Review In The Heart Of The Sea: “Bukan Sekedar Kisah Pelaut Vs Paus”

Film ini merupakan kisah nyata mengenai awak kapal Essex yang merupakan kapal pemburu Ikan Paus. Kisah ini yang menginspirasi Herman Melville yang menulis novel maha-karya berjudul Moby Dick.

Advertisement

Ron Howard sebagai sutradara In The Heart of the Sea, bukanlah mengadaptasi Moby Dick. Namun, justru mengisahkan kisah sebenarnya para pelaut pemburu ikan paus yang ceritanya begitu melegenda di tahun 1820.

Di era tersebut, minyak bumi belumlah ditemukan. Untuk kebutuhan penerangan lampu templok dan lain-lain, dibutuhkan minyak ikan paus sebagai bahan baku penerangan. Sehingga dapat dianggap minyak ikan paus adalah kebutuhan primer bagi berlangsungnya kehidupan manusia di jaman itu.

Hal yang paling penting tentunya adalah memburu ikan paus untuk mendapatkan minyak dari mamalia raksasa yang berada di tengah lautan tersebut. Disinilah kisah selama 121 menit diangkat ke layar lebar.

Advertisement

Kisah ini dimulai dari seorang pelaut berpengalaman dan pemberani bernama Owen Chase (Chris Hemsworth) yang impiannya adalah menjadi nahkoda (kapten kapal) pemburu ikan paus. Essex adalah nama kapal pemburu ikan paus yang sudah terkenal di New England, Amerika Serikat.

Karena garis keturunan, Owen Chase justru tidak ditunjuk menjadi kapten kapal Essex. Namun, dipilih George Pollard (Benjamin Walker) yang berasal dari keluarga darah biru dalam korporasi bisnis kapal dan pendulang minyak ikan paus.

Advertisement

Kombinasi George Pollard sebagai Kapten Kapal Essex dan kelasi pengalaman Chase Owen akhirnya dimulai mengarungi samudra yang luas untuk memburu Ikan Paus. Keberanian dan Keserakahan yang menghinggapi kedua orang ini yang menuntun mereka pergi ke samudra lepas Pasifik yang begitu dalam dan jauh.

Tempat ikan paus dengan jumlah yang banyak berhasil ditemukan. Namun, kali ini Paus tidak berdiam diri ketika diburu oleh manusia. Paus memilih melawan para pemburunya. Perlawanan Paus yang justru berbalik menjadi teror bagi Owen Chase dan Kapten George Pollard serta seluruh awaknya.

Essex yang selama ini berjaya menaklukan kawanan Paus, harus merasakan pembalasan dari mamalia laut tersebut. Disinlah antara ego, keberanian, kemanusiaan, serta kerasnya kehidupan pelaut digambarkan di layar lebar.

Seniman di Laut.

Para Pemburu Ikan Paus dalam sosok Owen Chase berhasil digambarkan penulis skenario Charles Levitt seperti layaknya seniman. Owen Chase dan kawan-kawan mengarungi laut dan memburu ikan paus seperti seniman yang sedang menggambar di kanvas.

Penggambaran bagaimana kerasnya pelaut yang mengarungi samudra lepas dengan memburu ikan paus membuat menarik napas kita, bagaimana kehidupan yang keras dijalani para pelaut pemburu ikan paus.

Ron Howard sutradara pemenang Oscar, mencoba untuk memberikan visual yang menyentuh serta pengetahuan bagaimana cara kerja para pelaut dalam menjalankan kapal layar dalam mengarungi samudra dan (juga) ketika terdampar di samudra lepas.

Chris Hemsworth yang menjadi tokoh utama tampil brilian untuk film ini. Setelah ngetop dalam film super-hero Thor dan sukses dalam kisah nyata film Rush, Aktor kelahiran Australia ini terlihat masif dan mempesona berperan sebagai Owen Chase.

Film ini menambah kredit Hemsworth setelah gagal dalam film Blackhat arahan Michael Mann yang mengambil syuting di Jakarta, Indonesia.

Benjamin Walker yang berperan sebagai Kapten Pollard, tampil tidaklah buruk meskipun juga tidak istimewa dan se-impresif Chris Hemsworth. Aktor yang melambung namanya dalam film fiksi Abraham Lincoln: Vampire Hunter.

Sederet nama aktor pendukung juga tak kalah hebat. Cillian Murphy dan Brendan Gleeson tampil apik dan menambah nilai plus dalam In The Heart of the Sea.

Juga hadir bintang muda Ben Whishaw si pemeran Q dalam James Bond Era Daniel Craig dan Tom Holland yang wajahnya nanti akan kita lihat sebagai Peter Parker/Spiderman di film Marvel berikutnya.

Namun dari kelebihan semua yang ada di film ini, Ron Howard (sutradara) dan Charles Levitt (Penulis scenario) terlihat kurang dalam untuk eksplorasi drama menyentuh yang seharusnya bisa menjadi kekuatan sentral film ini. Sosok humanitas terasa kurang tergali dalam penyajian sehingga tampil biasa saja.

Film Master and Commander: The Far of Side of the World, yang juga menceritakan di era yang sama jauh terlihat lebih alami dan lebih natural apabila dibandingkan dengan film ini. Meskipun bukan kisah yang serupa.

In The Heart of the Sea, dalam sisi visual efek justru terlihat tertinggal daripada Master and Commander: The Far of Side of the World. Kehidupan dan ketegangan di laut lepas dengan kapal layar di era tersebut, seringkali terlihat jelas dalam studio.

Secara keseluruhan, In The Heart of the Sea, adalah karya apik dalam penggambaran kisah nyata kapal Essex pemburu ikan paus. Sisi humanitas dari setiap tokoh utama dan pengetahuan kita mengenai jaman itu menjadi nilai dan refleksi kita dalam kehidupan.

Selamat Menonton

7/10 Bintang

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Love Film | Love Travelling | Love Bali | Love Writting | Love Music | Love Adventure | That is my profile :)

4 Comments

  1. Firas Sarif berkata:

    Harusnya hipwee andil edit dong

CLOSE