Pilkada Jakarta Sudah Selesai. Yuk Kita Kembali Merajut Tali Bhinneka Tunggal Ika Yang Hampir Terputus.

Tanggal 19 April adalah saksi sejarah terpilihnya Anies-Sandi sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang baru. Apapun pertentangan yang ada, beberapa quick count dari lembaga survey kali ini serempak mendeklarasikan Anies-Sandi sebagai pemimpin Jakarta berikutnya. Untuk pertama kalinya para lembaga survey berjalan serempak, karena biasanya di setiap pemilihan selalu saja mengalami perbedaan yang sangat krusial, anda mungkin sudah sering menyaksikannya, ketika hasil quick count selalu berdasarkan pemilik stasiun televisinya. Namun kali ini sayangnya tidak, entahlah apa yang terjadi dengan mereka.

DKI Jakarta akhirnya mendapatkan pemimpin baru. Setelah beberapa bulan mengalami gejolak yang sangat menegangkan, bahka negara-negara di belahan dunia lain pun ikut merasakan getaran politik yang begitu bergejolak di daerah istimewa kota Jakarta tersebut. Terbayang beberapa waktu lalu dimana kondisi Jakarta begitu menegangkan, bahkan hampir saja terjadi tindakan yang merenggut nyawa NKRI ini.

Namun akhirnya tak sampai hingga disitu, hanya perang dingin saja yang tentunya tak lepas dari berbagai macam bumbu pemanas buatan. Sampai disini, saya pribadi masih belum tahu apakah itu benar atau tidak. Hanya yang maha mengetahui yang mengetahuinya. Beberapa diantara kita mungkin bilang iya, namun tak sedikit pula yang akan mengatakan tidak. Setiap orang memiliki tafsiran masing-masing terkait isu yang satu ini.

Masyarakat Jakarta yang akan memilih pemimpinnya, namun dunia maya yang malah lebih heboh. Mereka yang sama sekali tak memiliki hak suara, malah lebih banyak berkontribusi terhadap memanasnya api perpolitikan di kota Jakarta. Dunia maya setiap hari memanas, para pendukung dari masing-masing calon tak henti-hentinya saling menyerang satu sama lain, bagaikan pertarungan sengit dunia air dan api dalam dunia Avatar.

Dunia maya memang bengis dan sadis, segala hal bisa terjadi, ia ibarat hutan yang dihuni oleh jutaan binatang yang sangat ganas dan kelaparan. Sehingga apabila terjatuh ke dalamnya, maka sudah bisa dipastikan hanya akan menjadi fosil. Itulah mengapa dunia maya saat ini menjadi dunia yang benar-benar mematikan, daripada dunia nyata nya sendiri.

Apapun yang terjadi, meskipun dunia maya saat itu lebih banyak berpihak kepada Ahok-Djarot, ketika para media sepertinya lebih suka dengan mereka, namun dunia nyata malah lebih memilih sebaliknya. Apapun yang diinginakan dunia maya, dunia nyata tetaplah yang menentukan. Ahok-Djarot mau tidak mau harus menelan pil pahit kekalahannya. Semua quick count tak ada satupun yang memihak kepadanya, tak seperti pemilihan pada putaran pertama yang menjadikannya sebagai pemenang telak.

Masyarakat Jakarta ternyata menginginkan pempimpin baru. Apapun yang diinginkan oleh dunia maya, masyarakat Jakarta lah tetap sebagai penentunya. Sebesar apapun jumlah tweet yang beredar di dunia maya, itu tak ada pengaruhnya sama sekali. Masyarakat Jakarta tetaplah raja untuk suara yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil tersebut, saya pribadi sangat lega. Lega karena Anies-Sandi akhirnya menang. Indonesia akhirnya selamat. Tuhan masih mencintai Indonesia untuk tetap bisa hidup. Mengapa saya mengatakan demikian? Hal ini bukan berarti saya mendukung Anies-Sandi atau bahkan menolak Ahok-Djarot, namun saya hanya melihat nasib bangsa Indonesia ini kedepannya.

Sudah bisa dibayangkan, jika hasil pemilihan umum ternyata memenangkan Ahok-Djarot, maka hidup Indonesia tidak akan tenang, masyarakat muslim dengan pedoman hidup yang sudah sangat kuat dipegangnya tidak akan pernah menerima Ahok sebagai pemimpinnya. Kasus penistaan agama yang menjeratnya tidak akan pernah diikhlaskan begitu saja, sehingga demonstrasi tidak akan pernah berhenti 'bergentayangan' dari pagi hingga malam. Bahkan demonstrasi yang berjilid-jilid akan terus terjadi, bahkan lebih panas lagi.

Dan hal ini tentunya akan mengancam kebinekaan negara tercinta ini. Masyarakat muslim sebagai masyarakat mayoritas di negeri ini tidak akan pernah tinggal diam. Dengan kekuatan mayoritas (majority power) yang dimilikinya, mereka bisa berbuat apapun, termasuk menggulingkan siapapun yang dianggapnya tidak sesuai dengan aturan yang di anutnya.

Lantas bagaimana dengan 'Ahokers'? Tentunya mereka juga tidak akan tinggal diam. Sehingga perang pun berada di ujung tanduk. Oleh karena itu, saya merasa sudahlah, Anies-Sandi saja yang memimpin Jakarta demi kebaikan bangsa ini. Itulah sebabnya mengapa saya takut jika Ahok-Djarot yang menang. Untung Anies-Sandi Menang.

Saudaraku… Pemilihan DKI sudah selesai. Gubernurnya sudah terpilih. Oleh karena itu marilah kita kembali merajut tali persaudaraan yang sebelumnya terputus. Jangan biarkan orang-orang oportunis memanfaatkan peluang ini untuk merusak bangsa ini. Bukankah perbedaan itu indah?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Financial Analyst and Novelist