Untukmu yang Pernah Merasa Salah Jurusan Masuk Fakultas Pertanian

Teruntuk kamu yang sekarang menempuh kuliah di Fakultas Pertanian, entah karena pilihan petama kedua atapun terakhir.

Adakalanya kamu pasti merenung dan bertanya pada hati kecilmu.

Benarkah jurusan yang kuambil? Seberapa prospekkah jurusan yang kutekuni selama beberapa semester ini? Haruskah aku bertahan atau beranjak ke jurusan lain?

Apa yang harus kulakukan ketika reuni SMA, teman-teman dengan bangga berujar masuk Fakultas prestise Kedokteran, Teknik, sementara aku hanya bisa berlapang dada berucap lirih berada di jurusan yang sering mereka pandang sebelah mata.

Apa yang harus kukatakan ketika tak sengaja bertemu seorang Ibu setengah baya di statiun kereta, yang seringkali bertanya alasan macam apa yang membuatku masuk pertanian? Lantas beliau bercerita anaknya yang kuliah di Teknik telah sukses bekerja di kantor perusahaan asing dengan gaji sekian besarnya.

What is Agriculture?

Yang mereka tahu Pertanian identik dengan kemiskinan, kemelaratan,dan ketidakpastian. Yang mereka tahu lulusan Pertanian nantinya justru memilih bekerja di sektor Perbankan, perkantoran dan sektor lain yang identik dengan suasana bersih, nyaman, dan dingin ber-AC.

Tak sama halnya ketika bekerja di sektor sendiri, menjadi seorang petani yang lekat akan panas terik matahari, butiran peluh kerja keras hanya untuk mengais rezeki demi sesuap nasi. Seringkali mereka bertanya padaku,

“Kamu kok masuk Fakultas Pertanain, besok mau jadi apa?”

Miris rasanya melihat orang-orang dengan mudahnya men-judge masa depan seseorang hanya dengan melihat apa yang diyakini dan dilihatnya saat ini.

Untukmu yang merasa salah jurusan.

Lupakah kamu lagu Himne Gajdah Mada, Buruh Tani dan lagu perjuangan-perjuangan lain yang dengan lantang engkau dengungkan ketika masa orientasi dulu?

Lupakah kamu janji-janji manis membangun sektor Pertanian yang sempat engkau torehkan di depan mimbar, depan kami dan kakak angkatan dulu?

Lupakah kamu wajah-wajah penuh harap akan adanya perubahan yang pernah engkau bawa kepada mereka para petani desa yang pernah menjadi koresponden untuk tugas kuliah waktu itu? Bagimu mungkin itu hanya sebatas wawancara petani dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan 3 SKS, tapi bagi mereka itulah secerca harapan yang engkau tawarkan agar mereka tetap kuat dan bertahan menghadapi keras dan pilunya hidup sebagai petani..

Teruntuk kamu yg pernah merasa salah jurusan dan lelah ingin menyerah..
Tidakkah kau paham, sesungguhnya tak ada sehelai daunpun jatuh tanpa seizin-Nya..

Begitu pula ketika kamu diberi kesempatan menjadi mahasiswa Pertanian.
Sesungguhnya ada harapan-harapan dan masa depan petani yang diamanahkan-Nya kepadamu.

Untukmu yang sering mengeluh mahasiswa Pertanian banyak tugas dan laporan tulis tangan..

Lupakah kamu jika petani di luar sana tak sedikitpun mengeluh ketika harus mengolah sawahnya dari proses menanam, mencangkul hingga membajak dengan tangan mereka sendiri? Tak lihatkah engkau betapa kasar dan gelap kulit tangan mereka.Terpapar langsung terik matahari tak sedikitpun membuat mereka gusar lantas menyerah.

Tidak sepertimu yang baru menulis beberapa lembar laporan lantas mengeluh di sosial media tak lupa menyertakan emoticon-emoticon mendukung keluh kesahmu. Sebenarnya apa yang engkau harapkan? Simpati dari teman-temanmu?Atau rasa iba dari keluargamu yang lantas akan memindahkanmu ke jurusan lain? Atau hanya perwujudan ketidakmampuanmu mengemban tugas? Bukankah lebih baik tenaga untuk berkoar-koar diakun pribadimu kamu alihkan untuk bergegas menyelesaikan tugasmu..

Untukmu yang sering mengeluh kuliah praktikum full pagi sampai sore?

Lupakah kamu jika petani harus menanggalkan sarung dan selimut hangat mereka, bergegas mengayuh sepeda pagi buta menuju sawah. Menyambut terbitnya sang fajar dengan berucap syukur lantas bekerja sampai hari petang. Mereka lakukan hampir setiap hari tanpa sedikitpun mengeluh.

Bukankah jauh lebih beruntung dirimu, yang masih bisa berlibur di tanggal merah, libur semester, sesekali pulang kampung, berwisata lantas mengunggah foto di akun pribadi tak lupa menyertakan hashtag-hashtag kekinian.

Happy holliday everybody #jpmp #jogjaexplore #sunset #ngandong #beach

Bisakah engkau bayangkan bila engkau menjadi seorang petani?

Menanam padi 1 hektar #syebel #kezel #laper #mager

Berangkat jam 05.00 pulang jam 17.00. Di situ kadang saya merasa sedih

Ada orang beli beras, gue kasih sekalian sawahnya ­#guamahgituorangnya

Percayalah sesungguhnya hasil tidak akan pernah mengkhianati usahamu. Begitu pula kerja keras dan pantang menyerahmu belajar di Fakultas Pertanian. Kelak Tuhan akan membalas setiap tetesan keringat perjuanganmu.

Setiap bulir-bulir nasi yang mereka makan sesungguhnya dihasilkan oleh tetesan peluh perjuangan petani. Varietas padi unggul tahan hama dan penyakit tak akan terwujud tanpa adanya ide dan usaha para peneliti yang menghabiskan separuh hidup mereka di balik laboratorium penelitian.

Ketahanan dan kemandirian pangan tak akan tercapai tanpa adanya intervensi serta partisipasi pemerintah yang tepat dalam membuat regulasi,,

Dan kamulah mahasiswa-mahasiswi Pertanian, generasi-generasi muda yang akan menggantikan posisi mereka. Tak perlu lagi merisaukan akan bekerja dimana aku kelak bila masuk Fakultas Pertanian. Sesungguhanya Tuhan adalah sebaik-baiknya pembuat rencana. Lakukan sebaik mungkin bagian yang kamu bisa dan sisanya pasrahkan bagian yang tak kamu bisa kepadaNya.

Kelak lihatlah senyum kegembiraan di wajah-wajah petani. Menyambut setiap pagi dengan harapan baru. Padi tumbuh subur menguning siap dipanen. Setiap lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi beras tanpa harus mengimpor beras.

Sudah sepantasnya Indonesia yang merupakan Negara Agraris dengan 60% masayarakatnya bekerja di sektor pertanian mampu berswasembada beras dan mewujudkan Ketahanan Pangan. Semua cerita indah itu kini ada di pundakmu, wahai mahasiswa-mahasiswi Pertanian…

No farmer, no food, no future. Hidup Petani Indonesia!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala” - Sayyid Quthb.

109 Comments

  1. silahkan di baca ya:) semangatttttttttttt Fanni Colenta Situmorang

  2. hidup mahasiswa pertanian, hidup petani Indonesia !!!

  3. IRigasi MAdiun berkata:

    dulu mungkin iya, sekarang saia tidak menyesal kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

  4. Uswah T Syah berkata:

    Saya bangga menjadi mahasiswa Fak. Pertanian Universitas Hasanuddin

  5. Ferry Multatuli berkata:

    gue juga bangga loh…

  6. Ricky Yasril berkata:

    Bukan soal kamu kuliah di mana, yg jadi soal kamu kuliah gimana? Nanti giliran kerja bukan soal tamatan fakultas apa tapi soal kualitas orangnya gimana.

  7. Menginspirasi bgttt kakak Seilana Kusumawati artikelnya. Tani Joyo!!! 😀

  8. Sadar tidak sadar didada dan dipundak kita ada harapan petani yang harus kita perjuangkan. Salam pertanian Indonesia

  9. Salam Mahasiswa Pertanian #Fakuktas Pertanian Universitas Riau

  10. Susi Paitti berkata:

    Hidup petani. Bangga saya masuk fakultas pertanian uin suska riau