8 Kehidupan Nyata Setelah Menyandang Predikat Sebagai Suami-Istri. Sudahkah Kamu Memantapkan Hati?

Menikah dan punya keluarga adalah impian setiap orang. Hidup satu atap berdua dengan dia yang tersayang sudah menjadi cita-citamu selain punya pekerjaan mapan. Menghabiskan waktu bersama tanpa batasan, hingga akhirnya bisa punya momongan. Siapa sih yang nggak mau?

Namun, ada hal-hal yang nggak akan kamu sadari dan terpikirkan sebelumnya, tentang kehidupan pasca menikah yang tentunya sangat berbeda dengan kehidupan sewaktu masih pacaran. Kesibukan dan prioritas yang harus dijalani olehmu dan pasangan tentu berbeda. Itu semua akan berimbas pada bagaimana satu sama lain mewarnai sebuah hubungan pernikahan.

Hmm, penasaran bukan? Yuk, langsung intip ulasan Hipwee Wedding tentang kenyataan-kenyataan yang nanti akan kamu temui di kehidupan pasca menikah… Jangan membayangkan senangnya doang!

1. Kalian akan saling menunjukkan sifat yang sebenarnya. Nggak ada lagi kepura-puraan, rahasia, apalagi jaga gengsi

nggak jaim lagi

nggak jaim lagi via combiboilersleeds.com

‘Sayang… ternyata kamu hobinya kentut sama sendawa kenceng, ya?’

‘Sayang… kok kamu kalau nggak pakai pensil alis jadi aneh gitu sih…?’

Saat kalian masih pacaran dan belum sah, wajar jika diantara kalian masih menjaga penampilan, suka dandan, nggak mau terlihat kekurangannya satu sama lain, kebiasaan buruk sangat dijaga dengan baik. Tapi setelah menikah, semuanya berubah.

Kamu yang tadinya sering menahan kentut demi menjaga image, setelah menikah akan lebih lepas. Kamu akan membiakan dirimu tampil apa adanya. Segala macam kepalsuan yang kerap kamu lakukan di masa pacaran, nggak akan lagi kamu pedulikan. Yah, udah suami istri ini, ‘kan?

2. Jangan harap kamu bisa sering-sering dibuat terpesona oleh pasanganmu, bersiaplah untuk ucapkan selamat tinggal pada keromantisan

Dulu, saat masih asyik pacaran, adalah wajib hukumnya mempersembahkan bumbu-bumbu romantisme dalam hubungan. Nggak boleh ada ketidaksempurnaan dalam hubungan, semacam kebosanan dan marah-marahan.

Setelah menikah, banyak hal yang harus lebih didahulukan daripada sekadar menciptakan suasana romantis, seperti tanggung jawab dan saling pengertian. Tapi bukan berarti romantis itu nggak penting. Romantis itu penting, tapi bukan lagi yang utama.

Jangankan memujimu cantik, masakanmu yang enak pun akan dia habiskan seketika tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

3. Kondisi ekonomi akan menjadi topik sehari-sehari yang bakal sering kamu bicarakan. Sadarlah bahwa makan itu butuh uang, bukan cinta

mikir cicilan rumah

mikir cicilan rumah via www.georginahomesforsale.com

Karena yang paling penting adalah memikirkan uang untuk membeli beras, membayar listrik, cicilan rumah dan banyak lagi lainnya.

Setelah menikah, bahasan soal keuangan ini penting banget. Jauh lebih penting ketimbang bumbu-bumbu romantisme yang dijunjung tinggi oleh budak-budak cinta itu. Kamu nggak akan pusing memikirkan soal gimana caranya kasih surprise ke pasangan saat dia ulang tahun atau pun hadiah saat anniversary.

4. Bosan dalam menjalani kehidupan berumah tangga yang penuh perjuangan adalah hal yang biasa. Jangan kaget, ya!

bosan udah biasa

bosan udah biasa via greatist.com

Rasanya ingin tertawa saat melihat anak muda yang berpisah hanya gara-gara bosan dalam menjalin hubungan. Padahal, kalau sudah menikah, perihal bosan sudah jadi hal biasa. Siklus akan berputar. Kadang senang, kadang bahagia, kadang sedih, kadang romantis, kadang bosan, dan banyak lagi rasa-rasa yang akan hadir saat menjalin rumah tangga.

