Kanker Payudara Bukan Ancaman Sepele! Dengan Baca Fakta dan Tips Ini, Satu Nyawa Bisa Selamat!

Fenomena kanker payudara memang bukan hal baru lagi. Akhir-akhir ini, artis peran Yana Zein banyak dibicarakan, bukan mengenai kiprahnya di dunia hiburan, tapi cerita hidupnya yang sekarang dihabiskan di ranjang rumah sakit karena mengidap penyakit kanker payudara stadium 4. Kondisinya cukup memprihatinkan karena ia harus menjalani kemoterapi yang membuat rambutnya rontok dan habis tak bersisa. Kabar terakhir menyebutkan, Yana Zein juga menjalani proses radiasi karena kemoterapi ke-6nya gagal .

Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua pada perempuan setelah kanker leher rahim. Walaupun kenyataannya, laki-laki juga bisa mengidap penyakit ini, lho! Melky Goeslaw , ayah dari musisi Melly Goeslaw menjadi salah satu laki-laki yang meninggal karena kanker payudara yang sudah lama dideritanya.

Kanker payudara adalah keganasan sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulus-nya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah dan persarafan jaringan payudara. Setiap risiko kanker payudara pada wanita dapat mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi atau lebih rendah, bergantung pada beberapa faktor yang meliputi riwayat keluarga, genetik, usia saat menstruasi pertama, dan faktor-faktor lainnya. Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara yang berfungsi sebagai pembungkus. Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali.

Walaupun belum diketahui secara pasti, tapi ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kanker payudara

Yana Zein mengidap kanker payudara stadium 4

Yana Zein mengidap kanker payudara stadium 4 via www.tribunnews.com

  1. Faktor genetik. Di mana jika ada riwayat keluarga (ibu atau saudara) yang terserang penyakit kanker payudara, kemungkinan untuk terserang penyakit tersebut akan menjadi lebih besar dua kali lipat. Berbeda dengan perempuan lain, yang di dalam keluarganya tidak memiliki riwayat kanker payudara.
  2. Perempuan yang sedang menggunakan terapi obat hormon pengganti, misalnya hormon estrogen, dapat mengakibatkan peningkatan terjadinya resiko terkena penyakit kanker payudara.
  3. Perempuan yang tidak menikah, tidak mempunyai anak, melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, serta belum pernah menyusui juga disinyalir menjadi kemungkinan penyebab kanker payudara.
  4. Perempuan yang mengalami menstruasi di bawah umur 11 tahun.

Bagaimana mendeteksi adanya kanker payudara lebih dini?

Periksa Payudara Mandiri

Periksa Payudara Mandiri via candradewi30405.blogspot.co.id

Ada program SADARI (Periksa Payudara Sendiri) lebih dini untuk mendeteksi apakah ada perubahan fisik pada payudara. Proses ini dilakukan agar semua perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius dapat segera ditangani.

Waktu terbaik untuk melakukan SADARI adalah beberapa hari setelah periode menstruasi berakhir. Pada masa menstruasi, kadar hormon berfluktuasi sehingga menyebabkan perubahan pada tubuh, termasuk payudara yang mengencang.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan sesuai dengan kenyamanan masing-masing orang:

1. Di depan cermin
Untuk melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri, kamu hanya memerlukan tangan, penglihatan, dan cermin. Berdirilah di depan kaca, buka pakaian dari pinggang ke atas. Pastikan terdapat cukup pencahayaan dalam ruangan tersebut dan lakukan cara berikut:

  • Perhatikan payudaramu baik-baik. Kebanyakan perempuan tidak memiliki payudara yang ukurannya sama besar (payudara kanan lebih besar atau lebih kecil daripada yang lain)
  • Berdirilah dengan lengan di samping tubuh. Perhatikan bentuk, ukuran, dan apakah ada perubahan seperti permukaan dan warna kulit, juga bentuk puting payudara
  • Letakkan tangan pada pinggang dan tekan kuat-kuat untuk mengencangkan otot dada. Perhatikan payudara sambil berkaca dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya
  • Membungkuklah di depan kaca sehingga payudara terjulur ke bawah. Perhatikan dan raba untuk memeriksa apakah ada perubahan tertentu pada payudara
  • Tautkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan ke dalam. Perhatikan kedua payudaramu, termasuk di bagian bawah.
  • Periksa apakah terdapat cairan yang keluar dari puting. Tempatkan jempol dan jari telunjuk di sekitar puting, lalu tekan perlahan, dan perhatikan apakah ada cairan yang keluar. Ulangi pada payudara yang lain.

2. Saat mandi

Busa sabun akan memudahkan pergerakan tangan untuk memeriksa benjolan atau perubahan pada payudara. Angkat satu tangan ke belakang kepala. Dengan tangan lain yang dilumuri sabun, raba payudara di sisi tangan yang terangkat. Gunakan jari untuk menekan-nekan bagian demi bagian dengan lembut. Lakukan pada payudara di sisi lain.

3. Berbaring

Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan berbaring. Pilih tempat tidur atau permukaan datar lain yang nyaman. Saat berbaring, payudara menjadi melebar dan memudahkan untuk diperiksa.

Sambil berbaring, tempatkan gulungan handuk atau bantal kecil di bawah pundak. Tempatkan tangan kanan di bawah kepala. Lumuri tangan kiri dengan losion dan gunakan jari untuk meraba payudara kanan.

Ibaratkan payudara seperti permukaan jam. Mulailah gerakan dari titik jam 12 ke angka 1 dengan gerakan melingkar. Setelah satu lingkaran, geser jari dan mulailah kembali hingga seluruh permukaan payudara hingga ke puting selesai teraba.

Tidak perlu terburu-buru saat melakukan pemeriksaan. Pastikan semua permukaan payudara telah teraba dengan seksama.

Kanker yang terlambat ditangani akan membawa dampak yang sangat serius.

Jangan sampai terlambat

Jangan sampai terlambat via health.kompas.com

Tidak semua benjolan di payudara mengarah pada tingkat penyakit yang serius. Karena hanya sekitar 1 dari 10 benjolan pada payudara bersifat kanker. Tapi, kamu tetap harus waspada jika menemukan beberapa hal di bawah ini:

  • Benjolan keras pada payudara atau ketiak
  • Perubahan pada permukaan kulit: kulit menjadi berkerut, atau terdapat cekungan
  • Perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika kamu mengangkat payudara atau menggerakkan lengan
  • Keluar cairan dari puting payudara, tapi bukan ASI
  • Keluar darah dari puting
  • Terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembap, serta tidak kunjung berubah menjadi seperti semula
  • Puting berubah bentuk, misalnya menjadi melesak ke dalam
  • Ruam di sekitar puting
  • Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara

Ingat ya, kanker yang terlambat ditangani akan membawa dampak yang sangat serius. Oleh karenanya, segera periksakan diri ke dokter jika ditemukan gejala seperti di atas saat pemeriksaan mandiri.

Ada baiknya kita mencegah daripada mengobati. Kamu bisa melakukan banyak hal agar terhindar dari kanker payudara

1. Jaga berat badanmu agar tetap ideal

berat badan harus ideal

berat badan harus ideal via www.cantikalamiah.com

Perempuan yang mengalami pertambahan berat badan atau obesitas setelah masa menopause, memiliki risiko terkena kanker payudara sebesar 30-60 persen. Sementara, perempuan yang mengalami pertambahan berat badan atau obesitas sebelum masa menopause, risiko terkena kanker payudara 20-40 persen lebih tinggi dibanding dengan yang mempunyai berat badan normal.

2. Mengutamakan makanan sehat. Meski enak, junk food sebaiknya dihindari

makan makanan sehat

makan makanan sehat via www.vemale.com

Wanita yang sudah terkena kanker payudara pun hidupnya dapat lebih berkualitas jika menghindari makanan berlemak. Apalagi jika saat ini kamu sedang dalam keadaan sehat. Daging berlemak, sosis, krim, margarin, mentega, dan minyak adalah sumber-sumber makanan untuk dihindari sebagai usaha pencegahan yang disarankan.

3. Sesibuk apapun kamu, luangkan waktu untuk berolahraga

sepedaan

sepedaan via plus.google.com

Olahraga tidak hanya dimaksudkan untuk mencegah kanker payudara, tetapi merupakan tindakan efektif untuk menjaga agar tubuhmu tetap sehat. Standarnya, untuk melakukan olahraga aerobik intensitas sedang (seperti bersepeda dan jalan cepat) adalah selama 2 jam 30 menit per minggu.

4. Hentikan kebiasaan merokok apa pun alasannya

stop merokok

stop merokok via www.cbsnews.com

Kamu yang pernah menjadi perokok saja masih memiliki risiko terkena kanker payudara sebesar 13 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah merokok sama sekali. Kondisi yang lebih buruk bisa dialami jika masih aktif merokok, yaitu 24 persen berisiko lebih tinggi.  Perempuan yang sejak usia dini sudah merokok, risikonya menjadi lebih tinggi lagi, yaitu ditambah 12 persen. Satu lagi, perempuan yang merokok sebelum kehamilan pertama, risiko akan bertambah sebesar 21 persen. Melihat risiko-risiko ini, berhenti merokok sekarang juga adalah pilihan yang paling tepat.

5. Membatasi atau hindari sama sekali minuman beralkohol

no alcohol

no alcohol via mystiquemagazine.org

Mengonsumsi minuman beralkohol satu gelas tiap hari dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 10-12 persen dibandingkan dengan seseorang yang tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Potensi terkena kanker payudara lebih tinggi jika biasa minum lebih dari segelas per hari. Hal ini dapat terjadi karena ada kaitan antara tingkat alkohol dengan perubahan jumlah hormon di dalam darah. Dalam hal ini sebagai cara mencegah kanker payudara adalah mengurangi asupan alkohol, bahkan disarankan untuk menghentikan sama sekali.

6. Meskipun tidak berdampak begitu besar, menyusui bayi secara teratur membantu mencegah kanker payudara

menyusui

Meskipun tingkat penurunan risikonya kecil, menyusui bayi dapat membantu mencegah kanker payudara. Tiap 12 bulan menyusui, risiko terkena kanker payudara dapat berkurang sebesar 4,3 persen. Oleh karena itu, ketika kamu punya anak kelak, jangan malas memberikan ASI untuk buah hatimu.

7. Membatasi terapi hormon terkait dengan masa menopause

konsultasikan dulu sama dokter

konsultasikan dulu sama dokter via www.klikdokter.com

Terapi hormon biasa dilakukan oleh wanita terkait dengan masa menopause. Terapi yang umumnya menggunakan hormon estrogen dan progesteron ini biasanya bersifat jangka waktu panjang, yaitu sekitar 10 tahun. Karena itulah, terapi ini berisiko meningkatkan kanker payudara. Namun ketika pemakaian dihentikan, dalam waktu sekitar lima tahun, risiko tersebut dapat kembali berkurang. Apabila kamu benar-benar membutuhkan terapi hormon, konsultasikan kepada dokter agar kadar hormon tersebut dapat dikurangi.

8. Sebisa mungkin untuk menghindari terkena paparan radiasi

Jangan kena radiasi

Jangan kena radiasi via yuniparantika.blogspot.co.id

Ada beberapa hal yang mungkin membuat kamu terpapar radiasi tingkat tinggi, misalnya penggunaan peralatan kesehatan CT scan, bekerja di tempat pengobatan yang menggunakan radiasi, terpapar asap kendaraan, serta kontak dengan bahan-bahan kimia. Lindungi dirimu dari paparan tersebut dan semaksimal mungkin dihindari.

Well, dari kisah Yana Zein yang terkena kanker payudara, kita jadi bisa banyak tahu apa itu kanker payudara dan bagaimana sebaiknya menjalani hidup sehat agar hidup kita nanti tak hanya habis waktunya untuk perawatan, kemoterapi dan serangkaian pengobatan lainnya.

Semoga lekas pulih, Mbak Yana Zein!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two