Jangan Buru-buru Ambil Keputusan Resign. Kamu Bisa Rugi, Kalau Alasannya Cuma Hal-hal Ini

Fix, sampai rumah mau bikin surat resign aja. Udah nggak tahan!

Selama kamu bekerja, sudah berapa kali keinginan untuk resign itu menghampiri pikiranmu? Sekali atau dua kali pasti pernah, apalagi saat kamu merasa pekerjaanmu begitu berat. Pekerjaan yang berat bukan semata karena tugasmu yang di luar kapasitas yang kamu mampu, juga karena kondisi kantor yang membuatmu tidak betah.

Bertahan atau mencari kantor baru memang sering menjadi dilemma sendiri. Ada pertimbangan yang harus dipikirkan masak-masak sebelum memutuskan, karena keputusan yang tergesa-gesa hanya akan membuatmu menyesal nantinya. Sebagai bahan pertimbanganmu yang sedang galau mau resign atau tidak, tinjau lagi alasanmu. Bila hanya hal-hal ini yang membuatmu berniat untuk membuat surat resign, sebaiknya jangan dulu.

1. Tidak suka sama bos. Asal kamu tahu, di manapun kamu bekerja kebanyakan bos memang jadi sosok yang ngga disukai sama bawahan

bos galak

bos galak via www.telegraph.co.uk

Bos galak. Bos-nya suka ngomel-ngomel. Bos sering marah-marah di depan yang lain. Bos pelit. Bos tidak bisa diajak bercanda. Dan masih banyak hal lain yang membuat kamu tidak suka dengan bosmu di kantor.

Tapi jangan sampai kamu resign hanya karena tidak suka dengan atasan. Sebagai bocoran, kebanyakan atasan memang tidak disukai bawahan. Kalau kamu tidak suka dengan atasanmu, lalu kamu pindah ke tempat yang baru, dan kamu tidak suka lagi dengan atasanmu yang baru, kamu mau resign lagi?

2. Lingkungan kerja nggak nyaman. Mungkin kamu saja yang belum bisa membaur. Coba bertahan sedikit lebih lama

lingkungan kurang menyenangkan

lingkungan kurang menyenangkan via www.tumblr.com

Lingkungan kerja yang kurang nyaman memang bisa membuat kantor terasa seperti neraka. Di kala suntuk-suntuk kerja, kamu tidak bisa refreshing sedikit dengan bercanda-canda dengan yang lainnya karena kamu merasa tidak cocok dengan mereka. Karena merasa tidak dianggap dan disisihkan, lalu kamu berpikir untuk resign.

Tahan dulu. Siapa tau kesalahan ada di dirimu sendiri. Cobalah untuk lebih membaur. Barangkali kamu saja yang terlalu menutup diri, atau memang kamu belum akrab. Banyak kok yang awalnya kurang nyaman di kantor, pada akhirnya malah enggan meninggalkan orang-orang di sana.

3. Ada konflik dengan teman kerja. Jangan buru-buru resign, semuanya bisa dibicarakan baik-baik

konflik dengan rekan kantor sampai harus ngumpet

konflik dengan rekan kantor sampai harus ngumpet via izkis.su

Karena di kantor kita bertemu dengan macam-macam orang, ada saja satu atau dua yang tidak cocok. Konflik bisa terjadi kapan saja. Dan ketika sedang berada dalam konflik, rasa tidak nyamannya sangat nyata. Kamu dan dia jadi canggung. Mau saling tidak berurusan sama sekali juga tidak mungkin karena pekerjaan kalian saling berkaitan. Jika ini terjadi, cobalah bicara baik-baik. Selesaikan masalah dengan damai. Memutuskan pergi jelas bukan penyelesaikan konflik yang bagus. Masa iya nanti kalau kamu di kantor baru dan ada masalah lagi dengan rekanmu, kamu mau resign lagi?

4. Kamu merasa tersisihkan dari pergaulan dan diabaikan. Mungkin kamu perlu lebih santai lagi

nggak punya temen, temenan sama peliharaan :(

nggak punya temen, temenan sama peliharaan 🙁

Saat kamu merasa tidak nyaman dengan teman-teman sekantor, kamu akan mengambil sikap untuk berinteraksi seperlunya. Terserah mereka mau bagaimana yang penting pekerjaanmu selesai. Sikap seperti ini bisa membuatmu merasa terkucilkan dari pergaulan. Akibatnya lagi, kamu jadi over-sensitive. Terkadang kamu merasa tersinggung dengan ucapan mereka, padahal sebenarnya biasa saja. Kamu perlu sedikit lebih santai. Sesekali, ngobrol yang ringan-ringan saja dengan mereka. Supaya uratmu tidak tegang, dan emosimu tidak rentan.

5. Merasa tekanan kerja sangat berat. Apapun dan di manapun kamu bekerja, tekanan itu pasti ada

merasa tekanan kerja terlalu berat

merasa tekanan kerja terlalu berat via ordiate.com

Atau kamu ingin resign karena merasa tidak kuat dengan tekanan kerja yang terasa terlalu berat? Sebelum kamu menyerahkan surat resign-mu, ingatlah bahwa di manapun kamu bekerja, tekanan kerja itu pasti ada. Deadline, target, dan segala macamnya itu memang dibuat supaya kerjamu maksimal. Atau bisa juga kamu baru saja kena omelan bos. Lalu kamu kesal dan emosi, sehingga pikiran untuk resign itu muncul karena kamu merasa tertekan. Sekarang tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kamu memang sudah bekerja secara maksimal? Kalau kamu merasa memang sudah semaksimal mungkin, dan tekanan kerja yang sudah tidak manusiawi lagi, ya sudah. Resign, boleh lah.

6. Kamu dirolling ke posisi yang nggak kamu suka. Coba jalani saja dulu, siapa tahu malah dapat ilmu baru

Coba bertahan sebentar sambil merapal mantra

Coba bertahan sebentar sambil merapal mantra via wantstobelieve.tumblr.com

Di perusahaan besar, dirolling ke posisi atau kantor lain adalah hal biasa. Hal itu terjadi karena kantor sedang membutuhkanmu di posisi yang lain, atau atasanmu melihat potensi yang lain dalam dirimu. Meski kamu sebenarnya tidak suka dengan posisi itu, karena kamu sudah nyaman dengan posisimu selama ini. Jangan buru-buru memutuskan untuk pindah karena kecewa. Jalani saja dulu. Kalau memang kamu benar-benar tidak bisa, coba bicara dengan atasanmu. Siapa tahu ada solusi yang pas untuk permasalahan itu.

7. Bosan dan jenuh. Itu perasaan yang wajar, tapi mungkin kamu hanya perlu liburan, bukan mundur dari pekerjaan

Bosan aku dengan penat...

Bosan aku dengan penat…

Bosan dan jenuh termasuk alasan yang cukup sering muncul saat orang ingin resign. Hal ini biasanya terjadi bila kamu bekerja di bidang yang sebenarnya bukan minatmu. Tapi terkadang meski kamu sudah berada di jalur yang tepat, alias bidang yang kamu sukai, rasa bosan itu tetap akan menghampiri sesekali. Itu wajar terjadi saat kamu merasa stress dan jenuh dengan rutinitas sehari-hari. Tapi bukan berarti kamu perlu resign. Bisa jadi, kamu hanya perlu cuti sejenak dan liburan.

Bila alasanmu sudah benar-benar bulat dan setelah kamu pikirkan matang-matang pun, kamu tidak punya alasan untuk bertahan (misalnya gaji yang benar-benar tidak mencukupi, atau hal-hal prinsipil lainnya), boleh lah kamu segera menyiapkan surat resignmu.

Tapi bila penyebab keinginan resignmu hanya hal-hal di atas, dan sebenarnya kamu masih punya banyak alasan untuk bertahan (misalnya pekerjaan itu sudah sesuai dengan passionmu dan akan sangat berguna untuk karirmu ke depan), coba tahan dulu. Barangkali saat ini memang bukan momen terbaikmu. Tapi bila kamu terus berusaha, nanti pasti akan ada hasilnya.

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi