Bedanya Hamil dan Melahirkan di Usia 20-an dan 30-an. Kamu yang Masih Single, Pertimbangkan!

Bagi beberapa pasangan, menikah merupakan cara yang ditempuh agar bisa hidup bersama, terlepas dari target-target yang ingin dicapai setelahnya. Namun, beberapa pasangan ada yang memutuskan untuk menikah karena mengejar momen agar bisa hamil dan melahirkan di usia-usia tertentu. Memangnya usia reproduksi sebegitu pentingnya untuk dijadikan pertimbangan, ya?

Advertisement

Banyak orang bilang, beda usia, beda pula kondisi dan risiko kehamilan yang dialaminya. Baik usia 20-an maupun 30-an, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Nah, agar kelak kamu bisa mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, yuk simak penjelasan Hipwee Wedding tentang perbedaan hamil dan melahirkan pada usia 20-an dan 30-an berikut ini.

Usia 20-an merupakan waktu yang paling tepat untuk menikah dan hamil karena kondisi fisik yang masih prima

Fisik masih prima via www.bintang.com

Diungkapkan oleh Peter Bernstein, M.D., seorang ob-gin di Montefiore Medical Center, New York, bahwa secara fisik, usia 20-an adalah waktu yang ideal untuk kehamilan. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh yang masih prima untuk menangani tuntutan membawa bayi dalam perut dan mengasuhnya kelak. Cewek di usia ini cenderung lebih cepat hamil dan memiliki risiko keguguran yang rendah sekitar 10%. Hamil di usia ini juga berisiko kecil mengalami komplikasi, risiko down syndrome atau kromosom cacat dan kemungkinan melahirkan caesar.

Masalah umum yang dihadapi oleh cewek usia 30-an adalah berkurangnya kesuburan dan meningkatnya risiko komplikasi kehamilan

Risiko komplikasi via www.popsugar.com

Faktanya, seiring bertambahnya usia, fungsi organ reproduksi seperti indung telur dan rahim menjadi kurang optimal. Hal ini didukung dengan data American Society for Reproductive Medicine yang mengatakan bahwa sepertiga cewek di usia 35 tahun mengalami masalah kesuburan. Hal inilah yang menyebabkan beberapa cewek di usia ini kesulitan hamil dan lebih berpotensi mengalami keguguran ketimbang cewek usia 20-an. Selain itu, risiko mengalami cacat kromosom pada bayi dan komplikasi kehamilan juga lebih besar.

Advertisement

Beberapa masalah seperti preeclampsia yakni gejala tekanan darah, pembengkakan yang nggak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di urin. Juga diabetes, kelahiran prematur, berat bayi yang rendah, serta yang paling umum adalah placenta previa yang dapat mengakibatkan pendarahan parah.

Cewek usia 20-an lebih berpeluang melahirkan secara normal ketimbang mereka yang hamil di usia 30-an

Peluang melahirkan normal via www.parents.com

Cewek usia 20-an memiliki kekuatan yang cukup baik untuk mengejan dan mendorong janin. Rongga panggul sebagai jalan lahir bayi pun telah berkembang lebih matang sehingga bisa dilalui kepala bayi yang ukuran normalnya berdiameter antara 9-10 cm. Organ reproduksi seperti rahim dan vagina juga sudah kuat untuk mendukung persalinan. Sehingga potensi untuk melahirkan normal sangat besar.

Namun pada usia 30-an bukanlah waktu yang tepat untuk melahirkan anak pertama karena otot-otot yang terlibat dalam persalinan cenderung lebih lemah bagi ibu yang pertama kali melahirkan di usia tersebut. Hal ini akan berdampak pada waktu persalinan akan berlangsung lebih lama. Belum lagi jika mengalami gangguan umum seperti placenta previa, yang menyebabkan menutupnya jalan lahir oleh plasenta. Kondisi ini dapat mengakibatkan pendarahan parah dan harus dilakukan operasi caesar sebagai solusinya.

Advertisement

Dari segi psikologis, usia 20-an cenderung belum memiliki kesiapan yang matang untuk hamil dan memiliki anak

Kesiapan mental belum matang via theconversation.com

Usia 20-an tergolong usia anak muda yang memasuki masa-masa membangun karier dan hubungan dekat dengan beberapa orang. Hal ini akan memberikan dampak terhadap kesiapan mental bagi mereka yang sedang hamil dan menanti persalinan, sementara teman-teman seusianya sedang sibuk meniti karier maupun prestasi di bidang pendidikan. Belum lagi jika kesiapannya secara finansial belum memadai untuk membesarkan anaknya kelak. Mereka harus mengorbankan momen masa muda demi bisa berperan aktif dalam keluarga sebagai kenyataan yang harus dihadapi. Sehingga harus dipikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk menikah dan memiliki anak di usia 20-an.

Sementara usia 30-an dianggap sebagai usia yang sangat matang bagi seorang cewek untuk memiliki anak

Lebih matang secara finansial via www.instagram.com

Banyak cewek berusia 30-an yang merasa lebih siap secara psikologis untuk menjadi ibu karena didukung dengan kesiapan dan finansial yang memadai. Mereka sudah bisa mengelola waktu baik untuk karier, keluarga, dan kehidupan pribadinya dengan baik. Cewek di usia ini juga sudah memiliki cukup referensi terkait bagaimana menjalani peran sebagai seorang ibu. Hal ini tentu akan memberi ketenangan tersendiri, sehingga mereka lebih percaya diri untuk menghadapi kehamilan dan persalinan.

Dari beberapa pertimbangan yang telah Hipwee Wedding bahas di atas, bukan berarti ada patokan usia yang tepat untuk menikah, hamil, dan memiliki anak. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang terpenting adalah, pertimbangkan matang-matang tentang keputusan untuk membangun rumah tangga, termasuk kesiapan untuk menjadi seorang ibu. Masa depan anak-anakmu kelak tergantung pada kesiapan fisik, mental, dan juga finansialmu lho!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

CLOSE