Di Balik ‘Ah, Bahagianya Bisa Nikah Muda…’ Ternyata, 5 Hal Ini Masih Tak Kasat Mata

Siapa sih yang nggak pengen hidup selamanya dengan orang yang dicintai? Menghabiskan waktu bersama hingga tua, berbagi suka dan duka. Pantaslah kalau menikah menjadi impian semua orang. Usia memang bukan jadi patokan utama untuk memutuskan di umur berapa kamu harus menikah. Jadi, tak ada salahnya jika kamu memilih untuk menikah di usia muda. Tapi, tahukah kamu bahwa menikah bukan hanya sekadar menyatukan dua hati yang saling mencintai, karena ada petualangan besar yang menanti di depan sana.

Advertisement

Artikel ini akan mengajakmu membuka mata bahwa menikah muda tak semudah kelihatannya. Bukan berarti menikah muda itu sesuatu yang tabu dan mustahil untuk kamu lakukan, hanya saja, akan ada banyak sekali perjuangan-perjuangan yang bahkan tak pernah terpikirkan. Sudah siap?

Jika bukan karena keturunan dan warisan, sudah siapkah kamu hidup pas-pasan? Ini rumah tangga lho, bukan pacaran

hidup pas-pasan

hidup pas-pasan via pexels.com

Usia muda yang jauh dari mapan membuatmu harus bertahan lebih keras. Pemasukan belum menentu, namun kebutuhan terus mendesak. Tapi bukankah Tuhan berjanji akan membuka rezekinya melalui pintu yang tak disangka-sangka? Jadi bersabarlah. Seiring usaha yang dilalui dan doa yang dipanjatkan, rezeki pasti mengikuti.

Siapkan saja dirimu untuk mengahadapi segala risiko yang bisa kapan saja menghampiri. Cobalah untuk menyiapkan segalanya, khususnya materi, meski pernikahanmu ini masih tergolong pernikahan dini.

Advertisement

Mental yang dibutuhkan pun wajib setebal baja. Sebaik apapun tampangmu, jika lemah, sungguh ini tak berguna

setebal baja

setebal baja via cluebits.com

Menikah memang seru, karena kamu tak lagi hidup sendiri. Ada kepala dan hati lain yang juga memiliki berbagai pendapat, ada hati lain yang juga mesti dijaga. Jadi, selain materi, kemapanan mental juga menjadi hal penting yang sudah seharusnya disiapkan.

Berlatihlah mulai dari sekarang untuk saling menghargai pendapat, jarak, karakter bahkan keburukan satu sama lain. Menghormati ‘mereka’ akan pelan-pelan membuatmu semakin dewasa, hingga betul-betul siap membangun sebuah rumah tangga.

Pernikahan sama dengan mengenyampingkan ego sendiri. Mungkin banyak dari kamu yang akan mengangkat tangan soal hal ini

Advertisement
ada tanggung jawab baru

ada tanggung jawab baru via relateinstitute.com

Menikah berarti memiliki tanggung jawab baru. Bukan berarti tak boleh foya-foya, tetapi ada sedikit ego tak boleh mendominasi hati dan pikiranmu. Karena ada keluarga kecil yang sedang mulai dibangun, bersabar untuk tak tergoda diskon atau ajakan nonton film terbaru di bioskop sudah seharusnya kamu kesampingkan.

Di sini, kamu dituntut untuk benar-benar jeli dalam memilah; mana keinginan dan manan kebutuhan. Isi dompetmu yang tinggal selembar itu tak boleh sesegera mungkin dihabiskan, karena pasti akan ada kebutuhan mendesak dan sifatnya dadakan. Sekali lagi, sudah siap buat begini?

Akan ada buah cinta yang menjadi titipan Tuhan. Merawat hingga membesarkannya butuh kesabaran yang jumlahnya miliyaran

punya anak

punya anak via saradanielmft.com

Kehadiran buah hati menjadi penyejuk di antara cinta yang selama ini hanya berdua saja. Waktu pun seakan berputar lebih cepat dari sebelumnya. Tidak seperti boneka, merawat dan membesarkannya harus penuh kesabaran ekstra. Menjadi orang tua berarti juga menjadi panutan. Bukan lagi menjadi kita yang dulu, yang bahkan masih suka pergi tak kenal waktu.

Sesederhana merelakan tanganmu yang halus itu terkena kotoran bayi, atau baju kesayanganmu yang tanpa sengaja bau karena dikencingi. Ini fakta, mau tidak mau, kamu pasti akan mengalaminya.

Jika suatu hari ada pertengkaran atau hadirnya orang ketiga, putus atau lari agar dikejar bukan lagi solusi utama. Cerai? Kamu pikir semudah itu?

risikonya besar

risikonya besar via hdwallpaperocks.com

Jika saat pacaran kata putus mudah saja terlontar, menikah dan mempunyai komitmen bersama menjadikan berpisah adalah cara yang paling dibenci. Karena itulah kamu berjanji untuk selalu bersama dalam suka dan duka, dalam lapang dan sempit, juga dalam sakit dan sehat.

Masalahnya, kali ini bukan lagi tentang kalian berdua, tapi juga nama baik keluarga. Lagi pula, tidak ada yang tahu jika suatu saat kamu dan dia dirundung duka karena hadirnya orang ketiga. Bukan mendo’akan, tapi siapa sih yang bisa menebak jalan dari Tuhan?

Tak ada yang sempurna, begitu pun kita sebagai pasangan nantinya. Jika menikah muda adalah pilihan yang sebentar lagi akan kamu ambil, salut adalah kata yang paling tepat. Selamat mempersiapkan semuanya, walaupun kelihatannya tak mudah, yakinlah bahwa pilihanmu itu didasari akal sehat dan bukan karena sematan status ‘halal’ hingga leluasa sekamar berdua.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two

CLOSE