Yang kamu butuhkan adalah komitmen dan kepandaian mengontrol emosi. Ingat, kata cerai nggak semudah mengucapkan ‘kita putus’ saat pacaran dulu.

5. Pertengkaran akan lebih sering terjadi, mulai dari hal kecil yang remeh sampai hal besar yang punya risiko cerai

lebih sering bertengkar

lebih sering bertengkar via alphaandomegacounseling.net

Saat masih pacaran, ribut dalam hubungan itu hanya pada hal-hal yang kelihatan saja. Seperti dandannya kurang rapi, salah pasangan foto profil di sosmed, komen statusnya lawan jenis, dan banyak hal lainnya.

Setelah menikah, kamu hampir 24 jam bersamanya, yang tentu baik dan buruk akan dirinya akan kamu ketahui. Begitu pula baik dan burukmu. Kalau masing-masing dari kalian nggak siap melihatnya sebagai kenyataan yang semestinya dimaklumi, pertengkaran akan mudah sekali tersulut. Jadi, maklumi saja.

6. Kamu harus bisa menerima kenyataan bahwa kamu juga ‘menikah’ dengan keluarganya, alias mertuamu

akrab dengan mertua

akrab dengan mertua via www.huffingtonpost.com

Saat kalian ada masalah, bukan hanya kalian berdua yang menghadapinya. Kultur Indonesia dengan ikatan kekeluargaan yang kental masih mengharuskan pihak keluarga untuk ikut campur menyelesaikan segala hal di rumah tangga anaknya. Kamu pun juga akan merasakan bagaimana sebalnya urusan pribadimu dicampuri orang lain. Termasuk oleh mertuamu.

7. Kangen-kangenan mungkin nggak semudah dulu. Pekerjaan dan aktivitas padat lain kadang memaksa kalian untuk absen bertemu

butuh me time juga

butuh me time juga via www.simplemost.com

Kamu harus siap sedia ketika intensitas pertemuanmu nggak semendebarkan dulu. Jika kesibukan pekerjaan sudah melanda, rasa kangen pun akan dilewati begitu saja. Mungkin memang seram kelihatannya, tapi apa mau di kata? Kalian sudah berumah tangga dan berbagai kebutuhan pun menanti di depan mata.

Solusinya, coba deh setiap malam sebelum tidur, luangkan waktu berdua untuk me-review kejadian apa saja yang sudah dilewati hari itu. Atau, dinner lah berdua dengan sajian sederhana, tapi ada cahaya lilin sebagai penerangnya.

Plus, pertemuanmu dengan teman-teman juga nggak boleh mengalahkan semuanya. Di rumah belum ada masakan, eh kamu malah nongkrong di mal enak-enakan. Ini nggak boleh, ya.

8. Dan, kamu juga harus siap untuk menghadapai hal-hal lain yang nggak bisa diprediksi, tapi harus tetap dijalani

jalani aja

jalani aja via greatist.com

Kamu nggak akan menyangka bahwa akan ada banyak hal tak terduga yang muncul setelah pernikahan. Perhitungan-perhitungan rasional sebelum menikah itu, pada akhirnya kamu akan bilang, “Ya sudahlah, jalani saja”. Merencanakan itu baik, tapi jangan lupa untuk bersikap fleksibel kalau ada hal-hal yang terjadi di luar dari yang direncanakan.

Contohnya, ketika ternyata pernikahanmu belum juga dikaruniai anak setelah beberapa tahun bersama. Apakah kamu bisa memprediksi kejadian-kejadian semacam ini? Tentu belum, ‘kan?

Hal-hal di atas adalah rangkuman dari beberapa realita kehidupan yang dirasakan oleh sebagian besar pasangan setelah menikah. Jangan lupa bahwa segala sesuatu itu ada plus-minus-nya. Kamu bisa saja mengalami hal yang nggak menyenangkan pasca menikah, tapi dibalik semua itu pasti ada kebahagiaan yang sudah Tuhan siapkan untukmu dan keluargamu. Selamat menanti hari bahagia itu, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world