5 Cara Kreatif Pengelolaan Sampah di Berbagai Negara. Sampai Ada yang Bikin Mal Sampah Daur Ulang

Pengelolaan sampah di berbagai negara.

Masalah sampah di dunia sudah tak bisa dianggap sepele lagi. Bukan cuma soal sampah plastik yang menyebabkan banyak hewan laut mati dan tersiksa. Tapi, masalah sampah di mana-mana yang makin sulit teratasi dan harus segera dikelola dengan cara yang tepat. Tentu saja hal ini bisa terealisasi berkat adanya kerja sama antara pemerintah, organisasi, dan kesadaran masyarakat.

Advertisement

Tapi, kamu tahu nggak kalau pengelolaan sampah di berbagai negara malah memunculkan hal-hal kreatif lo. Cara ini pun sederhana, sehingga kalau diterapkan tentu dapat bantu mengurangi masalah sampah. Seperti apa, ya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

1. Negara Skandinavia seperti Swedia punya cara unik untuk menangani sampah: bikin mal yang khusus menjual produk daur ulang

Negara Skandinavia seperti Swedia punya cara unik dalam mengatasi masalah sampah. Terdapat mal yang khusus diperuntukkan sebagai tempat jual-beli produk daur ulang atau barang bekas yang masih layak pakai. Di mal tersebut juga menerima perbaikan barang dan bisa dijual di sana langsung lo. Tak lupa, tersedia juga pelatihan untuk mengolah barang maupun memperbaikinya. Hal itu tentu saja meminimalisir jumlah sampah di Swedia. Tak sekadar jual-beli atau memperbaiki dan menyerap ilmu cara mereparasi barang, warga di sana juga kerap bertemu untuk berdiskusi menemukan inovasi baru dalam menjaga lingkungan lo.

2. Selanjutnya, ada Norwegia yang masyarakatnya akan mendapat upah kalau mengumpulkan sampah plastik di tempat daur ulang. Dan pajaknya pun ditinggikan untuk perusahaan yang memproduksi sampah plastik

akan kenakan pajak yang tinggi via www.smithsonianmag.com

Lain halnya dengan negara skandinavia sebelah yaitu Norwegia. Masyarakat Norwegia bersemangat untuk mengumpulkan sampah plastik karena ada upahnya. Mereka akan mendapat upah jika membawa sampah plastik itu ke tempat daur ulang. Di sisi lain, pemerintah turut memberikan pajak yang cukup tinggi kepada perusahaan yang memproduksi sampah plastik. Tapi pemerintah memberikan pengecualian pajak bisa dikecilkan kalau perusahaan tersebut harus bersedia mendaur ulang sampah yang dihasilkan. Bahkan kalau mau bebas pajak, pemerintah memberikan syarat yaitu mereka wajib mendaur ulang lebih dari 95 persen sampah yang mereka hasilkan.

Advertisement

3. Malahan di Uganda lebih unik lagi. Ada taman hiburan yang semuanya dari sampah lo

dijadikan taman hiburan via edition.cnn.com

Percaya atau nggak, di Uganda ada taman hiburan yang semuanya terbuat dari sampah. Tamna hiburan ini diprakasai seorang seniman dan ahli lingkungan, Ruganzu Bruno yang bangun taman hiburan ini ke daerah kumuh di Kampala, Uganda. FYI, Bruno memang tergabung dalam Eco Art Uganda – sebuah perkumpulan seniman yang berkomitmen untuk mempromosikan kesadaran lingkungan masyarakat. Lewat ayunan dan permainan papan dari botol-botol plastik bekas ini, mereka berhasil mengajarkan kepada anak-anak kalau sampah juga bermanfaat untuk hal menyenangkan seperti ini.

4. Pengelolaan sampah di Jepang bukan cuma bikin salut saja, tapi membuat kita nggak percaya bisa sekeren ini lo

percaya nggak kalau ini tempat pembuangan sampah akhir? via www.japantimes.co.jp

Jepang adalah negara maju yang bikin warga dunia takjub terhadap apapun di dalamnya. Seperti cara Jepang dalam mengatasi masalah sampah ini. Program Reduce, Reuse, dan Recycle di Jepang dalam pengolahan sampah benar-benar diterapkan lo. Mereka serius sekali dalam mengategorikan sampah, pun demikian dengan pemerintah Jepang yang membuat peraturannya. Selain itu, sebeum dibuang sampahnya wajib dicuci juga lo. Etika ketika membuang sampah juga mereka perhatikan, semisal sampah dibungkus rapi pakai plastik transparan dan dikategorikan sesuai dengan jenis sampahnya. Btw, ada juga yang memberikan label nama sampahnya biar memudahkan.

dan nggak ada sembarang buang sampah sesuka hati. Di Jepang, ada hari khusus buang sampah dengan jenis sampah yang berbeda. Cara ini meminimalisir penumpukan sampah. Jadwal pembuangan sampah pun diterbitkan masing-masing daerah pada April dan berlau sampai Maret tahun depan. Jadwal ini penting sekali lo lantaran kalau kamu salah hari, maka sampah nggak bakal diangkut. Dan jangan salah sangka kalau tempat pembuangan akhir sampah di Jepang seperti gedung perkantoran lo, namanya Maishima Incineration Plant atau Kurin Senta. Tempat ini jauh sekali dengan bantar gebang di Bekasi lo. Lantaran malah terdapat tower bukan tumpukan sampah yang menggunung dan bau menyengat itu.

Advertisement

5. Meski sampah di Indonesia masih belum teratasi dengan baik, setidaknya kita sudah selangkah maju lewat program Suroboyo Bus di Kota Surabaya

bayar ongkos pakai botol plastik (Dok: ANTARA/ZABUR KARURU)

Masalah sampah di Indonesia memang belum teratasi dengan baik. Meski begitu, kita sudah selangkah lebih maju kalau lihat pengelolaan sampah di Surabaya. Dalam mengurangi sampah, pemerintah Surabaya mendapat apresiasi dari dunia internasional saat delegasi United Nations Environment Programme (UNEP) berkunjung bersama perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Oktober 2018 lalu.

Program Reduce, Reuse, dan Recycle sampah yang dilakukan pemerintah Surabaya ini mengikutsertakan komunitas lokal dan benar-benar diterapkan. Hal ini pun turut diikuti keberhasilan Surabaya dalam pengelolaan lingkungan dan kehutanan, seperti penanaman mangrove di ujung Gunung Anyar, pemantauan sungai secara real-time, rumah kompos, bank sampah, Suraboyo Bus, urban farming, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) masyarakat. Sebagaimana dikutip dari Suara , di Benowo, Surabaya, juga terdapat Tempat Penampungan Akhir (TPA) Sampah Benowo yang merupakan fasilitas pengelolaan sampah menjadi energi, dengan kapasitas produksi listrik dari sistem Landfill Gas Powerplant (LPG).

Selain itu, ada juga peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, yang diteken Presiden Jokowi pada 12 April 2018.

Sedangkan metode bank sampah ini juga berhasil mengajak warga berpartisipasi dalam menyetorkan sampah. Kalau sudah terkumpul, akan dijual dan uangnya dapat diambil warga ketika membutuhkan. Asiknya lagi, ada Suroboyo Bus yang menggunakan sampah sebagai ongkos bus. Warga bisa pilih mau bayar bus dengan 5 botol ukuran tanggung atau 3 botol besar, atau 10 gelas air mineral, atau kantong plastik (kresek), dan kemasan plastik. Asik ya!

dapat tiket nonton film via www.cnet.com

Kalau bisa bayar bus pakai sampah botol plastik, ada lagi terobosan di Sydney, Australia dalam mengelola sampah. Di sana, tiket bioskop bisa dibeli dengan sampah plastik lo. Caranya, sampah plastik yang kamu bawa disetorkan ke mesin yang tersedia. Kreatif ya! Semoga ke depannya makin banyak hal kreatif yang bikin kita tambah semangat dalam bantu pengelolaan sampah di dunia deh.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE