Music Talk Djaduk Feriyanto dan Aji Wartono: Lokal sebagai Modal Festival, Belajar dari Ngayogjazz

Review Music Talk Djaduk Feriyanto dan Aji Wartono

Membicarakan musik tidak melulu membincang perihal aransemen bunyi, tapi bagaimana proses bermusik itu tumbuh dan berkembang adalah hal lain yang tak kalah penting. Pada prosesnya, sebuah pertunjukan musik membutuhkan perencanaan matang. Istilah manajemen produksi kemudian lahir sebagai upaya untuk menyokong suksesnya sebuah event.

Advertisement

Dalam rangkaian SEAMEX 2019, sesi music talk hari kedua mengusung tema “Music Festival Production” menghadirkan Dajduk Feriyanto dan Aji Wartono untuk berbagi ilmu tentang manajemen pertujukan. Kedua tokoh tersebut adalah man behind atas terselenggaranya Ngayogjazz, sebuah festival musik tahunan yang berupaya membumikan musik Jazz ke masyarakat sejak tiga belas tahun silam, tepatnya 2007, festival ini telah mewarnai keragaman karakter festival musik di Indonesia.

Mengawali sesi ini, Djaduk menceritakan muasal terselengaranya Ngayogjazz yang bermula dari kegelisahan kolektif tentang musik jazz di Indonesia. Selama ini musik jazz menyandang atribut mahal, elitis, dan jauh dari masyarakat. Menurutnya, Nagyogjazz yang tak komersil hadir untuk meruntuhkan stigma dan narasi dominan tentang apa itu Jazz yang selama ini dipahami. Uniknya, Ngayogjazz didesain dengan menajemen yang berbeda dari kebanyakan fetival jazz lain, yaitu dengan menggandeng masyarakat desa-desa di Jogja, venuenya pun sering tak lazim dan terkesan nyeleneh  karena diadakan di pinggir sungai, jalanan desa dan bahkan sempat juga di samping pemakaman. Tapi justru itu yang menjadi kekuatan dari acara tersebut, dengan menggali potensi lokal Ngayogjazz mampu menjadi laboratoriun bukan hanya pada aspek seni, tapi juga pada menajemen perhelatan event.

Senada dengan Djaduk, Ari dari Wartajazz juga menggaris bawahi bahwa manajemen non-administratif perlu diperhatikan untuk membentuk karakteristik sebuah perhelatan musik. Metode pendekatan masyarakat yang digunakan di Ngayogjazz dipilih adalah salah satu upaya untuk merangkul lebih banyak pihak yang terlibat. Jadi, efek dari sebuah festival musik bisa merambah kepada sosial, budaya, dan ekonomi lokasi event itu digelar, ia mencontohkan bagaimana salah satu sektor ekonomi kemasyarakatan mampu digerakkan dengan menggagas Pasar Jazz yang menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat lokal. Ia juga menilai bahwa jazz adalah musik yang mudah melebur, bergaul, terbuka, dan eksploratif yang bisa bersinergi dengan masyarakat.

Advertisement

Di akhir sesi Djaduk juga mendorong fetival musik untuk menjadi ruang kreatif para kawula muda, memberikan banyak lagi kesempatan untuk para pelaku mengembangkan identitas bermusiknya. Ia menutup dengan memberikan konklusi bahwa perhelatan musik adalah sebuah peristiwa kebudayaan yang seharusnya tidak jauh dari persoalan sosial kemasyarakatan.

(Robic Ahsan)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement
Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE