5 Fakta Erupsi Gunung Merapi, Simak Wilayah Terdampak dan Kondisi Wisata Sekitarnya!

Erupsi Merapi sudah terjadi sejak hari Sabtu, (11/3) pukul 12:12 WIB. Gunung yang berlokasi di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut memuntahkan isi perutnya yang berisi material abu vulkanik, awan panas, dan lava pijar. Erupsi Merapi ini menjadi erupsi terbesar kedua sejak 27 Januari 2021 silam.

Advertisement

Beberapa wilayah kabupaten dan kecamatan yang berada di sekitar Gunung Merapi pun turut terdampak. Terhitung sejak tahun 1548, Gunung Merapi sudah meletus sebanyak 68 kali. Berikut fakta lengkap erupsi Merapi yang Hipwee rangkum.

1. Erupsi Merapi terjadi sejak 11 Maret 2023. Ini merupakan erupsi kedua terbesar sejak 2021 lalu

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menuliskan bahwa telah terjadi awan panas yang keluar dari letusan Merapi. Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengatakan bahwa erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo berkisar antara 25-70 mm dengan durasi 128-458 detik dan berjarak luncur sejauh 4 km menuju barat daya atau ke arah Sungai Bebeng dan Krasak.

“Terjadi awan panas guguran di Merapi tanggal 11 Maret 2023 pukul 12:12 WIB,” tulis BPPTKG dikutip dari DetikJateng, Sabtu (11/3).

Advertisement

Awan panas tersebut juga sudah mengarah ke Kali Bebeng/Krasak. BPPTKG mengimbau  agar warga menjaga jarak aman. Jarak yang disarankan adalah 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

“Ke arah Kali Bebeng/Krasak. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak,” tambah BPPTKG.

Advertisement

Agus juga menambahkan bahwa erupsi Gunung Merapi yang sekarang adalah erupsi terbesar kedua sejak tahun 2021. Pada 27 Januari 2021, Merapi mengalami rentetan awan panas sebanyak 52 kali. Erupsi tersebut mengarah ke Kali Boyong.

2. Sebanyak 5 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terdampak hujan abu Merapi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah telah mencatat bahwa ada 5 kabupaten/kota yang terdampak hujan abu vulkanik. Selain itu, di wilayah Magelang ada sebanyak 11 kecamatan juga terkena dampak abu Merapi. Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursari Penanggungan, abu vulkanik Merapi bahkan sudah sampai ke wilayah Wonosobo.

“(Dampak abu vulkanik Merapi) Tidak hanya Kabupaten Magelang, Kota Magelang. Kemudian Temanggung juga kena, termasuk Boyolali (Tlogolele, Kecamatan Selo) juga abunya sampai Wonosobo,” ujar Bergas dikutip dari detikJateng.

Wilayah kabupaten yang paling parah terdampak hujan abu akibat erupsi Merapi adalah Kabupaten Magelang. Sedangkan daftar kecamatan yang terdampak hujan abu adalah Kecamatan Sawangan, Kecamatan Dukun, Kecamatan Candimulyo, Kecamatan Pakis, Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Tempuran, Kecamatan Bandongan, Kecamatan Windusari, Kecamatan Kaliangkrik, Kecamatan Ngablak, dan Kecamatan Mertoyudan.

3. Akibat erupsi Merapi, semua wisata sekitar ditutup

Beberapa objek wisata yang berada di sekitar lereng Gunung Merapi terpaksa ditutup untuk sementara. Seperti Kaliurang, Bunker Kaliadem, dan lain-lain. Dikutip dari detikJateng, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, mengatakan bahwa pengunjung yang berada di tempat wisata sudah diarahkan untuk turun.

“Wisata Kinahrejo, Kaliurang, Bunker Kaliadem, Bukit Turgo, untuk saat ini tutup. Wisatawan close,” ujar Bambang.

Meskipun tempat wisata ditutup, namun dua bandara yang berada di Yogyakarta tetap beroperasi, yaitu Yogyakarta International Airport (YIA) dan Bandara Adisutjipto. Kedua bandara tersebut diketahui tidak terdampak erupsi Merapi. Hal ini disampaikan oleh General Manager YIA, Agus Pandu Purnama.

“Penerbangan aman. Karena anginnya menuju ke barat laut,” lanjutnya dikutip dari DetikNews.

Selain itu, jip lava tour Merapi juga sudah berhenti beroperasi. Menurut Dardiri, Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi, Jip tersebut sudah diberhentikan secara total. Jip tersebut dihentikan sejak hari Sabtu, (11/3), pukul 13:15 WIB.

4. Erupsi Merapi kali ini telah mengeluarkan 24 kali awan panas dan 7 kali lava pijar

Sejauh ini, aktivitas Gunung Merapi masih sangat tinggi. Terhitung bahwa Merapi telah memuntahkan sebanyak 24 kali awan panas guguran Merapi dan 7 kali lava pijar. Material tersebut dikeluarkan sejak malam kemarin.

“Kejadian awan panas guguran itu mulai 12:12 WIB, sekarang masih terjadi. Adapun sampai pukul 16:00 WIB terjadi 24 kali (awan panas),” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, dikutip dari detikJateng saat jumpa pers aktivitas terkini Merapi secara online, Sabtu, (11/3).

Awan panas tersebut menuju ke arah barat daya dengan amplitudo 31-70 mm dengan durasi 60,9-190 detik. Sedangkan muntahan lava pijarnya memiliki daya luncur maksimum 1.700 meter ke arah barat daya. Selain itu, asap yang berasal dari kawah Gunung Merapi melayang setinggi 30-50 meter di atas puncak kawah.

Awan panas yang keluar dari Gunung Merapi terjadi karena adanya proses longsoran kubah lava sisi barat daya. Agus juga menjelaskan bahwa Merapi memiliki dua kubah lava. Kubah tersebut berada di tengah dan kubah satu lagi ada di sisi barat daya.

“Terjadinya rentetan awan panas ini karena ini prosesnya adalah terjadinya longsoran dari kubah lava barat daya. Merapi aktivitasnya unik ada dua kubah lava, aktivitas awan panas hari ini terkait dengan kubah lava di barat daya,” tambah Agus dikutip dari detikJateng.

5. Status terkini Gunung Merapi 12 Maret 2023: Level III (Siaga)

Menurut informasi dari BPPTKG hari Minggu, (12/3), status Gunung Merapi saat ini berada di Level III atau Siaga. Artinya, belum ada peningkatan aktivitas sejak Merapi mengalami erupsi pada Sabtu, (11/3). Namun, jika aktivitas Gunung Merapi terus meningkat, kemungkinan statusnya juga akan meningkat.

Erupsi besar juga diprediksi akan terjadi dalam dua pekan apabila aktivitas Gunung Merapi mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penyuluhan akan terus dilakukan secara intensif. Hal tersebut supaya masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi dapat bersiap-siap jika sewaktu-waktu butuh untuk mengungsi.

“Meskipun aktivitas seismik dan deformasi tidak menjadi prekursor dari kejadian awan panas tadi, tapi ini menunjukkan bahwa masih ada suplai magma dari dalam. Sehingga potensi bahayanya masih tinggi, potensi untuk keluarnya magma dari dalam gunung masih tinggi sehingga status Siaga masih ditetapkan,” kata Agus.

Masyarakat diimbau untuk tidak panik namun tetap waspada. Masyarakat juga diminta untuk saling menjaga satu sama lain meskipun status Gunung Merapi masih Siaga. Selain itu, kegiatan siskamling harus terus dijalankan.

Meskipun status Gunung Merapi masih Siaga, namun jangan membuat kewaspadaan menurun, ya! Kita doakan bagi masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Merapi agar dalam kondisi sehat dan selamat. Bagi SoHip yang tinggal di sekitar Gunung Merapi, stay safe, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya More

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Introvert

Editor

Penikmat buku dan perjalanan

Loading...