Mengapa ASI Tidak Keluar Pasca Melahirkan? Jangan Panik Dulu, Mungkin 3 Hal Ini Alasannya

Usai melahirkan, menyusui adalah perjuangan berikutnya. Banyak orang mengira proses ini akan dilalui dengan mudah tanpa hambatan sedikitpun. Nyatanya, justru di masa inilah perjuangan sebagai ibu baru saja dimulai. Ada banyak hal yang mesti dibiasakan termasuk bagaimana cara menyusui dengan benar sampai proses menyusui yang tak kenal waktu. Jadi, jangan kaget jika saat malam harus tetap terjaga karena si bayi yang seakan tak pernah kenyang.

Advertisement

Sayangnya, tidak semua ibu beruntung dapat langsung menyusui ketika bayi sudah dilahirkan. Beberapa dari mereka harus mempunyai stok sabar yang lebih banyak dikarenakan ASI yang belum bisa keluar untuk beberapa saat. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Berikut Hipwee rangkumkan beberapa alasan di baliknya.

1. Pertama adalah faktor kelahiran. Dari mulai kehilangan banyak darah sampai penggunaan obat-obatan pasca melahirkan

Proses melahirkan via www.newsbarber.com

Pada dasarnya, ASI akan diproduksi secara otomatis oleh tubuh ibu ketika masih dalam masa kehamilan. Proses tersebut menghasilkan hormon prolaktin yang akan memberitahu tubuh untuk terus meningkatkan produksi ASI. Namun, hormon dari plasenta (terutama progesteron) akan berusaha menghentikan tubuh merespons atau menanggapi hormon prolaktin. Hal tersebut yang menahan ASI untuk tidak keluar lebih dulu sampai bayi selesai dilahirkan dan plasenta meninggalkan tubuh ibu.

Namun faktanya, proses melahirkan itu sendiri terkadang menjadi salah satu pemicu ASI tidak bisa langsung keluar.

Advertisement
  • Mengalami persalinan traumatik karena prosesnya yang sangat lama sehingga memengaruhi hormon stres yang berdampak pada tertundanya pengeluaran ASI
  • Penggunaan cairan infus yang banyak selama proses persalinan dapat menyebabkan payudara bengkak dan ketersediaan ASI tertunda sampai payudara kembali normal
  • Kehilangan banyak darah, yaitu lebih dari 500 ml. Biasanya terjadi karena ibu mengalami perdarahan setelah melahirkan. Hal ini bisa mengganggu kerja kelenjar hipofisis di otak yang mengontrol hormon laktasi
  • Plasenta yang tertahan atau apapun yang memengaruhi fungsi plasenta dapat menunda ASI keluar
  • Obat-obatan pasca melahirkan

2. Ibu menyusui harus happy dan jauh dari stres. Karena faktor kesehatan ibu adalah segalanya dalam proses pemberian ASI

Harus relax dan tenang via www.instagram.com

Dokter anak dari RSIA Bunda, dr Melanie Y. Iskandar SpA, menjelaskan dalam fisiologi menyusui, ibu yang menyusui berkaitan dengan dua hormon. Yaitu prolaktin dan oksitosin. Dimana prolaktin bekerja untuk produksi ASI. Sedangkan oksitosin bekerja sebagai ejeksi ASI – republika.com

Advertisement

Hormon oksitoksin ini dipengaruhi oleh faktor psikologis ibu. Hormon ini sering disebut ‘happy hormon’ atau hormon bahagia. Oleh karena itu, ibu menyusui harus bahagia dan jauh dari kata stres, khawatir dan juga ragu-ragu. Jadi, menyusui adalah urusan mindset. Saat sang ibu merasa dia mampu dan ASInya cukup, hormon oksitosin ini akan bekerja dengan baik. Duet dengan prolaktin sebagai pabriknya, maka ASI akan keluar dengan lancar.

Lain halnya jika si ibu sudah stres duluan, terlebih rasa lelah yang hinggap tak bisa dihindari. Inilah yang membuat ASI mampet. Di sini, peran ayah dan orang-orang di sekitar ibu sangat dibutuhkan. Pastikan ibu mendapat istirahat dan kasih sayang yang cukup karena ternyata sangat berpengaruh terhadap produksi ASI.

3. Kondisi payudara juga bisa jadi salah satu pemicu ASI tidak langsung bisa keluar pasca melahirkan

Kondisi payudara via www.alodokter.com

Besar kecilnya payudara sama sekali tidak mempengaruhi volume ASI. Namun, kondisi payudaralah yang bisa menjadi salah satu penyebab produksi ASI sedikit atau bahkan ASI telat keluar. Beberapa masalah payudara ibu yang memengaruhi produksi ASI adalah:

  • Kelahiran prematur mungkin menyebabkan terhentinya pertumbuhan jaringan payudara yang memproduksi ASI pada akhir kehamilan sehingga mengakibatkan jaringan yang memproduksi ASI hanya sedikit saat kelahiran. Tetapi hal ini bisa diatasi dengan manajemen menyusui yang baik sehingga pertumbuhan jaringan payudara dapat berlanjut setelah melahirkan
  • Payudara belum berkembang sempurna. Ini bisa disebabkan karena hipoplasia atau jaringan kelenjar susu yang tidak cukup
  • Operasi atau cedera pada payudara, yang menjadikan jaringan payudara hilang atau rusak atau rusaknya saraf yang berhubungan dengan pengeluaran ASI
  • Bentuk puting payudara yang tidak biasa, seperti puting payudara datar atau masuk ke dalam

Untuk mengatasi ASI yang tidak langsung keluar pasca melahirkan, ada banyak cara yang harus segera dilakukan, diantaranya;

1. Pijat payudara. Kelenjar susu yang mungkin tersumbat atau menggumpal akan pelan-pelan terurai. ASI pun bisa keluar dengan lancar. Kalau produksi ASI pertama Anda lancar, payudara akan “termotivasi” untuk menghasilkan lebih banyak lagi

2. Pompa payudara dengan tangan selama 10 – 20 menit setiap dua sampai tiga jam sampai bayi mulai menyusu. Trik ini akan membantu memaksimalkan reseptor produksi prolaktin dan meminimalisasi dampak dari ASI yang terlambat keluar

3. Skin to skin. Kontak antar kulit dengan ibu dan anak sebenarnya sangat membantu untuk merangsang oksitosin dan prolaktin

Yang terpenting adalah, jangan panik dan tetap tenang. ASI bersifat on demand, bahwa semakin sering diberikan, akan semakin banyak diproduksi. Maka, sang ibu harus “memancing” ASI keluar dengan rajin melakukan pemberian ASI meski yang keluar masih sedikit atau bahkan belum sama sekali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two

CLOSE