Saat Kita Memilih Putus, Bukankah Kita Ingin Hilangkan Kepedihan yang Sudah Tak Tertahankan?

Seseorang tak pernah tahu kapan hatinya akan jatuh hati kepada orang lain. Dia pun tak tahu pula, kapan rasa itu akan berakhir. Semua hanya bertahan untuk tetap bisa bahagia dengan rasa cinta yang dia miliki. Mungkin kita pernah menjalin cinta dengan orang lain.

Kita merasa sangat bahagia bisa mencintainya dan juga merasa sangat beruntung bisa disayanginya. Namun kita tak bisa mengetahui jalan cerita kedepan, terkadang cinta itu justru sering menyakiti dan membebani hati kita. Hingga kita justru sering bersedih karena memikirkan perlakuan orang yang kita cintai terhadap kita.

Sering pula menangis karena tak tahan dengan beban di hati yang tak lagi merasakan indahnya cinta olehnya. Seolah cerita-cerita indah yang pernah dilalui bersama hanyalah omong kosong belaka. Kita sudah tak lagi merasa cocok dengannya. Ntah itu karena jalan pikiran yang berbeda, komunikasi yang tak harmonis lagi atau sering terjadinya perdebatan kecil yang justru sering dibesar-besarkan.

Memang dalam pacaran tidak ada jaminan hubungan itu akan bisa bertahan lama bahkan abadi. Karena setiap orang tentulah berusaha menemukan pasangan terbaik yang akan dipilihnya menjadi kekasih dalam keluarganya kelak. Hingga banyak orang yang beranggapan bahwa lebih baik gagal dalam pacaran dari pada gagal dalam pernikahan. Walau memang tak ada jaminan seratus persen pula bahwa ikatan pernikahan itu juga abadi.

Nyatanya banyak berita di televisi yang tak henti-hentinya membicarakan perceraian para artis. Namun setidaknya saat pernikahan, dua insan telah berikrar janji suci setulus hati atas nama Tuhannya untuk saling mencintai disaksikan banyak orang. Bukan hanya sekedar berjanji manis didepan seikat bunga sambil saling berkata I Love You pada sang pacar, disaksikan rembulan saja yang katanya romantis.

Berbagai beban di hati kala terhadap pacar, akhirnya kita berani mengambil pilihan untuk putus dengannya. Memilih putus tentu suatu yang berat bagi seseorang yang telah berhubungan sangat lama bahkan bertahun-tahun. Atau bagi orang yang baru beberapa bulan saja namun sudah sangat mencintai pasangannya.

Berbeda dengan mereka yang hanya pacaran untuk mengejar gengsi semata atau tidak ingin dilabeli predikat jomblo. Mereka tak berat mengatakan putus. Pilihan untuk putus bagi orang yang hatinya setia tentu itu susah diutarakan. Kita takut melukai hati orang lain, padahal kita sendiri sudah terlalu lama menahan rasa sakit.

Kita terlalu khawatir jika dianggap tak berperasaan, padahal selama ini perasaan kita yang rasanya telah dipermainkan. Atau kita terlalu khawatir tak bisa dapatkan pasangan yang seperti dia dahulu, yang begitu menyayangi kita apa adanya. Hingga bisikan-bisikan lain pun muncul. Andai dia bisa berubah, andai dia bisa seperti dulu lagi. Namun akhirnya tekad hati sudah bulat.

“Percuma aku bertahan dengan cintaku, jika cinta ini justru sering melukaiku. Lebih baik aku putus dengannya, untuk mengharapkan cinta lain datang yang membuatku bahagia.

Walau aku tak tahu itu kapan dan siapa, setidaknya aku punya harapan tuk bahagia dengan orang lain yang lebih menghargai hati dan cintaku."

Akhirnya kita sudah putus dengannya. Rasa lega pun terasa karena kita bisa mengambil keberanian itu. Namun perlahan mengapa rasa sedih kehilangan sosoknya itu kembali datang. Begitu pedih untuk dibayangkan, kenapa kita bisa kehilangan dia dan kenapa kita melepaskannya begitu saja. Awal-awalnya kita masih sering termenung, walau banyak kesibukan coba kita kerjakan untuk mengalihkan bayangannya.

Ya memang sulit, karena sebelumnya telah lama kita lalui hari-hari bersamanya. Bahkan setiap benda yang kita lihat sering kali mengingatkannya. Setiap jalan yang kita lewati mengingatkan saat dia bersama kita. Rasanya benar-benar aneh, kita sudah berniat melupakan namun justru teringatkan. Hal itu wajar, karena setiap momen besar dalam hidup ini pasti terekam kuat dalam ingatan kita. Entah itu momen bahagia atau momen sedih yang terasa.

Maka kita tak perlu lagi khawatir bahwa ingatan-ingatan itu adalah tanda tak bisa move on. Karena itu memang kewajaran yang memang ada di hati manusia. Kenapa ingatan bersama mantan itu sulit terhapuskan. Hal itu karena Allah ingin kita bisa belajar dari masa lalu yang kita alami, supaya kita mau mengambil pelajaran dari setiap hal yang telah terjadi.

Kita harus ingat, kita memilih putus bukan karena kita ingin mengakhiri sebuah hubungan cinta semata. Namun kita ingin mendapatkan cinta yang membahagiakan, karena kita sadar bertahan bersamanya membuat kita merasakan sakit hati berkepanjangan. Atau bersamanya kita tak merasakan apa itu indahnya cinta yang katanya anugerah terindah dari Tuhan.

Kita memilih putus bukan karena kita gagal berhubungan, namun karena kita berhasil memilih siapa yang pantas dan tak pantas bersama kita. Kita memilih putus bukan untuk kita sesali, namun karena kita ingin hilangkan semua kepedihan yang selama ini sudah tak tertahankan. Kita ingin lepas dari segala sakit hati yang timbul. Ya, pada dasarnya kita mulai punya harapan baru kedepan.

Mungkin setelah ini kita tak lagi main-main dengan cinta, kita lebih berhati-hati dalam menjatuhkan hati kita. Hingga sewaktu-waktu nanti saat kita mulai jatuh hati lagi, kita lebih dewasa memperlakukan cinta yang mulai tumbuh bersemi di hati kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pemuda yang ingin berbagi lewat tulisan. Menjadikannya tempat untuk mencari teman, kemanfaatan dan kebahagiaan dalam hidup.

4 Comments