Menjadi Manusia Itu Berproses: “Koma” sebagai Logo Baru Menjadi Manusia

Memasuki usia yang kedua, Menjadi Manusia akan tampil lebih segar dengan inovasi konten baru lainnya yang bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat luas.

Memasuki usia yang kedua, Menjadi Manusia akan tampil lebih segar dengan inovasi konten baru lainnya yang bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat luas. Tepat pada tanggal 1 Juli 2020, Menjadi Manusia meluncurkan logo baru yang kami namakan “Koma”, dengan misi dan tujuan yang masih tetap sama. Di logo yang baru, Menjadi Manusia membubuhkan 4 (empat) filosofi dengan harapan mampu menyampaikan pesan lebih luas lagi:

Advertisement

Pertama, logo “Koma” menggambarkan telinga manusia sebagai karakter Menjadi Manusia yang akan selalu mendengarkan cerita-cerita manusia. Kedua, tanda petik ganda (“…”) mencerminkan Menjadi Manusia yang mampu menghadirkan jiwa-jiwa yang menginspirasi dan memberikan mereka ruang untuk berbicara. Ketiga, logo ini terdiri dari 3 (tiga) jumlah lapisan yang menandakan 3 (tiga) orang pencetus dari Menjadi Manusia itu sendiri: Adam A. Abednego, Levina Purnamadewi, & Rhaka Ghanisatria. Keempat, identitas tanda koma (,) merepresentasikan sebuah proses kehidupan: gagal, jatuh, bangkit, buat koma yang baru hingga akhirnya kita menjemput kematian atau titik akhir.

Memupuk; dibentuk. Membentuk; dipupuk. Pada akhirnya, menjadi manusia adalah proses tanpa henti sebab setiap koma adalah perjalanan, setiap jiwa punya makna.

Menjadi Manusia adalah media alternatif dan platform sosial bagi mereka yang memiliki banyak pertanyaan soal kehidupan. Berdiri sejak 2018, Menjadi Manusia telah menghadirkan cerita-cerita dari berbagai macam perspektif melalui situs web, media sosial, video, audio, serta acara.

Advertisement

Situs web menjadimanusia.id dan Instagram @menjadimanusia.id mengandalkan kekuatan kata-kata untuk memberikan semangat kepada banyak jiwa yang lelah. Di kanal YouTube, Menjadi Manusia membagikan kisah inspiratif dan perspektif unik dari teman-teman lintas kalangan. Sementara itu, melalui siniar ekslusif di Spotify, Menjadi Manusia menghadirkan alunan instrumental yang menenangkan beserta kontemplasi yang menghangatkan. Di luar itu, Menjadi Manusia pun mengadakan acara-acara seperti Talkshow dan Support Group untuk mengingatkan teman-teman semua bahwa kita tidak pernah sendirian.

Dengan bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan beragamnya perspektif dalam hidup seraya berpesan bahwa kita tidak pernah sendirian, Menjadi Manusia percaya bahwa salah satu cara terbaik untuk memahami kehidupan adalah dengan mengindahkan sudut pandang dan senantiasa belajar mendengarkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement
Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE