Inilah 7 Lika-liku yang Akan Kamu Rasakan Jika Menjadi Istri Pria Berseragam. Kamu Siap?

Mungkin bagi beberapa cewek, memiliki suami dari kalangan militer ataupun polisi adalah mimpi yang selalu dipanjatkan dalam doa. Ya, pria berseragam memang mempunyai tempat tersendiri di banyak hati wanita. Begitu juga dengan aku. Tak heran, begitu akhirnya mimpi itu menjadi nyata ketika dia datang untuk meminang dan mengajak memasuki kehidupan yang lebih serius, “iya” adalah jawaban yang langsung terlontar.

Advertisement

Menjadi istri seorang suami yang pekerjaannya mengabdi kepada negara tidaklah semudah yang dibayangkan. Ada suka duka yang terselip di balik kehidupan rumah tangga yang harus dijalankan. Saat sudah memutuskan untuk memiliki suami dari kalangan pria berseragam, saat itu pula kehidupan baru dimulai dengan konsekuensi yang harus diterima. Ini hanya sebagai referensi tentang bagaimana lika-liku perjalanan pernikahan dengan pria berseragam yang mungkin ada di antara kamu yang akan segera merasakannya.

Menikah dengan pria berseragam jadi kebanggaan tersendiri. Begini rasanya menuju pelaminan dengan suami yang mengenakan seragam kebanggaannya

Menjadi istrimu

Menjadi istrinya via thebridedept.com

Ada kebanggaan tersendiri saat bisa bersanding dengannya di pelaminan. Saat pasangan lain ‘hanya’ mengenakan pakaian adat seperti kebanyakan, dia tampak gagah dengan seragam yang dikenakan. Hari itu aku bilang pada dunia bahwa akulah wanita paling beruntung di seluruh jagat raya ini. Akupun berterimakasih pada Tuhan atas nikmat yang tak terkira ini.

Tapi, setelah itu harus siap akan cinta yang sering terbagi. Antara dia dan negara

Abang pergi tugas dulu, Dek

Abang pergi tugas dulu, Dek via www.hipwee.com

Tugasnya sudah barang tentu mengabdi pada negara. Tak kenal kapan, di mana dan sedang apa, menjadi istri seorang tentara atau polisi sudah pasti harus siap kapanpun suami dipanggil tugas. Entah itu tengah malam atau sedang tanggal merah. Terkadang sedih juga. Tapi apa mau dikata, begitulah resiko bersuamikan pria berseragam. Toh saat melamar dulu, hal ini menjadi yang paling utama dibicarakan dan sering untuk diingatkan. Baiklah, sebagai istri, aku harus kuat dan mendukung apapun yang dilakukannya dalam pekerjaan.

Advertisement

“Dek, Maaf Abang harus pergi dulu. Ada panggilan dari atasan.”

“Ini ‘kan hari libur, Bang?”

“Iya, Dek. Tapi beginilah pekerjaan Abang. Sabar ya, sayang. Abang nggak lama kok.”

Kata orang, memulai adalah hal yang paling sulit. Begitu juga saat menemani perjuangan suami di awal karirnya

Perjuangan dari awal

Perjuangan dari awal via pendam17cenderawasih.mil.id

Menikah saat suami baru saja memulai awal karir rasanya seperti bayi yang baru saja belajar berjalan. Tertatih, pelan-pelan, kadang pakai jatuh, tapi bangkit, berdiri dan mulai jalan lagi. Banyak cerita menyebutkan bahwa orang tua akan membuka peluang lebih besar untuk anak gadisnya jika ada pria yang datang dengan seragamnya daripada hanya seorang ‘laki-laki biasa’.

Orang menganggap dipinang pria berseragam sudah pasti akan terjamin kehidupannya. Nyatanya, kemampuan mengelola keuangan adalah salah satu yang juga harus dimiliki seorang istri dari para pria berseragam ini, karena pendapatannya kadang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan belum bisa disisihkan untuk masuk tabungan.

Advertisement

Berpindah-pindah tempat tinggal bukan lagi jadi hal asing. Yah, memang begitulah resikonya

Adek ikut kemanapun Abang pergi

Adek ikut kemanapun Abang pergi via www.instagram.com

Menjadi istri dari pria berseragam juga sudah harus siap untuk berpindah-pindah tempat tinggal. Semua bukan dari keinginan berdua, tapi atas perintah atasan. Padahal di tempat yang sekarang, tetangga sudah seperti saudara, lokasi sudah strategis dan semua kebutuhan mudah untuk dicari. Pindah ke tempat lain apalagi ke daerah yang sulit dijangkau dan jauh dari perkotaan adalah hal yang sebenarnya nggak mudah diterima. Yah, tapi apa mau dikata. Begitulah resikonya.

“Dek, Abang dipindah tugaskan ke sini.” (sambil menyodorkan surat tugas dari atasan)

“Jauh ya, Bang. Tapi nggak apa-apa. Kemanapun Abang pergi, Adek ikut.”

Belum lagi kalau ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di luar negeri. Hubungan jarak jauh harus dilalui

Papa pergi dulu ya :(

Papa pergi dulu ya 🙁 via www.hipwee.com

Dengan ditugaskannya suami hingga ke luar negeri sebagai pasukan perdamaian menunjukkan bahwa kinerjanya dinilai baik dan mampu untuk mengemban tugas ini. Tapi tak ada yang bisa merasakan sedihnya mengantarkan dan melepas kepergiannya. Tak ada kata-kata yang bisa mewakili hati yang sendu akan ditinggalkan dalam hitungan bulan bahkan tahun. Tak ada hati yang kuat untuk bisa menerima perpisahan singkat ini. Hanya doa yang bisa selalu terucap sebagai pengganti rindu dan berharap suami pulang dengan selamat tak kurang suatu apa.

Sedihnya lagi kalau suami bertugas di saat istri lagi hamil tua. Cerita Ayah dipanggil Om ketika kali pertama bertemu anak sudah banyak didengar

Finally meet Papa

Finally meet Papa via www.cit4vets.com

Rasa sedih ditinggal suami bertugas ke daerah atau luar negeri tak seberapa jika dibandingkan dengan mereka yang ditinggal suami ke medan perjuangan saat sang istri sedang hamil tua. Sudah proses melahirkan tak ditemani, pas ketemu dengan Ayahnya untuk kali pertama setelah ditinggal berbulan-bulan, eh malah dipanggil Om. Haduh, nasib!

Volley, senam dan menyanyi menjadi yang paling sering dilakukan. Tak apa, semua menjadi bumbu untuk mempererat silaturahmi yang terjalin

Main Volli dulu yuk!

Main Voli dulu yuk! via www.cit4vets.com

Sebagai istri yang baik, kemampuan volley, senam, menyanyi dan juga joget harus terus diasah. Seru juga ternyata bisa berbaur dengan ibu-ibu lainnya. Kegiatan yang dilakukan memang nggak jauh-jauh dari itu. Dari acara hari Minggu sampai memeriahkan HUT RI di bulan Agustus, para ibu inilah yang paling bisa bikin suasana ramai. Kalau dari volley sampai nyanyi sudah dikuasai, berarti sudah bisa dibilang sah menjadi anggota persatuan istri para pria berseragam. Kalau kamu belum bisa, tenang, itu semua bisa karena terbiasa, kok.

Setiap pekerjaan punya resiko, tanggung jawab dan konsekuensinya masing-masing. Begitu pula kalau menikah dengan seorang pria berseragam, baik itu dari kalangan polisi maupun TNI. Beginilah kurang lebih gambarannya. Kalau kamu berniat untuk masuk ke dalam situasi ini, selamat mempersiapkan segalanya. Ketika suami bertugas mengabdi pada negara – dalam hal ini – kita sebagai istri sedang mengabdi pada suami, menemaninya mengemban tugas, mendukung dan terus mendoakannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two

CLOSE