13 Hal yang Terjadi Saat Kalian Nggak Lagi Cuma Teman Kerja, Tapi Teman Dalam Arti Sebenarnya

Di lingkungan kantor, kita dituntut untuk bersikap profesional. Karena itulah kepentingan kantor mesti didahulukan. Tapi ada dari kamu yang beruntung, nih. Lingkungan kantormu tetap profesional tanpa kehilangan semangat untuk berteman. Pergaulanmu dengan teman kantor pun gak terbatas cuma sampai jam 5 sore saja. Buatmu, mereka bukan lagi teman kerja, tapi juga sahabat dalam artian sebenarnya.

Apa aja sih tandanya kalau teman kerja sudah jadi sahabat-sahabatmu juga?

1. Satu lift bareng atau papasan di jalan? Bukannya canggung atau berusaha menghindar, kamu malah merasa senang

Ketemu di lift? Nggak masalah~

Ketemu di lift? Nggak masalah~ via tumblr.com

Kebetulan papasan sama teman kantor? Nggak masalah. Kamu justru senang karena ada teman buat ngobrol sepanjang jalan. Kamu bahkan bisa spontan melakukan “hal bego” bareng, semisal foto gila di lift kayak di atas 🙂

2. Kalian penggemar klub sepakbola, band, atau film yang beda-beda. Nggak masalah! Malah nambah keseruan di meja kerja

fans liverpool

fans liverpool via www.scoopnest.com

Di kantor kita bisa bertemu orang yang modelnya berbeda-beda. Ada yang kerjanya santai, ada yang selalu panik, ada yang suka lembur, ada yang anti lembur. Ada pemuja Liverpool, ada fans berat M.U. Meski berbeda-beda, kalian nggak mempermasalahkannya. Malah ini bisa jadi bahan gojekan alias candaan bersama.

3. Grup WhatsApp (atau LINE/BBM) kalian ramai dengan candaan ringan. Obrolan gak mesti soal kerjaan!

Hihihihihi

Hihihihihi via tumblr.com

Jam kerja boleh berakhir di jam 5 sore. Tapi kalian tetap berkomunikasi sampai malam dan bahkan akhir pekan. Nggak peduli kalian sudah di rumah masing-masing, komunikasi tetap berlanjut.

Obrolan pun nggak mesti soal kerjaan! Bahkan kalian bisa saling tukar candaan, informasi beasiswa dan memememe yang nggak jelas tapi bikin ketawa. Grup WhatsApp/LINE/BBM rame terus, isinya pun macam-macam.

4.Kalian meluangkan waktu untuk hang out bareng di akhir pekan. (Kecuali, mungkin, yang punya pacar)

Lunch hari Sabtu~

Lunch hari Sabtu~

“Mau jalan sama siapa?”

“Temen-temen kantor.”

“Nggak ada temen lain ya? Nggak bosen setiap hari ketemu mereka terus?”

Meskipun hangout dengan teman kantor di akhir pekan sama artinya kamu ketemu mereka sepanjang minggu, nggak ada ceritanya tuh kamu bosan. Karena ngumpul dengan mereka terlalu asyik untuk hanya di lakukan di sela-sela kerjaan.

Oh iya, biasanya kalian hang out bareng pas akhir pekan karena kebetulan jomblo juga. Nggak papa lah, yang penting bahagia.

6. Kalau nggak ada dia, kantor terasa lebih sepi. Semangat kerja pun jadi sedikit berkurang karena ini

Rasanya kantor sepi.

Rasanya kantor sepi. via buzzfeedcentral.tumblr.com

Keberadaan mereka adalah salah satu penyemangatmu untuk berangkat ke kantor. Kerjaan bisa aja berat, tapi membayangkan kamu akan bertemu dengan mereka dan ngobrol-ngobrol nggak penting di luar kerjaan, semangatmu kembali menyala.

Kalau mereka nggak ada di kantor, rasanya langsung beda. Ya gimana? Yang biasanya diajak ngobrol sekarang nggak ada.

7. Kamu bisa cerita tentang hal-hal yang agak rahasia dan masih tetap nyaman

ngobrol tanpa sungkan

ngobrol tanpa sungkan via stock-clip.com

Menyimpan segalanya sendirian memang berat. Setiap orang pasti butuh orang lain, meski sekadar jadi pendengar. Tapi nggak ke semua orang kamu bisa cerita tentang hal-hal yang sensitif di hidupmu. Dengan teman kantor yang lain, mungkin kamu bisa cerita soal kerjaan yang nggak habis-habis dan bos yang ngeselin. Tapi sama mereka, kamu bisa cerita hal lain seperti: kenapa pacarmu kelihatan aneh seminggu ini.

Kamu juga tetap nyaman menceritakan kekonyolan-kekonyolanmu di depan mereka. Meski baru kenal sekitar setahun, atau bahkan kurang, rasanya kalian sudah kenal sejak lama. Nggak ada jaim-jaiman.

8. Dia akan memberikan saran-saran dengan sepenuh hati, bukan hanya basa-basi supaya kamu merasa dihargai

Benar-benar mendengarkanmu

Benar-benar mendengarkanmu via tumblr.com

Saat kamu curhat pada seseorang, terkadang mereka hanya menanggapi seadanya. Saran-saran yang diberikan pun hanya basa-basi agar terkesan nggak apatis. Apalagi kalau orang yang nggak dekat-dekat amat. Tapi dengan mereka, nggak begitu tuh. Pertama, kamu nggak perlu bilang saat moodmu sedang buruk. Hanya dengan melihat ekspresimu, mereka bisa mengerti kalau kamu lagi nggak baik-baik aja.

Kamu bisa curhat tentang hal-hal sensitif di luar permasalahan kantor, dan mereka akan benar-benar mendengarkanmu. Saran-saran yang diberikan pun benar-benar dari hati. Mereka nggak ragu juga untuk mengatakan salah jika memang kamu salah.

“Gimana? Udah baikan kan? Jadi akhirnya gimana?”

Setelah itu, mereka tak lupa juga untuk tetap update perkembangan masalahmu. Mereka bukan cuma basa-basi. Mereka benar-benar ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja dan permasalahanmu berjalan ke arah yang lebih baik.

9. Kamu juga nggak sungkan minta bantuan, meski bukan urusan kantor

Dia ang akan men

Bisa nggak?

“Tolong print-in dong?”

Sudah biasa.

“Eh mau makan di mana? Nitip sekalian boleh? Aku masih ada kerjaan.”

Sudah sering juga.

“Hai. Aku kan ada tugas keluar kota sampai Minggu. Boleh minta tolong jagain kucing aku si Boy nggak? Dia nggak ada temen di rumah. Tolong dikasih makan 2 kali sehari, terus minum susu sebelum bobo. Oh ya, Boy kadang suka pup sembarangan.”

Pernah?

Menjaga kucing selama ditinggal pergi jelas nggak ada hubungannya dengan KPI yang harus kamu capai di kantor. Meski temanmu nggak keberatan, tapi ada baiknya kamu tahu diri juga kalau minta tolong.

10. Ketika dia punya rencana resign, kamulah orang yang pertama ditemuinya. Untuk minta pendapatmu, dan supaya kamu nggak kaget.

Dia akan menemuimu dulu

Dia akan menemuimu dulu via www.businessinsider.my

“Aku barusan dapat tawaran dari perusahaan sebelah. Menurutmu gimana kalau aku resign?”

Pekerjaan adalah urusan yang sangat rumit. Banyak pertimbangan yang harus kamu perhatikan sebelum menerima suatu pekerjaan atau memutuskan untuk stay atau pergi ke kantor baru. Kamu tahu bahwa nggak selamanya teman sekantormu akan stay di sana. Ketika temanmu memikirkan untuk resign, kamu adalah orang pertama yang dia temui. Dia ingin tahu pendapatmu tentang rencananya. Dan saat dia akhirnya memutuskan untuk benar-benar resign, kamu juga orang pertama yang diberi tahu agar nanti kamu nggak kaget.

Kamu nggak lantas menjaga jarak, toh sebentar lagi kalian akan pisah. Kamu memang sedih karena sebentar lagi akan lebih susah bertemu. Tetapi kamu juga tahu bahwa tempat itu barangkali bisa menjadi tempat terbaik untuk temanmu.

11. Pertemanan kalian tidak berakhir saat salah satu di antara kalian punya kantor baru

pertemanan kalian nggak berhenti sampai di sini

pertemanan kalian nggak berhenti sampai di sini via id.pinterest.com

Lagipula, pertemanan kalian nggak hanya sebatas gedung dan jam kerja yang sama. Meski beda kantor, kalian masih bisa ngobrol via alat komunikasi atau ketemu langsung. Kantor hanya salah satu tempat kalian bertemu. Di luar sana masih banyak tempat-tempat lain untuk kalian bertemu.

12. Saat kalian sudah berpisah, kalian tetap bertemu

Karena nggak bisa lagi ketemu di kantor, pastinya kalian saling kangen. Karena itu, kalian pun Kalian bisa nonton film di bioskop, atau sekadar nongkrong di kafe untuk ngobrol-ngobrol, update kabar terbaru dan nostalgia cerita lama. Meski kalian nggak lagi meeting bareng, kalian masih tetap hangout bareng.

13. Mungkin kamu bisa menyebut mantan kantor pada kantor lamamu. Tapi, tak ada istilah “mantan teman” untuk teman-teman di kantor lama

Yang namanya mantan, adalah sesuatu yang sudah lewat. Mantan kekasih, orang yang bukan lagi kekasih kita. Mantan bos, orang yang bukan lagi bos kita. Mantan kampus, tempat kita dulu menuntut ilmi tapi kini nggak lagi. Mantan kantor, dulu kita kerja di sana sekarang nggak lagi. Kamu sah-sah aja menyebut hal-hal tadi sebagai mantan. Tapi mantan teman? No way. Nggak pernah sedetikpun kamu menganggap mereka sebagai mantan teman, meski kantor kalian kini berjauhan.

Kalau kamu, teman kerja aja apa sahabat suka-duka?

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi