Kalau Kamu Mengalami 10 Tanda Ini, Berarti Sindrom Kurang Liburan Level Akut Sudah Kamu Alami!

sindrom kurang liburan level akut

ArtikelĀ HipweeĀ ini dipersembahkan oleh Traveloka . Tempat terbaik untuk menemukan harga terbaik demi kenyamanan perjalananmu.

Seringkah kamu merasa kelelahan akhir-akhir ini? Overwhelmed baik karena kerjaan dari kantor maupun tugas-tugas kuliah, jika kamu masih berstatus mahasiswa. Awalnya sih cuma kecapekan biasa namun bila dibiarin terus, pikiran dan tubuh yang capek bisa berakibat pada stress.

Masalahnya, kita semua terlalu sering (pura-pura) lupa kapan untuk istirahat, bahkan luput dalam membaca sinyal dari tubuh yang sudah menjerit,

ā€œWoles, bro! Rehat bentar napa?!ā€.

Beruntungnya kamu karena Traveloka danĀ Hipwee sudah bisa menerawang tanda-tanda tak terbantahkan kalau kamu butuh liburan level akut:

1. Jika kamu udah melupakan nikmatnya sengatan matahari, itu artinya kamu udah butuh liburan.

Lupa nikmatnya matahari

Lupa nikmatnya matahari via feelandflourish.blogspot.com

Jangankan melihat cahaya silau matahari, membiarkan sinarnya menjilat kulitmu aja udah gak pernah lagi. Kamu lupa hangatnya matahari di pagi hari karena udah cabut dari rumah sebelum dia terbit. Kamu udah lupa panasnya sengatan matahari karena ā€˜terkurungā€™ oleh pekerjaan. Dan kamu sudah lupa betapa magisnya matahari ketika ia terbenam sebab kamu pulang ketika hari sudah gelap.

2.Ā Saking sibuknya, laptop sudah berubah jadi teman terbaikmu

Laptop adalah temanku, bukan kamu.

Laptop adalah temanku, bukan kamu. via thenewheroesandpioneers.com

Laptop adalah teman terdekatmu. Karena dia sabar dan mengerti kalau kamu harus lembur sampai larut malam. Dia bisa menerima dengan hati lapang saat dicuekin selama akhir pekan karena kamu harus tidur sepanjang hari, menggantikan jam tidur yang terkonversi jadi jam kerja. Dia juga gak marah kalau kamu tinggalin di rumah, karena dia tahu dalam sekejap kamu akan berubah pikiran, putar balik dan menjemputnya.

Dia satu-satunya teman yang mengerti kamu, oleh sebab itu kamu merasa sudah siap untuk melanjutkan pertemanan kalian ke jenjang yang lebih serius.

3. Kamu mencetuskan sebuah teori brilian bernama ā€œDilema Kuliah-Kerjaā€.

Gak adil banget

Gak adil banget via aheapingspoonful.com

Bunyi teori Dilema Kuliah-Kerja adalah sebagai berikut:

Kuliah : Punya BANYAK waktu luang buat pergi liburan, tapi gak punya duit.

Kerja : Sudah punya duit untuk liburan, tapi gak pernah ada waktu luang untuk pergi.

4. Tiap kali melihat harga tiket murah, ingin rasanya meraung-raung dalam hati.

Ketika aroma liburan sudah bisa diendus oleh indra penciuman dalam sekejap promo tiket murah dari Traveloka Ā memancing hasratmu untuk segera mengemas tas dan koper untuk traveling. Mencicipi keramahtamahan nan santai di Yogyakarta , mendatangi pesta yang tak kunjung berhenti di Bali atau menikmati sunset di Pantai Losari Makassar sudah ada dalam bayangan.

Tapi rencana seperti di atas hanya terjadi di dunia paralel, bukan di dunia kamu. Kamu bisa menjeritĀ ā€œKENAPA harus ada kerjaan?!ā€Ā sambil menyadari bahwa teori ā€œDilema Kuliah-Kerjaā€ belum bisa dipatahkan.

5. Mode ā€œAuto-pilotā€ adalah andalanmu dalam menjalani rutinitas sehari-hari.

tidur - kerja - pulang -tidur

tidur ā€“ kerja ā€“ pulang -tidur via weworewhat.com

Tidur ā€“ Bangun ā€“ Berangkat kerja ā€“ Pulang ā€“ Tidur. Ulangi.

Jangan tanya soal pacaran, karena untuk nongkrong saja gak pernah. Kamu seakan udah kebal dengan godaan untuk keluar dari rutinitas sehari-hari. Bukan karena gak mau tapi karena semuanya sudah diatur oleh mode auto-pilot.

6. Hangout buat kamu adalah keluar makan siang bareng teman-teman kerja.

Hangout paling hedon!

Hangout paling hedon! via designerfund.com

Kedoknya sih lunchĀ bareng di luar kantor bareng rekan kerja, tapi si bos ikut juga. Apakah hangout namanya jika yang dibicarakan gak jauh-jauh soal pekerjaan, tugas dan deadline? Ya udah, kalau begini ceritanya mending kamu makan siang hangout-nya bareng laptop aja, karena seidaknya dia tahu kalau kamu butuh liburan, escapeĀ dari kerjaan. Dan pastinya dia tahuĀ cara mendapatkan tiket dengan harga terbaik .

Aku sayang kamu, Laptop.

7. Yang pasti kamu udah lupa kapan terakhir kali kamu bersenang-senang.

Kapan terakhir kali liburan?

ā€œKapan terakhir kali liburan?ā€ via aheapingspoonful.com

Saat ditanyaĀ ā€œKapan terakhir kali kamu liburan?ā€, kamu bingung terdiam seribu bahasa. Saking lamanya gak menikmati atmosfir liburan, kamu udah lupa kapan terakhir kali kamu bersenang-senang. Ingin rasanya menjawabĀ ā€œKe mall dihitung liburan gak? Kalau iya minggu lalu aku liburanā€¦ā€

8. Pada satu titik,Ā kamu udah gak menaruh kepedulian lagi dengan pencitraan diri.

BODO!

BODO! via www.cam.ac.uk

JAIM? Apa itu jaim?

9. Kamu sering parno sendiri ketika ponsel tiba-tiba berdering.

Tiitutiit~

Deringnya gak berulang-ulang, tapi detak jantungmu sudah meningkat berkali lipat. Mata terbelalak dan keringat mengucur tipis di pelipis kiri. Kira-kira apakah gerangan? Email dari bos? Keluhan klien? Atau Whatsapp dariĀ coworker yang mau ngeluh soal pekerjaan? Apapun itu, ponsel menjadi sumber ketakuan terberatmu.

10. Hiburan buatmu adalah waktu mantengin aplikasi pemesanan tiket.

Satu-satunya hiburan

Satu-satunya hiburan via www.traveloka.com

Satu-satunya hal yang paling menghibur dari ponsel adalah saat kamu mandangi layarnya sambil membuka aplikasi pemesanan tiket . Pilihan destinasi yang banyak, hotel-hotel berkualitas dengan harga miring bikin kamu ingin segera melalanglang buana ke penjuru dunia.

Dalam sekejap perhatian kamu tertuju pada kalender dan menemukanĀ long weekend yang pas buat liburan. AKHIRNYA! Namun mimpi kamu buyar seketika setelah melototiĀ to-do listĀ yang gak ada ujungnya. Damn!

Jika kamu merasakan gejala-gejala seperti di atas, itu berarti tubuh dan pikiran kamu udah mau menyerah. Segera book tiket dan hotel, apapun keadaannya. Ucapakan selamat tinggal pada pekerjaan (setelah kamu beresin) dan beri sun jauh yang mesra buat bos kamu.

Karena liburan adalah hak!

CTA_Brand Article1

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis