(Anak Muda Angkat Bicara) 10 Pendapat Soal Pernikahan Beda Suku, Terutama Jawa-Sunda

6. Pernikahan beda suku pun menjadi hal yang sangat lumrah sekali bagi Wahyudi. Sebab, di era sekarang ini apapun nggak bisa dibatasi

Wahyudi Hanaffy.

Wahyudi Hanaffy. via www.instagram.com

Suatu hal yang sangat-sangat lumrah sekali pada masa globalisasi, di mana apapun tak terbatas pada saat ini, terlebih pernikahan.

Positifnya adalah ketika dua pasangan yang berasal dari latar belakang budaya yang sama di sini akan memperkecil jumlah perbedaan atau perselisihan di antara mereka, sehingga diharapkan nanti ketika sudah menjadi keluarga. Maka masalah-masalah yang berlatarkan budaya dapat diminimalisir.

Kalau negatifnya mungkin perbedaan suku ini akan bermasalah di lintas keluarga besar, tidak diterimanya si istri di keluarga suami atau suami di keluarga istri, terlebih di sini ada kesepahaman antara suku Jawa dan Sunda.

Advertisement

Wahyudi memaparkan jika pernikahan beda suku menjadi hal yang sangat lumrah terjadi di era globalisasi sekarang ini. Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan daripada hal negatif yang ada. Mengajarkan keberagaman, memperkecil perbedaan, memperkaya khazanah keluarga akan bisa dirasa dari pernikahan beda suku.

7. “Namanya cinta, emangnya kita bisa milih mau lahir dari orangtua yang sukunya sama kayak calon mertua.”

Shelma Aisya.

Shelma Aisya. via www.instagram.com

Anggapan tersebut datang dari Shelma Aisya yang menganggap larangan pernikahan beda suku menjadi sesuatu yang begitu kuno. Meski hidup memang dihadapi dengan pilihan, tapi untuk hal yang satu itu seperti nggak ada lagi pilihan yang ditawarkan.

Kalau buat aku, nggak masalah. Itu pandangan jadul banget. Cuma emang masih ada orang Jawa yang mesti nikah sama orang Jawa juga. Mungkin tujuannya buat menjaga keaslian darah Jawa atau suku asal mereka. Tapi ya gimana ya, namanya cinta kan emangnya kita bisa milih mau lahir dari orangtua yang sukunya sama kayak calon mertua. (Shelma Aisya)

Advertisement

8. Kalau Rozi sih dengan tegas langsung mengutarakan kalau pernikahan beda suku benar-benar sesuatu yang nggak masalah

Achmad Fatkhur Rozi.

Achmad Fatkhur Rozi. via www.instagram.com

Nggak masalah, karena hidup itu pilihan. Mau milih nikah sama orang Sunda, Arab, Jerman, Ethiopia kek, selama kamu yakin dia cinta dan bisa berjuang bersama mah kenapa tidak? (Achmad Fatkhur Rozi)

Rozi langsung menjawab dengan tegas jika perkara pernikahan beda suku nggak menjadi sesuatu masalah yang berarti. Sebab, baginya hidup dan pernikahan adalah hal serupa, penuh pilihan.

9. Caedery Alvienta pun mengatakan jika pernikahan beda suku hanya sebatas perspektif saja!

Advertisement
Caedery Alvienta.

Caedery Alvienta. via www.instagram.com

Menurutku balik ke orangnya masing-masing sih. Itu hanya soal perspektif. Mesti dikaji dulu, dasarnya apa yang mengharuskan sesuku dan melarang beda suku. Kalau aku pribadi nggak jadi masalah, yang penting kualitas orangnya gimana. Jangankan sesuku, seagama pun masih harus dipastiin lagi kualitas spiritualnya.

Buat cewek yang kerap dipanggil Alvi, pernikahan beda suku hanya soal perspektif saja. Semua perlu dipelajari apa dasar dari larangan yang mengatakan tidak bolehnya menikah dengan dia yang punya suku berbeda. Dan, semua juga dipengaruhi dari bagaimana kualitas orang itu sendiri.

10. “Sebab jodo, pati, bagja cilaka anging Allah nu uninga. Saya punya hak berkata, ‘membatasi cinta engan alasan suku adalah bukan idealisme saya.'”

Gerry Maulana Thiar.

Gerry Maulana Thiar. via www.instagram.com

Bagi Gerry pernikahan beda suku nggak hanya akan membuahkan berbagai keburukan. Terlebih jika disebutkan pernikahan Jawa-Sunda akan berujung pada beragam masalah, bagi Gerry tiap rumah tangga pasti akan memiliki masalah yang kecil maupun besar. Justru pernikahan beda suku akan membawa warna yang beragam pada kehidupan rumah tangga tersebut.

Hidup rasanya akan lebih bervariasi. Jika kelak mempunyai anak, pasangan tersebut bisa memadumadankan versi cara mengasuh anak berdasarkan sukunya. Bahan orangtua untuk bercerita tentang legenda atau dongeng pada sang anak pun akan lebih banyak. Masih banyak lagi keuntungan ketika dua insan beda suku menjadi satu.

Sebab jodo, pati, bagja cilaka anging Allah nu uninga. Saya punya hak berkata, ‘membatasi cinta dengan alasan suku adalah bukan idealisme saya.’

– Gerry Maulana Thiar

Itulah ragam pendapat yang dikatakan oleh beberapa anak-anak muda terkait pernikahan beda suku. Semua memiliki tanggapannya masing-masing. Lantas, bagaimana kamu menyikapinya? Dan, apa pendapatmu? 🙂

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka kuning dan Kamu.

CLOSE