Pro-Kontra Soal Perempuan yang Berpendidikan Tinggi. Bagaimana Pendapatmu?

Bicara soal perempuan, rupanya masih banyak terjadi hal-hal diskriminatif yang seolah menjadikan makhluk satu ini tidak memiliki hak seluas yang dimiliki laki-laki. Memang betul bahwa laki-laki adalah pemimpin untuk perempuan. Tapi bukan berarti perempuan tak bisa berkembang. Dalam persoalan pendidikan misalnya, perempuan dianggap seolah tidak terlalu membutuhkannya. Bahkan ada satu pemahaman yang keliru tapi cukup erat dalam masyarakat kita seperti,

Perempuan tidak seharusnya sekolah tinggi karena pada akhirnya tempatnya hanyalah di dapur dan cukup dengan kemampuan 3M-nya –manak, macak, masak atau mengandung, bersolek dan masak.

Halo! Ini sudah bukan lagi zaman kolonial. Ini zaman di mana beasiswa pendidikan bertebaran dan kesempatan lebar bagi siapa pun yang ingin terus melanjutkan pendidikannya, tanpa terkecuali perempuan. Seperti yang dikatakan Malcolm, bahwa pendidikan adalah paspor untuk masa depan. Ia adalah milik mereka yang mempersiapkannya sejak dini. Kutipan dari Malcolm ini menunjukkan betapa pendidikan itu sangan penting dan memiliki peran besar dalam kehidupan seseorang. Ibarat berinvestasi untuk masa depan, bukankah perempuan-perempuan yang kelak menjadi guru sekaligus madrasah pertama bagi anak-anaknya ini wajib mengantongi semua itu. Jadi seharusnya para perempuanlah yang harus mendapatkan pendidikan yang lebih. Bayangkan bagaimana jika para perempuan ini tak memiliki bekal pendidikan yang cukup? Apa kabar generasi masa depan?

Lain lagi dengan pemahaman yang satu ini. Perempuan seharusnya tidak perlu meneruskan pendidikannya ke jenjang magister. Sebab ini akan menyebabkan dirinya sulit untuk mendapatkan laki-laki yang mau menikahinya.

Hmmm… ini pemahaman kuno yang harusnya dihapus dari muka bumi. Gemezzz!

Come on girls! Hal-hal yang seperti ini tidak penting kamu pikirkan. Bukankah jodoh itu sudah diatur sama Tuhan? Jelas-jelas sudah diatur kok masih ragu. Keimananmu perlu dicek ulang, nih. Satu hal yang perlu kalian ketahui, singa tidak mungkin kawin sama kelinci. Jadi kalau kamu terus memperbaiki kualitas dirimu dalam hal apapun, pasti jodoh yang dikirimkan Tuhan pun juga berkualitas. Karena jodoh itu cerminan diri.

Jadi, buat kamu para perempuan yang ingin bersekolah tinggi, sekolahlah! Kalau ada obrolan-obrolan tak enak didengar, yang perlu kamu lakukan adalah menutup rapat dua telingamu. Buktikan kalau keputusanmu tidaklah salah. Tapi ingatlah, pendidikan tinggimu bukan berarti membuatmu bisa berbuat semena-mena terhadap sesamamu. Perempuan terdidik tidak seperti itu. Jadilah perempuan yang berdikari, tapi tetap menaati kodrat yang dimiliki.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a teacher who loves writing (sometimes) :P

16 Comments

  1. Baroqah berkata:

    Betul.
    Perempuan berhak sekolah tinggi.
    Perempuan harus smart, karen madrasah pertama anak letaknya pada seorg ibu.
    Jadi klo ibunya ga smart, gmna mau melahirkan generasi yang lbh

  2. Mollen berkata:

    Pendidikan tinggi doang klo g bisa nyari duit sendiri juga biasa2 aza min kagak ada yg sepecial

  3. Sangat perlu untuk mamah muda masa kini.. 2017 brow

  4. Dtbs Steel berkata:

    selama mau menempuh pendidikan, yah jalani aja. berhasil raih sarjana, kerja, berkarier.
    dan nanti kalo udah berumah tangga,
    toh urusan dapur, urusan cuci pakaian, urusan bersih bersih sekaligus jaga rumah bisa diwakili sama bibi, PRT gitu. bayar sendiri tapi upahnya mereka, kan dirimu udah wow.
    terakhir, urusan kasur yah..males ngewe daku juga. jadi kalo nanti udah punya anak, daku yang begitu dekat sama anak. dirimu wanita fokus berkarier aja

  5. Theresia Widia berkata:

    Perempuan berhak sekolah tinggi, karena perempuan bukan hanya sebagai istri tetapi juga merangkap sebagai guru bagi anak anaknya. Pendidikan yang pertama kali diterima seorang anak adalah dari dalam keluarganya

  6. Vania Elisabeth Girsang

  7. Fandelline berkata:

    Sangat setuju:
    – perempuan berhak belajar agar pola pikir mengimbangi suami dan utk melaksanakan fungai sbg madrasah bagi anak2nya maka pendidikan yg ditempuh “seharusnya” sesuai dgn tujuan tsb (bukan asal sekolah/kuliah dan ngak harus pendidikan formal)
    – jodoh diatur tuhan maka kehidupan juga diatur. Ada aurat yg harus dijaga, batasan pergaulan, ketentuan keluar rumah dll. Maka jika mo menempuh pendidikan jgn hanya memikirkan hak/pentingnya belajar saja tp patuhi juga ketentuan2 yg diwajibkan thdp perempuan.