Toleransi dan Pembakar Lidah

Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Seriusan!

Ketika orang-orang di negara maju sana sedang berkerja keras mengembangkan teknologi, trending topic di Indonesia masih belum bisa move on dari yang namanya toleransi. Belum lupa aku sama kasus intoleransi di kota Gudeg, kini timeline media social tak pernah lepas dari Penista Agama, Aksi Bela Quran, 411, 212, 4×4=16, Pembubaran kebaktian natal, Equil, dan Sari Roti, Roti Sari Roti. Telolet tet telolet~

Lelah adek bang, lelah!

Fitnah dimana-mana, berita hoax bertebaran, banci-banci berlarian. Eh ternyata ada razia.

Hai guys ayoo berpikir jernih. Apa iya dengan berdebat, mencaci maki dan nyinyir di sosmed bisa seenak dan senyegerin segelas equil. Halah aku malah ngopo e jane..

Boleh aja dicoba. Tapi nyatanya Indonesia itu beragam. Mungkin hati kita saja yang terlalu sempit untuk bisa menerima perbedaan. Mbok ya belajar dari sebutir lada. Yap, Lada.

Mungkin kalau kalian suka nyolongin lauk di dapur tetangga, kalian bakal tidak asing sama yang namanya lada atau merica. Seperti yang kita ketahui, rempah yang satu ini punya beragam macam juga seperti Indonesia. Ada lada hijau (green peppercorn), lada hitam (black peppercorn), dan lada putih (white peppercorn).

Namun, sebenarnya ketiga jenis lada dengan perbedaan yang mencolok ini berasal dari biji yang sama. Berasal dari tanaman yang sama. Piper Nigrum. Pembedanya hanya proses yang dialami oleh ketiga jenis lada ini.

Mungkin di Indonesia jarang banget nih liat lada yang mode hijau. Lada hijau tuh semacam lada yang dipanen pas masih bocah (masih belum matang). Sehingga masih berwarna hijau. Karena masih muda, dia masih belum begitu kuat (mild flavor).

Kalau lada hitam itu lada yang sudah cukup matang. Setelah dipetik, langsung dikeringkan berikut kulitnya. Makanya kulitnya jadi keriput dan item, kelamaan sun bathing sih. Tapi jangan salah, kekuatan flavor dari si hitam ini paling tinggi lho guys.

Kemudian yang terakhir adalah lada putih. Lada ini dipanen saat sudah benar-benar matang. Daging buah yang berwarna merah itu disingkirin dengan cara direndam air sampai empuk. Istilahnya “retting” kalau dalam bahasa anak Teknologi Pangan. Biji yang sudah putih bersih ini langsung dah dikeringkan. Flavor dari si putih tidak sekuat lada hitam karena berkurang saat daging buahnya dihilangkan.

Nah itu tadi perbedaan mendasar dari ketiga jenis lada. Manusia memroses bermacam-macam jenis lada ini karena masing-masing memiliki kelebihannya masing-masing. Misalnya lada putih yang mungkin secara flavor lebih lemah, tapi karena fisiknya yang cerah membuat penambahan lada putih pada masakan tidak akan mempengaruhi warna asli masakan.

Begitupun Tuhan, Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal. Dia menciptakan perbedaan bukan agar manusia saling memuliakan dirinya, gendernya, sukunya, ataupun bangsanya. Namun agar kita saling mengenal sehingga kita tau apa arti toleransi.

Menurut kamu info ini ga penting? Nyatanya kamu njadi baca artikel ini selama lebih dari 20 detik. Dan sekarang kamu jadi tau macam-macam jenis merica kan..

Merica. Nyatanya medesin~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini