15+ Poster Paling Menohok dalam Aksi Women’s March 2018. Beginilah Jeritan Hati Perempuan

Poster Women's March 2018

Kata siapa perempuan itu lemah?

Kata siapa mereka cuma bisa diam ketika dilecehkan dan diperlakukan kasar?

Kata siapa mereka tidak bisa menuntut keadilan?

Begitu banyak stigma negatif yang melekat dalam diri perempuan, membuat mereka merasa perlu bicara. Jangan salah, meski zaman sudah serba modern seperti sekarang, “payung” patriarki masih belum bisa dihapuskan dari pemikiran banyak orang. Hal inilah yang kerap jadi faktor pendorong kenapa masih banyak (atau mungkin makin banyak) perempuan di luar sana yang menerima perlakuan tidak menyenangkan dari kaum lelaki.

Sebuah aksi damai di Jakarta Sabtu (3/3) kemarin menjadi tanda bahwa sudah saatnya wanita berbicara. Sebenarnya sudah dari lama aksi menuntut keadilan semacam ini dilakukan di banyak negara. Tapi meski begitu, itu semua nyatanya belum bisa menghapus perlakuan-perlakuan merendahkan perempuan.

Women’s March 2018 ini juga dilakukan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional yang akan jatuh pada tanggal 8 Maret mendatang. Ratusan perempuan berkumpul di MH Thamrin Jakarta sejak pukul 8 pagi. Mereka datang dari berbagai kalangan, bersama-sama mengusung isu yang berbeda-beda tentang perempuan. Aksi ini juga dilakukan di beberapa kota lain seperti Bandung, Surabaya, dan Bali. Berikut Hipwee News & Feature telah merangkum kumpulan jeritan hati para perempuan yang dituangkan dalam sebuah poster dan mereka bawa kemarin.

1. Sudah saatnya kita meluruskan persepsi kuno ini, baik perempuan atau laki-laki harus sama-sama terlibat dalam urusan domestik. Ibu dan saudara perempuanmu bukan buruh cuci!

Laki-laki yang tidak dilibatkan dalam pekerjaan rumah akan merasa menguasai sistem. Hal itu bisa membuat mereka bertindak sewenang-wenang via www.instagram.com

2. Membeda-bedakan cewek perawan atau tidak, apalagi sampai digunakan untuk mempertimbangkan hal-hal tertentu jelas sangat tidak dibenarkan

Toh banyak sekali korban pemerkosaan yang sebenarnya tidak menghendaki keperawanannya direnggut paksa! via www.instagram.com

3. Sistem patriarki membuat banyak lelaki seolah berhak menjustifikasi perempuan dengan sebutan-sebutan tidak sopan. Ingat ya, cewek bukan barang!

Cewek bukan barang! via www.instagram.com

4. Poster satu ini tujuannya untuk menyindir mereka, para lelaki yang sering melakukan pelecehan pada perempuan, entah verbal atau non-verbal

Kendalikan burung masing-masing! via www.instagram.com

5. Di beberapa negara, menstruasi masih dianggap tabu, menjijikkan, bahkan juga membawa petaka. Padahal haid sudah jadi siklus biologis semua perempuan di dunia

“Menstruasi adalah satu-satunya darah yang keluar bukan karena kekerasan. Tapi itu malahyang paling membuat kamu jijik.” via www.instagram.com

6. Women’s March juga menyentil RKUHP yang dinilai bermasalah dengan perluasan pasal soal zina dan larangan distribusi alat kontrasepsi atau pendidikan kesehatan reproduksi

Perempuan itu didukung bukan dijatuhkan! via www.instagram.com

7. Isu catcalling juga turut dibawa dalam aksi kemarin. Mereka memprotes pelecehan verbal yang masih sering dialami perempuan sekalipun ada di kampung sendiri

Siulan juga termasuk bentuk pelecehan yang merendahkan lho, camkan itu! via www.instagram.com

8. Perempuan juga seringkali dilecehkan di lingkungan kerja, dan kebanyakan mereka tidak menyadari itu bentuk pelecehan. Padahal perempuan cuma ingin berkarya…

Stop menggoda perempuan via www.instagram.com

9. Stigma bahwa wanita itu harus menurut sepenuhnya kepada pria memang harus dikubur dalam-dalam. Wanita juga berhak punya cita-cita tinggi!

Wani ditata = mau diatur via www.instagram.com

10. Tubuh wanita seringkali diobjektifikasi. Pun dalam media mainstream, yang masih sering menjadikannya sebuah komoditi. Miris!

Hargai wanita dengan tidak “menelanjangi” tubuhnya! via www.instagram.com

11. Menganggap wanita sebagai objek kerap membuat pria merasa pantas meluapkan nafsu birahinya pada wanita, kapanpun dan dimanapun mereka mau. Kendalikan anumu!

Burungmu tanggung jawabmu via www.instagram.com

12. Tak hanya orang dewasa saja yang turun lapangan memeriahkan aksi Women’s March ini. Para remaja ini menuntut supaya pernikahan dini tidak dijadikan satu-satunya solusi mengatasi kenakalan remaja

Pernikahan dini tidak seharusnya dilakukan. Justru itu bisa berdampak buruk pada masa depan mereka. Gangguan reproduksi juga bisa mengintai, akibat “dipaksa” berhubungan badan saat usianya belum matang via www.instagram.com

13. Kasus perkosaan pada perempuan bukan soal baju apa yang dipakai si korban, tapi justru karena si pelaku yang tak bisa mengendalikan birahinya

Jeritan hati para perempuan via www.instagram.com

14. Sebagian perempuan mungkin merasa biasa saja ketika digoda dengan panggilan “Hai, sayang…”. Padahal itu jadi salah satu bentuk pelecehan verbal

Ingat ya, kamu itu terlalu berharga untuk dilecehkan via www.instagram.com

15. Mau pakai baju apapun, berkeyakinan apapun, berideologi apapun, asal otak tidak cuma tentang selangkangan, sah-sah saja kok

Say “no” to otak-otak mesum via www.instagram.com

16. Stop salahkan pakaian perempuan! Pelecehan juga sering dialami mereka yang sudah berpakaian tertutup. Masih ingat ‘kan kasus pelecehan yang dialami banyak perempuan saat mereka ibadah haji atau umroh??

Mau pakai mukenah pun kalau otak pelakunya kotor tetap aja kotor! via www.instagram.com

*Bonus*

17. Artis Hannah Al-Rashid jadi salah satu figur publik yang ikut beraksi dalam Women’s March 2018 di Jakarta kemarin. Ia memang dikenal sebagai perempuan yang punya ketertarikan tinggi pada isu gender

Beberapa kali Hannah juga ikut terlibat dalam acara serupa via www.instagram.com

Selain perempuan, ternyata banyak juga kaum laki-laki yang ikut menyuarakan hak-hak perempuan dalam ajang Women’s March kemarin. Ini jadi bukti bahwa tidak semua laki-laki mendukung konsep patriarki yang merendahkan perempuan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita bersama-sama menyuarakan hak perempuan sebagai warga negara, agar tak ada lagi kasus-kasus kekerasan atau pelecehan yang mengancam nyawa mereka. Saatnya perempuan bersuara!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE