Faktanya, Sosial Media Mampu Mengubah Hal yang Nggak Penting Jadi Dipenting-pentingin

Hal yang tak penting bisa jadi penting ketika udah masuk ke dunia maya. Postingan kita di sosmed misalnya. Entah tentang mengeluhkan keadaan, ajang promosi, do'a dan harapan, bahkan hingga luapan emosi dan perasaan. Penghuni dunia maya seolah harus tahu tentang apa yang dirasakannya. Tentang bagaimana keadaannya. Dan apa yang diinginkannya. Masa bodoh dengan komentar, cibiran, hingga nyinyiran dari orang-orang.

Jika bertanya apa tujuannya? Maka jawabannya adalah hanya ingin mengekspresikan saja. Seolah ada kepuasan batin dan kelegaan tersendiri ketika dapat mengungkapkan itu semua di dunia maya. Membagi kisah atau kegiatan agar dapat jadi pelajaran atau inspirasi banyak orang.

Masih mending itu postingan untuk ajang marketing. Memperluas produk agar dikenal masyarakat. Jelas itu ada tujuannya. Tapi kalau postingan pribadi? Silahkan dijawab sendiri. Atau mungkin sudah terjawab diatas tadi. Apalagi sekarang ada Instagram. Muncul sebagai sosial media yang memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk berekspresi melalui unggahan foto dan video atau gambar yang berisi nasihat dan do'a. Lalu apa tujuan dari mengunggah foto atau video ke Instagram?

Jika itu artis, maka wajar saja. Mungkin cara itu dilakukannya untuk membagikan setiap momennya kepada para fansnya. Agar lebih dekat dengan mereka yang sulit untuk bertatap muka dengan idolanya. Tapi kalau orang itu bukan artis? Apa kira-kira tujuannya?

Sekedar membagikan aktivitas atau kegiatan bahkan momen berharga bersama dengan keluarga, sahabat, teman, atau pasangan itu sah-sah saja. Untuk berbagi inspirasi atau menularkan kebahagiaan kepada orang lain yang melihatnya itu tak masalah. Asal jangan untuk mengejar popularitas. Berharap notif love banyak bermunculan dan komentar berjejalan. Itu bukan untuk menjadi inspirasi. Tapi cari sensasi. Bukan untuk menularkan kebahagiaan tapi malah terkesan butuh pengakuan.

Beda lagi kalau di BBM. Kontak BBM yang hanya terbatas, berisi mereka yang dikenal saja. Sebab tak semuanya mengetahui berapa PIN yang dipunyainya. Jaringan pertemanan yang terbatas tak menyurutkan niat untuk berbagi momen dan mengekspresikan apa yang dirasakannya. Terbukti, BBM menjadi rujukan pertama ketika seseorang berada dalam kejenuhan. Berkeluh kesah ketika banyak hal yang belum terselesaikan. Atau meluapkan amarah ketika sudah muak dengan keadaan. Namun ada pula yang sekedar berbagi kata bijak sebagai motivasi dan doa.

Lain di BBM, lain pula di Facebook. Platform sosial media yang menggeser Friendster dan kawan-kawannya. Menyumbang penduduk dunia maya paling banyak pada awal kemunculannya. Di Facebook orang dapat dengan mudah menceritakan apa yang menjadi beban hidupnya dalam deretan kalimat panjang. Hampir mirip seperti diary bukan? Lalu apa tujuan seseorang melakukan itu?

Era digital telah membentuk manusia-manusianya menjadi karakter introvert ketika di dunia nyata dan mendadak ekstrovert di dunia maya. Ada saja hal-hal yang mendadak viral melalui dunia maya. Itu pun tak luput dari kontribusi para penduduknya. Semua orang tahu bahwa sosial media adalah tempat berbagi. Entah berbagi informasi atau berbagi inspirasi. Menebar manfaat atau malah membuat sesat. Karena tak jarang di dunia maya sekarang bermunculan berita hoax yang tak dapat dipertanggungjawabkan.

Berbagi kisah itu sah-sah saja. Untuk menginspirasi banyak orang itu tak masalah. Apalagi jika itu memang harus diketahui banyak orang. Asalkan memberi manfaat, ya silahkan saja di posting atau diunggah. Namun jangan sampai berlebihan. Sampai harus mendramatisir keadaan. Atau menambahi dan mengurangi dengan kalimat yang bukan-bukan. Jelas itu dilarang.

Tujuan bermain sosial media itu apa sih? Menambah kawan dan jaringan serta informasi, bukan? Jika memang itu tujuannya maka setiap postingan atau unggahan pun harus dijaga. Jangan sampai menyakiti satu sama lain. Paling tidak buatlah postingan atau unggahan yang bermanfaat. Jangan melulu tentang keluh kesah dalam menjalani kehidupan. Itu sama sekali tak berfaedah.

Pada akhirnya semua itu kembali kepada individunya sendiri. Bagaimana menyikapi setiap postingan atau unggahan yang di upload oleh penduduk dunia maya yang lain. Biar nggak sakit hati. Apalagi sampai saling sindir sana-sini. Ujung-ujungnya masuk bui.

So, nggak cuma di dunia nyata aja yang harus jaga sikap atau attitude. Di dunia maya pun juga perlu. Belajar untuk saling menghargai postingan atau unggahan satu sama lain meski tak mengenal siapa pemilik akunnya. Pun bila mengenalnya juga harus bersikap sama. Paling tidak untuk menghormatinya.

Ya, kita memang hidup di zaman yang serba bebas. Namun jangan sampai kebablasan. Sebab masih ada hukum dan aturan yang mengikat kita. Masalah penting tidaknya tulisan atau foto dan video yang akan di posting atau diunggah ke dunia maya, itu kembali ke diri masing-masing. Bagaimana diri bisa menahan hal-hal yang memang seharusnya layak untuk dibagi dan tidak layak untuk dibagi.

Karena penting atau tidak kesemuanya itu, jika sudah masuk ke dunia maya maka hal tersebut akan menjadi penting. Penting untuk dibaca, penting untuk dilihat, bahkan penting untuk di posting ulang (re-post).

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama. Itulah bentuk dari kesuksesan yang sesungguhnya.

36 Comments

  1. Titiek Sy berkata:

    Ienna Hernawati bgt nich…

  2. Lanjutkan
    Lakukan apa yg kita suka bukan yg orang suka, hahabbaavavagavabahaggagagaagagahahahahahahahahahahahahahahahahahahah

  3. Rizqy Struggle berkata:

    Dibawah gw tamfan

  4. Rizqy Struggle berkata:

    Makasih bang 🙂

  5. Asha Aza berkata:

    Stop making stupid people famous.