbuat campuran tembaga dan nikel. NEDERLANDSCH INDIE 1/2 Cent 1945. Berat 2.3g. Diameter 17mm. DESAIN : Terdapat tulisan Nederlandsch indie 1/2 cent di lingkaran paling luar. Sedangkan lingkaran dalam terdapat tulisan tahun Pembuatan uang misal tahun 1945 dan lambang Crowned serta kuda laut. Sisi lainnya terdapat tulisan Jawa yang berbunyi "Sapara Rong Hatus Rupiyah" dan Arab yang berbunyi "Saparu Rong Atus Rupiyah" dalam bahasa Indonesia berarti "Setengah Dua ratus Rupiah".

Lain lagi dengan cerita koin NEDERLANDSCH INDIE 1 Cent. Koin ini memiliki dua tipe, koin berlubang yang mulai beredar sekitar tahun 1857-1929 dan tipe tidak berlubang dari tahun 1936-1945. Memiki berat sekitar 4.8g dengan diameter: 23mm. DESAIN: Untuk koin terbitan 1936-1945 terdapat lubang di tengah dengan nilai 1 C di bawah dan tulisan Nederlandsch INDIE serta gambar padi.

Di sisi balik koin terdapat tulisan berhuruf Jawa, Arab dan relief bunga. Sementara untuk koin terbitan 1857-1929 koin ini tidak memiliki lubang. Desainnya terdapat logo Crowned Dutch Arms yang diapit angka tahun terbit koin. Di atasnya terdapat tulisan Nederlandsch Indie dan nominal koin. Sisi dibaliknya tulisan huruf Jawa dan Arab.

Ada dua kesamaan pada koin ini yaitu kesamaan tulisan huruf Jawa dan Arab. Pada kalimat yang tertulis menggunakan aksara Jawa berbunyi "Sapara Satus Rupiyah". Sementara yang tertulis huruf Arab berbunyi "Sapara Saratus Rupiyah" dalam bahasa Indonesia berarti "Setengah Seratus Rupiah" Keunikan lain di koin 1 C terbitan 1945, yaitu adanya huruf P, D dan S yang tertulis kecil setelah angka 1945. Penulisan ketiga huruf tersebut untuk menunjukkan pabrik dibuatnya koin. P untuk United States Mint, Philadelphia, PA, U.S.A. S untuk United States Mint, San Francisco, CA, U.S.A. D untuk United States Mint, Denver, CO, U.S.A. Untuk pecahan 2,5 cent (disebut juga sebagai benggol) dibuat dari bahan tembaga seberat 12,5 gram. Diameter: 31mm DESAIN Depan: logo Crown Belanda dan tahun, terdepat tulisan Nederlandsch INDIE dan nominal uang 2 1/2 cent. Belakang: terdapat tulisan berhuruf Jawa dan Arab yang berbunyi "sapara patang puluh rupiyah" atau dalam bahasa Indonesia berarti "setengah empat puluh rupiah".

Koin Nederlandsch Indie ini dibuat pada masa Ratu Belanda WILLEM III untuk koin yang diproduksi tahun 1856-1858 dan Ratu WILHELMINA untuk koin produksi tahun sesudahnya hingga tahun 1945. Ternyata pada masa penjajahan Belanda Rupiah sudah jadi nama mata uang kita lebih dulu, sebelum kata Indonesia muncul dan resmi jadi nama negara kita. Untuk koin 5 cent tunggu investigasi kami selanjutnya.

Karena relief koin ini tidak terlalu timbul seperti ketiga koin di atas, maka kami masih butuh waktu untuk mempelajarinya. Di kalangan Numismatik atau kolektor uang kuno, harga koin-koin masa penjajahan Belanda ini, belum memiliki harga pasti. Sejauh ini katalog mengenai uang kuno, hanya menerbitkan katalog jenis uang kertas, belum menjangkau uang koin.

Sehingga ada beberapa orang yang menerapkan harga jutaan hingga milyaran untuk satu jenis koin Belanda ini, karena anggapan bahwa koin ini merupakan koin tua, hanya dilihat berdasar angka terbit koin. Namun berdasarkan Standard Catalog of World Coins 2008 harga koin ini untuk kondisi yang masih sangat bagus koin dari tahun 1945 dihargai $3 dan termahal koin tahun 1856 seharga $ 200. Harga koin ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi koin dan kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

3 Comments

  1. Salam kenal….
    Menarik membahas koin nederlasch indie
    Sekedar berbagi aja bahwa tulisan arab dan jawa pada koin tersebut adalah nilai dari uang itu sendiri.Contoh pada koin 1 Cent/sen tertulis Seper seratus rupiah artinya 1 rupiah dibagi seratus.1 rupiah = 100 sen.Bukan separo atau setengah.Mungkin ini yang mengawali penghitungan persentase(%).