Surga Bawah Laut yang Indahnya Tiada Tara

Mungkin terdengar terlalu kuno untuk menulis dan menceritakan keindahan salah satu taman laut kebanggan Indonesia, Taman Nasional Bunaken. Akan banyak tulisan yang lebih bagus dan lebih mendetail dari penulis profesional untuk menggambarkan keindahan Taman Nasional Bunaken. Tapi luangkan waktu untuk membaca tulisan ini, tulisan dari seseorang yang baru dua kali dalam hidupnya mengunjungi laut.

Advertisement

Saya tiba di Manado pada tanggal 19 Juli 2017 karena mutasi tugas. Butuh waktu hampir tiga minggu untuk mengiyakan ajakan seorang teman mengunjungi Bunaken. Dengan beberapa teman, akhirnya kami berangkat menuju Bunaken.

Kami datang di Pantai Marina pukul delapan pagi. Setelah menyelesaikan administrasi dan manifest kapal akhinya jam Sembilan kami berangkat. Ditengah perjalanan kami singgah ke salah satu pulau untuk mengambil mesin kapal sebagai cadangan. Kurang lebih empat puluh menit perjalanan, kami tiba di pulau Bunaken. Langkah awal ialah menyewa pakaian renang dan alat snorkeling. Yang membuat saya senang,penyewa menyediakan kacamata minus, sehingga mengakomodasi kebutuhan saya yang mempunyai mata minus.

Tempat pertama yang kami datangi masih di laut dangkal. Dengan roti dan biskuit yang kami bawa, kami bisa memberi makan ikan-ikan. Berbagai pose kami abadikan. Kurang lebih tiga puluh menit kami di sana, akhirnya kami melanjutkan ke lokasi berikutnya, Bunaken Timur.

Advertisement

Karena pede snorkeling di tempat sebelumnya, tanpa pikir panjang saya langsung menceburkan diri dari kapal. Menoleh ke kiri, wow keren sekali karangnya. Begitu menoleh ke kanan, saya langsung terkejut dan ketakutan. Saya tidak melihat karang, hanya warna biru yang menandakan sangat dalamnya dasar laut itu. Relief laut yang tiba-tiba curam membuat saya yang fobia ketinggian panik dan buru buru berenang menuju kapal. Sesampainya di kapal saya tidak berhenti tertawa karena ternyata ada satu rekan yang setipe dengan saya.

Satu hal yang membuat saya senang, waktu kami datang dan berhenti di Bunaken Timur, kami didatangi seseorang dari pantai dengan berenang. Kami diingatkan agar tidak membuang jangkar yang berpotensi merusak terumbu karang yang berdasar pengakuan beliau, hanya tumbuh satu centimeter dalam setahun. Lebih baik saling mengingatkan agar obyek pariwisata di Bunaken tetap terjaga dan semua orang bisa menikmatinya.

Advertisement

Setengah jam kami di Bunaken Timur, akhirnya kami melanjutkan ke Siladen Island. Disini kami berada di bibir pantai untuk snorkeling. Pemandangan yag disajikan begitu indah. Terumbu karang ditambah ikan yang wara wiri di muka kami merupakan pemandangan yang menajubkan. Tetapi, semua keindahan itu ada satu kekurangan, belum tersedianya tempat beribadah untuk umat muslim.

Karena ketiadaan tempat beribadah itulah yang membuat kami harus mampir ke pulau tempat tinggal penyewa kapal, karena di sana ada terdapat masjid yang bisa kami gunakan untuk beribadah. Selesai ibadah, kami melanjutkan perjalanan pulang dan sampai di Kota Manado pukul empat sore. Masing-masing dari kami berjanji akan kembali lagi ke Bunaken tentunya dengan persiapan yang lebih matang baik dari segi alat, persediaan makanan maupun stamina.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE