Traveling Ke Desa Wisata Tradisional, Memberimu Pengalaman yang Anti Mainstream

Destinasi traveling di Indonesia itu gak melulu pantai, gunung, dan pulau-pulau eksotis lho. Dengan lebih dari 350 kelompok etnik yang tersebar di seluruh Indonesia, keberagaman budaya bisa menjadi daya tarik yang patut kamu jamahi.

Ingin mengenal lebih dekat wajah bangsa Indonesia yang masih memegang teguh tradisi dan hidup seperti nenek moyang mereka? Desa-desa tradisional berikut bisa kamu sambangi untuk memperkaya wawasanmu.

1. Hidup dalam harmoni dengan alam bersama suku Baduy di Desa Kanekes, Banten.

Kehidupan suku Baduy

Kehidupan suku Baduy via dayensobarna.wordpress.com

Desa Kanekes yang terletak di kaki pegunungan Kendeng, Lebak, Banten adalah tempat bermukimnya komunitas tradisional urang Kanekes atau yang lebih populer dengan sebutan suku Baduy. Suku ini menerapkan isolasi dari pengaruh budaya modern untuk mempertahankan jati diri warisan leluhur yang nyaris tergerus zaman.

Jika bertandang kemari, tinggalkan kendaraan dan piranti elektronikmu; di desa ini gak ada listrik. Kamu juga bisa merasakan pengalaman mandi tanpa sabun dan bahan kimia lainnya. Di sinilah, kamu bisa benar-benar hidup dalam harmoni dengan alam di tengah manusia-manusia yang menjunjung tinggi kesederhanaan.

2. Desa Candirejo, Jawa Tengah. Tempatmu bisa berbaur dengan nilai-nilai Jawa

Candirejo

Candirejo via wahw33d.blogspot.com

Tak jauh dari Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, masyarakat Desa Wisata Candirejo akan menyambut kamu yang ingin menjajal pengalaman hidup ala orang Jawa tradisional. Selain bisa menukmati suasana pedesaan yang tentram, kamu juga bisa menemukan berbagai tradisi lokal di desa ini seperti Nyadran, Sedekah Bumi, kesenian lokal seperti jathilan, kubrosiswo dan industri rumah tangga berupa kerajinan bambu dan pandan.

3. Desa Penglipuran, Bali. Desa Tradisional yang Tertata Apik

Desa Penglipuran Bangli

Desa Penglipuran Bangli via baliislandsurf.wordpress.com

Ingin tahu kehidupan masyarakat adat Bali yang sesungguhnya? Datanglah ke Desa Penglipuran yang terletak di Bangli, sekitar satu jam dari Denpasar. Jangan bayangkan gubuk-gubuk sederhana dengan jalan setapak tanah, karena desa ini sangat tertata dengan rumah-rumah tua yang asri.

Di sini, kamu bisa melihat kehidupan masyarakat Bali yang sangat menjunjung adat leluhur. Cicipi kuliner khas Penglipuran sembari bercengkerama dengan warganya yang ramah. Kamu juga bisa berkeliling hutan bambu yang ada di sekitar desa.

4. Menangkap kesederhanaan di Kampung Naga, Jawa Barat.

Kampung Naga

Kampung Naga via www.panoramio.com

Di desa Neglasari, kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, berderet rumah-rumah sederhana dari bambu dan kayu serta beratapkan daun nipah. Tempat ini terkenal dengan sebutan kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga masih menjunjung tinggi adat peninggalan karuhun atau leluhur.

Tanpa listrik maupun peralatan elektronik, komunitas ini hidup harmonis dengan alam dan sesama. Selain berprofesi sebagai petani, mereka juga membuat cindera mata yang bisa kita beli dan bawa pulang. Mereka juga memiliki tradisi unik, Hajat Sasih, yaitu ritual memohon berkah dan keselamatan kepada leluhur Kampung Naga dan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Esa atas segala nikmat-Nya.

5. Menelusur jejak megalitikum di Kampung Bena, NTT.

kampung Bena

Kampung Bena via dians999.wordpress.com

Saat menyambangi Flores, jangan lupa untuk singgah di Kampung Bena yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Desa ini berada di puncak bukit dengan latar belakang Gunung Inerie. Datang kemari rasanya seperti berkunjung ke zaman batu, karena penduduk desa ini masih memelihara budaya megalitikum. Mereka percaya bahwa gunung, batu, dan hewan-hewan harus dihormati sebagai bagian dari kehidupan.

Masyarakat Kampung Bena hidup dari berladang. Para wanitanya juga memiliki kemampuan menenun yang turun-temurun. Kalo mau, kamu bisa membawa pulang kain tenunan mereka dengan memberi imbalan yang pantas. Nikmati senyum sapa penduduk Bena dalam kesederhanaan yang rendah hati.

6. Memotret budaya suku Dayak di Desa Pampang, Kalimantan Timur.

Suku Dayak

Suku Dayak via www.kidangkanaka.com

Kalo kamu tertarik dengan budaya suku Dayak, cobalah mengunjungi desa budaya Pampang di Samarinda, Kalimantan Timur ini. Di hari-hari biasa, kamu bisa mengamati keseharian orang-orang suku Dayak Kenyah. Sementara, di hari Minggu para penduduk sibuk mempersiapkan pertunjukan seni yang diadakan dari jam 2–3 siang. Selain berfoto bersama penampil tarian Dayak, kamu juga bisa membeli suvenir khas desa Pampang yang dijual penduduk desa.

7. Melihat magisnya Upacara Rambu Solo di Desa Kete Kesu, Tana Toraja.

Desa Kete Kesu

Desa Kete Kesu via mulanovich.blogspot.com

Tana Toraja kental dengan budaya masyarakatnya yang unik. Nah, Desa Kete Kesu bisa kamu singgahi untuk mendapatkan potret lengkap kearifan lokal masyarakat Tana Toraja yang masih menjunjung tinggi adat dan istiadat warisan leluhur mereka. Menjejakkan kaki di Kete Kesu, deretan rumah adat Tongkonan berbaris rapi berhadap-hadapan dengan lumbung beras atau alang. Kamu juga bisa menemukan tebing batu dan gua yang dijadikan tempat pemakaman masyarakat Toraja.

Saat yang tepat untuk berkunjung ke Kete Kesu adalah bulan Juni sampai Desember, karena pada bulan-bulan tersebut, biasanya diadakan upacara Rambu Solo, yaitu upacara pemakaman adat yang meriah dan merupakan salah satu upacara paling penting bagi masyarakat Toraja. Acara ini bisa berlangsung berhari-hari dan bakal menjadi pengalaman menarik yang bisa kamu bawa pulang.

8. Desa Jangga, Sumatera Utara. Tempatmu Bisa Menemukan Keindahan Danau Toba Sekaligus Melihat Pembuatan Kain Ulos.

Desa Jangga

Desa Jangga via www.indonesia.travel

Desa Jangga yang terletak di kaki Gunung Simanuk-Manuk, 24 kilometer dari Danau Toba ini adalah tempat yang tepat jika kamu ingin menyesapi tradisi suku Batak tradisional. Telusuri rumitnya proses menenun kain ulos yang gak pernah absen dalam acara-acara adat Batak, seperti upacara kelahiran, kematian dan pernikahan. Gak hanya, itu, kamu juga bisa menemukan deretan rumah-rumah tradisional serta atraksi budaya dan sejarah sisa-sisa peninggalan raja-raja Batak berabad-abad yang lampau.

9. Meneropong keunikan masyarakat Mentawai di Desa Madobak, Ugai, dan Matotonan, Kepulauan Mentawai.

Suku Mentawai

Suku Mentawai via 01islands.org

Budaya tradisional Mentawai masih lestari di tangan penduduk Desa Madobak, Ugai, dan Matotonan ini. Jika ingin melihat dari dekat keseharian masyarakatnya, cobalah tinggal sementara di uma atau rumah tradisional mereka. Mereka sangat bersahabat kok! Kamu juga bisa gak boleh melewatkan upacara tradisional yang dipentaskan saat upacara pernikahan maupun saat memasuki rumah baru, yang bertujuan untuk mengusir roh jahat.

10. Belajar menganyam noken di Desa Arborek, Papua.

Menganyam topi dan noken di Arborek

Menganyam topi dan noken di Arborek via www.indonesia.travel

Saat mengeksplorasi Raja Ampat, Papua, jangan cuma mengagumi kekayaan alamnya. Kamu juga bisa menemukan orang-orang dengan budaya unik di Desa Arborek. Dikelilingi lautan yang kaya dengan pantainya yang indah, mata pencaharian sebagian besar warga Arborek adalah nelayan. Kamu bisa ikut kaum lelaki menangkap ikan atau belajar menganyam noken, tas tali terkenal khas Papua, diiringi senyum ramah para mama penduduk desa.

Indonesia memang Zamrud Khatulistiwa. Gak cuma mempunyai alam yang kaya, kenanekaragaman masyarakat dan budayanya juga patut kita kenali dan lestarikan. Perbedaan itulah yang membuat kita menjadi bangsa yang luar biasa.

Apakah kamu tertarik untuk mengikuti jalan-jalan lewat virtual tour selama masa new normal ini? Kasih tahu pendapatmu di sini

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pengagum senja dan penggubah lamunan menjadi kata. Doyan makan pisang goreng di sela-sela waktunya.