4 Fakta Miris Soal Anak SD yang Udah Jadi Bandar Narkoba di Makassar, Kini Masih Dikejar Polisi

Anak SD Bandar Narkoba

Penangkapan bandar narkoba, mirisnya, bukanlah headline berita yang mengejutkan di Indonesia. Hampir tiap hari pasti ada laporan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, baik dari kalangan artis, pejabat, atau orang biasa. Tapi sebuah berita penangkapan bandar narkoba di Makassar baru-baru ini, pasti bikin kamu merasa ekstra miris. Dilansir dari Detik , tersangka atau ‘bos’ narkoba yang sedang dikejar oleh pihak kepolisian setempat, ternyata adalah bocah SD berusia 12 tahun! Yup, bukan preman berbadan besar dengan perawakan mengerikan seperti mungkin gambaran klise dari bandar narkoba, tapi anak di bawah umur.

Advertisement

Kita sudah sampai di zaman ketika anak-anak bukan lagi hanya terancam menjadi pengguna narkoba, realita yang terungkap beberapa di antara mereka bahkan sudah jadi pengedar. Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Selatan  juga mengkonfirmasi bahwa kasus seperti ini bukanlah kasus pertama. Bos narkoba yang masih tergolong anak-anak ini kini masih dalam pengejaran polisi. Kok bisa ya hal seperti itu dibiarkan oleh orangtuanya? Bagaimana juga pengawasan di sekolah? Yuk cari tahu kisah selengkapnya bareng Hipwee News & Feature!

Kasus ini terungkap ketika seorang pelajar SMP tertangkap tangan berusaha menjual sabu-sabu di Makassar. Ia mengaku dapat barang terlarang itu dari anak SD berusia 12 tahun

Anak usia SMP dan SD udah berpartisipasi aktif dalam perdagangan narkoba 🙁 via kabar.news

Kasus bos narkoba yang masih duduk di bangku SD ini terungkap ketika satuan Polsek Tallo, Makassar, menangkap seorang pelajar SMP yang kedapatan sedang mengedarkan narkoba berjenis sabu-sabu. Penangkapan remaja yang masih berusia 14 tahun ini dengan sendirinya sebenarnya sudah cukup mengkhawatirkan, tapi pengakuannya dalam interogasi bikin kita tambah merinding. Ia mengaku mendapat pasokan narkoba dari anak berusia 12 tahun yang masih duduk di bangku SD.

Tersangka yang masih di bawah umur ini kabur dan hingga saat ini masih dalam pengejaran pihak kepolisian setempat.

Advertisement

Mirisnya, ternyata kasus anak-anak pengedar narkoba ini bukan yang pertama terjadi. Di Makassar, anak-anak usia 10 tahun pun ada yang terlibat

Ketergantungan obat terlarang juga sudah jadi masalah kronis di kalangan anak-anak via klikbabel.com

“Ini bukan sekali terjadi. Bulan lalu anak umur 12 tahun kita dapat edarkan 10 gram sabu di Kabupaten Sidrap” ujar Kabid Pencegahan BNN Sulsel, Jamaluddin sebagaimana dilaporkan Detik (7/8).

Makassar atau Sulawesi Selatan pada umumnya, terbilang sangat rentan pengedaran narkoba. Terutama di kalangan anak-anak. Hal itu diungkapkan sendiri oleh pejabat BNN Sulsel di atas. Jamaluddin juga menjelaskan bahwa karena tingginya pelaku di bawah umur, Sulawesi Selatan berada di posisi ke-6 soal peredaran narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa dari 18 provinsi di Indonesia. Bahkan, Jamaluddin melanjutkan, ada anak-anak semuda 10 tahun juga ikut terlibat. Pusat rehabilitasi narkoba Baddoka Makassar pun kini mulai banyak diisi anak-anak 🙁

Yang lebih mengerikan, ada indikasi kalau anak-anak ternyata sengaja ditargetkan menjadi bandar narkoba. Kenapa? Karena jika tertangkap sekalipun, hukumannya bakal ringan

Advertisement

Kok jahat banget ya pemikiran dalang di balik ini semua via bundamuslimah.blogspot.com

Generasi muda kini menjadi target operasi narkoba. Bukan hanya ditarget sebagai pelanggan, yang lebih mengerikan, anak-anak juga mulai secara khusus direkrut menjadi bandar atau pengedar. Realita yang perlahan-lahan terungkap lewat serangkaian penangkapan, seperti yang terbaru di Makassar ini. Lalu kenapa anak ditargetkan menjadi bandar narkoba? 

Masih menurut penjelasan Jamaluddin, Kabid Pencegahan BNN Sulsel, anak-anak di bawah umur dimanfaatkan sebagai celah dalam jalur perdagangan ilegal narkoba karena sekalipun mereka tertangkap, hukumannya akan tetap ringan. Kejam banget ya oknum-oknum yang memanfaatkan anak-anak seperti itu:(

Makanya pengawasan orangtua jadi ekstra dan super penting di zaman yang sangat mengerikan ini. Bos narkoba 12 tahun di Makassar ini misalnya, orangtuanya mengaku tak tahu anaknya di mana karena emang jarang pulang

Jadi orangtua itu memang tanggungjawab yang sangat berat, tapi harus dijalani via kicknews.today

Menanggapi tingginya keterlibatan anak-anak di bawah umur dalam kasus narkoba di daerahnya, Walikota Makassar, Ramdhan Danny Pomanto, mengimbau pentingnya peran orangtua memantau langsung pertumbuhan anak lewat program ‘Jagai Anakta’ yaitu anak dijaga di rumah, di sekolah, dan terjaga di ruang publik. Terutama, masih menurut Ramdhan, peran ibu dalam rumah tangga. Tapi kalau menurut Hipwee sih, peran ayah dan ibu akan sama-sama penting membentuk masa depan anak.

Lihat saja kehidupan bos narkoba berusia 12 tahun yang masih dalam pengejaran polisi di Makassar itu. Ketika diinvestigasi lebih lanjut, diketahui orangtua korban bahkan memang sudah lama tidak tahu kabar anaknya sendiri. Ayah tersangka yang berprofesi sebagai pembawa becak motor di Makassar, mengaku anaknya jarang pulang ke rumah dan lebih sering tidur di rumah teman-temannya. Jadi meskipun bahaya atau ancaman jaringan narkoba memang nyata adanya, solusinya bisa jadi sebenarnya terletak pada orangtua dan lingkungan terdekat.

Yuk jaga benar-benar generasi muda Indonesia. Bukan cuma dari ancaman luar tapi juga dari kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya sendiri

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE