Jangan Merasa Sudah Siap Jadi Suami. Sebelum Kamu Mendaki 4 Gunung Ini!

Gelikah kamu saat mendengar pernyataan atara kesiapan jadi suami dan keharusan untuk mendaki gunung? Hei, ini bukan bercanda lho. Meski kedengarannya menggelikan naik gunung dan kesiapan jadi suami sebenarnya berhubungan.

Naik gunung memaksa seseorang untuk jadi pejuang. Mengalahkan kelemahan dalam dirinya, memaksimalkan semua kekuatan yang dipunya. Mengajarinya bahwa nyawa harus diperjuangakan atau tim SAR yang harus membantu nantinya.

Pertanyaannya, gunung mana yang harus selesai didaki sebelum merasa siap jadi suami? Hipwee akan memberikan list lengkapnya di sini.

1. Kalau naik Nglanggeran aja belum bisa, kok mau membahagiakan wanita?

100_7575-750x563

Kalau kamu berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa mampir ke Gunung Nglanggeran yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, DIY. Gunung ini merupakan gunung api purba yang terbentuk dari susuan karst yang menjadi ciri daerah Gunung Kidul. Untuk mencapai desa Nglanggeran, kamu cukup menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam menggunakan kendaraan bermotor dari Yogyakarta.

Gunung ini pas banget buat kamu yang baru pertama kali mendaki gunung dan pengen menikmati camping ceria. Dengan ketinggian yang cuma 700 mdpl dan medan yang landai, cuma butuh sekitar 1 jam kok untuk sampai di puncak. Meski di beberapa titik ada medan yang berupa batu karang, sudah tersedia tangga-tangga kayu dan tali untuk memudahkanmu. Di sekitar puncak, ada camping ground untuk menikmati asyiknya tidur beratapkan langit bertabur bintang.

2. Gunung Papandayan yang sering jadi lokasi pre wedding wajib pernah didaki. Di sini staminamu diuji

10531282973_309f80527a_b1-750x382

Gunung yang terletak di Garut, Jawa Barat, ini punya pesonanya sendiri. Dalam perjalanan menuju puncak, kamu akan disuguhkan pemandangan beberapa kawah belerang seperti Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Ada pula padang Edelweis luas yang bernama Tegal Alun, sebelum kamu akhirnya mencapai puncak dan menemukan kawah Papandayan. Kamu juga akan menemukan pemandangan keren sekaligus mistis di hutan mati.

Meski dianggap cocok buat pemula, tetap gak boleh meremehkan gunung ini, ya. Butuh waktu sekitar 4 jam untuk mencapai puncak Papandayan yang terletak di 2.665 mdpl melalui jalur trekking yang landai. Tetap persiapkan stamina dan perbekalanmu.

3.  Gunung Prau yang ringan harusnya sudah kamu daki dengan tuntas. Butuh orang yang bisa berjuang dengan tegas

MG_3054-850x503

Sebelumnya Hipwee pernah mengulas pendakian ke Gunung Prau lewat artikel ini. Gunung Prau adalah salah satu gunung dengan puncak terluas di Indonesia, sehingga tempat ini menjadi tempat favorit pecinta alam untuk kemping sambil menanti golden sunrise yang menawan di Tanah Para Dewa. Dari puncaknya, kamu bisa melihat puncak Sindoro-Sumbing serta Merapi dan Merbabu dari kejauhan.

Jalur trekking tersingkat bisa kamu lewati dari base camp Desa Patak Banteng, Dieng. Cukup dengan melibas medan yang agak curam selama kurang lebih tiga jam, kamu sudah bisa menginjakkan kaki di puncak yang tingginya 2.565 mdpl.

4. Oke lah belum bisa naik Semeru. Tapi Gunung Penanggungan harusnya sudah memancing nyalimu

MG_3054-850x503

Gunung Penanggungan yang terletak di Mojokerto ini sering disebut sebagai miniatur Semeru karena puncaknya yang tandus mirip dengan Gunung Semeru. Perjalanan menuju puncak Gunung Penanggungan ini terbilang singkat, cuma sekitar 4 jam melalui jalur Tamiajeng, Trawas yang menjadi jalur favorit pendaki yang ingin mendaki gunung ini. Tapi, kalau kamu memilih untuk mendaki via Jolotundo, kamu bisa menemukan peninggalan sejarah berupa candi-candi di sepanjang jalur pendakian.

Sebelum benaran menjajal pendakian ke Semeru, kamu bisa terlebih dulu berlatih di gunung ini. Meski ketinggian puncaknya hanya 1.653 mdpl, tingkat kesulitan trek saat kamu mencapai puncak cukup menantang dengan jalur yang kemiringannya mencapai 65 derajat. Jadi, pastikan kamu gak meremehkan gunung ini.

4. Terletak di Purwakarta, konon Gunung Parang adalah Gunung Panjat Tebing tertinggi kedua di Asia

Gunung Parang adalah gunung panjat tebing kedua di Asia

Gunung Parang adalah gunung panjat tebing kedua di Asia via kanopiberjalan.wordpress.com

Saat kamu bertandang ke Gunung Parang bukan cuma wisatawan lokal saja yang akan kamu temui. Bule-bule yang membawa peralatan panjat tebing juga akan jadi teman perjalananmu. Yes, ini wajar saja karena Gunung Parang memang merupakan destinasi favorit para penggila rock climber.

Tujuan bule dan wisatawan lokal ke sini cuma satu. Apalagi kalau bukan batu andesit setinggi 900 meter yang bisa didaki? Memang inilah yang jadi daya tarik utama gunung Parang. Selain mendaki lewat jalur biasa, Tower 3 dengan batu andesitnya siap ditaklukkan para penggila adrenalin.

Iya sih ketinggiannya ‘cuma’ 963 Mdpl. Tapi Gunung Parang ini garang banget men!

Gunung ini garang banget, Men!

Gunung ini garang banget, Men! via www.jalanpendaki.com

Beberapa pendaki sempat meremehkan gunung yang satu ini. Begitu pula Abiyoga, seorang young urban yang selalu merasa aktivitas outdoor yang challenging di tengah alam bisa jadi cara refreshing dari kesibukan.

Bersama Miftah, Abiyoga mendaki Gunung Parang yang ketinggiannya ‘hanya’ 963 Mdpl dan memang terdengar ramah untuk pemula. Hmmmm….padahal nggak juga.

Di awal pendakian Gunung Parang memang masih terasa ramah. Trek awal pendakian didominasi oleh kebun warga dan pemandangan kandang kambing. Kegarangan baru mulai terasa saat kamu menemukan trek vertikal dengan batu-batuan licin di sana.

Walaupun cuma 30 menit trek vertikal ini bikin nafas hampir habis!

Perjuangan menuju puncak Gunung Parang juga nggak semudah yang dikira. Treknya cukup terjal, berbatu, dan dihiasi dengan jurang di kanan-kiri. Mesti ekstra sabar, semangat dan hati-hati.

Sampai puncak terus selesai? Oh nanti dulu. Ada bukit andesit yang masih menunggu

Bukit andesit yang menunggu ditaklukkan

Bukit andesit yang menunggu ditaklukkan via www.youtube.com

Setelah sampai ke puncak dan ber-selfie ria masih ada tantangan utama yang menunggu. Tebing andesit Gunung Parang adalah main course yang masih harus kamu taklukkan. Di sini usaha harus kamu keluarkan mati-matian.

Batuan andesit setinggi 900 meter dengan lubang alami sebagai tumpuan jari dan batu yang sedikit menjorok keluar sebagai tumpuan kaki sudah menanti. Adrenalinmu benar-benar akan tertantang di sini.

Bayangkan. Kamu benar-benar harus bertumpu pada kekuatan badan untuk menemukan pegangan lalu bertahan. Kalau gagal menemukan batu yang bisa dipegang siap-siap aja jatuh, terpelanting, dan terpeleset di atas tebing andesit itu. Aman kok, tenang aja. Kan kamu didampingi oleh operator lokal yang sudah berpengalaman. Yah…paling biru-biru dikit lah ya.

Pengalaman mendaki Tebing Paras Tower 3 Abiyoga bersama Miftah membuka mata. Ternyata kita kecil sekali sebagai manusia

Ternyata kita kecil sekali sebagai manusia

Ternyata kita kecil sekali sebagai manusia via www.youtube.com

Mengobrol soal rock climbing di Gunung Paras memang tidak bisa dipisahkan dari sosok Miftah. Pria kelahiran Kampung Cihuni yang bernama lengkap Miftahudin ini legend-nya.

Miftah sudah berhasil mendaki Tebing Paras Tower 3 via jalur Bandung Rock sampai ke Teras 4 tanpa menggunakan pengaman. Sampai-sampai Miftah dijuluki Manusia Cicak karena keahliannya mendaki.

Penasaran gimana serunya Abiyoga mendaki bersama Miftah demi mengalahkan terjalnya Gunung Parang? Apa yang Miftah ajarkan sampai bisa menundukkan kesombongan kita sebagai manusia?

Kamu bisa langsung membaca kisah lengkapnya di sini.

Kamu yang suka traveling yang menantang wajib coba spot rock climbing yang nge-hits ini. Jadi, kapan ke sini?

Baca Selengkapnya Pertualangan Miftah dan Abiyoga

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini