5 Cara Sopan untuk Menjelaskan ‘Maaf ya, Kamu Nggak Diundang ke Pernikahanku’ ke Temanmu

Cara sopan untuk tidak mengundang nikahan

Salah satu hal sulit saat sedang mempersiapkan pernikahan adalah tentang undangan. Yap, inginnya sih bisa undang semua keluarga, kenalan, kerabat, teman masa sekolah dan juga tetangga. Tapi, karena satu dan lain hal, dengan berat hati, list undangan mesti dipangkas. Bukannya nggak suka mengundang nama-nama yang akhirnya tidak masuk daftar tersebut, tapi lebih kepada tujuan acara pernikahan yang ingin lebih intim, sehingga hanya mengundang keluarga dan teman dekat saja.

Paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan teknik one year sorted, yaitu mengundang orang-orang yang dekat dengan kita di satu tahun belakangan ini saja. Kalau mereka sama sekali tidak menanyakan ‘kenapa tidak diundang?’, usahakan untuk tidak perlu menjelaskan alasannya. Nah, yang jadi PR adalah saat ada yang bertanya. Ketika kamu ada di posisi ini, Hipwee bantu mempersiapkan 5 alasan yang bisa kamu utarakan.

1. “Maaf banget, aku sengaja tidak mengundang banyak orang karena budget yang mepet.”

Maaf budget-nya mepet banget 🙁 | Photo by Pixabay via www.pexels.com

Ini memang jadi alasan yang klise tapi cukup bisa diterima. Biasanya, mereka yang tidak diundang itu akhirnya akan maklum. Tapi, pastikan teman-teman sepantarannya tidak diundang juga. Misalnya, dia adalah teman semasa aktif di OSIS SMA. Kalau pada kenyatannya ada nama lain di daftar undangan yang dulunya sama-sama anak OSIS, nanti pasti akan ada celetukan ‘Kok dia diundang, aku enggak. Kamu curang!’. Ini memang jadi hal yang sensitif, maka, hati-hati ya dalam men-sortir daftar undangan.

2. “Maaf, aku sama calon suami/istriku membiayai acara ini dengan budget kami sendiri. Jadi, terpaksa harus menyunting daftar tamu yang diundang.”

Daftar tamunya tidak bisa panjang-panjang, harus disortir | Photo by Yomex Owo via unsplash.com

Selain menjelaskan budget yang mepet, kamu bisa juga kemukakan alasan bahwa acara pernikahan ini digelar atas biaya sendiri dengan calon suami/istri. Sebenarnya ingin mengundang banyak orang, tapi mengingat kamu dan pasangan ingin bertanggung jawab dengan acara pernikahan kalian sendiri, maka mau nggak mau harus menyunting daftar tamu yang diundang.

3. “Aku ingin pernikahan yang intim dengan jumlah tamu terbatas. Maaf ya jadi tidak mengundangmu. Semoga kamu mengerti.”

Undangan benar-benar terbatas | Photo by Dimitri Kuliuk via www.pexels.com

Pernikahan yang intim identik dengan jumlah tamu terbatas. Ini bisa jadi alasan tepat, karena pada kenyataannya agar lebih khidmat, tamu terbatas bisa jadi solusi. Sampaikan saja permintaan maafmu apa adanya. Karena alasan keintiman pesta pernikahan inilah pada akhirnya kamu tidak mengundang banyak orang.

4. “Aku sih inginnya undang semua, tapi Ayah dan Ibu sudah terlalu banyak mengundang kolega mereka. Jadi, terpaksa jatahku dikurangi.”

Banyak undangan orangtua | Photo by Samantha Gades via unsplash.com

Pernikahan sejatinya adalah acara orangtua. Ayah dan Ibu kita punya gawe untuk menikahkan anak mereka. Jadi, nggak salah juga kalau mereka mengundang hampir semua kerabat dan kolega. Nah, biasanya sebagai anak, kita harus mengalah dan mendapatkan jatah daftar undangan. Jadi, ini bisa untuk alasan tepat saat ada yang tanya kenapa nggak diundang.

5. “Maaf ya, bukannya apa-apa, tapi ternyata venue acaranya tidak begitu luas. Aku juga berat hati rasanya saat harus menyunting daftar tamu karena alasan ini.”

Photo by Daniel Richard via www.pexels.com

Venue bisa juga jadi alasan saat bingung alasan apalagi yang harus diutarakan. Tapi pada kenyataannya, lokasi acara memang jadi perhatian saat akan menentukan jumlah tamu. Kalau memang tempat berlangsungnya acara tidak begitu luas, tentu akan jadi kurang baik kalau tamu yang diundang terlalu banyak. Selain para tamu tidak akan nyaman karena sumpek, kita sebagai yang punya acara jadi merasa tidak enak dengan undangan yang hadir. Jadi, mengundang yang dekat saja memang pilihan tepat.

Yang paling penting, jelaskan juga bahwa alasan tidak diundangnya mereka bukan karena masalah personal. Kalau perlu, buat janji untuk bertemu di lain waktu seperti liburan bersama, reuni atau sekadar makan siang bareng setelah kamu menikah. Saat kamu menjelaskannya dengan baik-baik, tenang saja, mereka pasti akan mengerti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two