Indonesia memang berada pada deret lempeng tektonik yang bisa memicu terjadinya gempa. Pun demikian dengan gunung api. Indonesia memiliki banyak gunung api yang bisa memicu terjadinya gempa. Berada dalam lingkup kondisi geografis seperti itu, wajar jika Indonesia sering dihajar gempa.
Yang terbaru adalah gempa 4,6 SR yang mengguncang Pidie Jaya, Aceh, kemarin. Nyawa melayang karena rangkaian gempa yang mengguncang Pidie Jaya sejak Rabu (7/12) lalu. Sejak gempa pertama pada hari Rabu, BMKG mencatat sudah ada 108 gempa susulan yang mengguncang Pidie Jaya. Bangunan beton yang awalnya berdiri kokoh hancur berantakan. Rumah warga roboh terkena guncangan gempa. Sekolah dan masjid juga tak luput rusak karenanya. Namun, ada satu pemandangan unik yang nampak selepas gempa.
Ketika puing-puing bangunan beton berserakan, justru ada pemandangan rumah adat khas Aceh yang berdiri kokoh.
Hal tersebut seakan menampar kesombongan kita selaku generasi muda. Bahwa tak selamanya peninggalan nenek moyang itu kuno dan ketinggalan zaman. Inovasi beton yang disebut sebagai bahan yang kuat, nyatanya kalah dari pilihan nenek moyang kita yang memanfaatkan kekayaan alam di sekitar. Selain rumat adat di Aceh yang terbukti masih kokoh berdiri setelah serangan gempa, ini nih rumah-rumah tradisional asli Indonesia yang juga ternyata tahan gempa.
ADVERTISEMENTS
1. Gempa 2009 membuktikan kekuatan rumah Gadang. Konstruksinya ampun menahan gempa berkekuatan 7,6 SR
Yang satu ini tak perlu diragukan lagi untuk urusan kekuatan dan kekohonannya. Rumah Gadang sudah terbukti kuat menahan gempa berkekuatan 7,6 SR yang sempat mengguncang Padang pada 2009 silam. Konstruksinya yang lentur dan solid bahkan mampu menahan gempa berkekuatan 8 SR sekalipun.
Rahasianya terletak pada rangka kayu yang berbentuk seperti perahu. Tiang bangunan bagian bawah juga dialas dengan batu sandi agar bisa menahan getaran. Karenanya rumah Gadang tetap berdiri kokoh walau ada gempa.
ADVERTISEMENTS
2. Gempa Nias di tahun 2010 silam juga membuktikan kokohnya rumah tradisional Omo Hada yang hanya bergeser digoyang gempa
Kamu tentu ingat kala gempa berkekuatan 7,8 SR mengguncang Nias tahun 2010 silam. Kala itu puluhan orang terluka dan ratusan rumah lebih luluh lantak karena gempa. Namun tidak dengan Omo Hada. Memiliki bentuk rumah panggung dengan ukuran besar memanjang ke belakang seperti sebuah kapal, Omo Hada terbukti kokoh menahan gempanya. Konstruksinya didominasi kayu dan ‘cuma’ disatukan oleh pasak, Omo Hada tak kalah kuat menahan gempa.
Rahasianya terletak pada kayunya. Omo Hada tersusun dari kayu-kayu pilihan yang memiliki elastisitas tinggi. Sehingga ketika ada gempa, kayu penyangganya tak sampai roboh. Paling-paling cuma bergeser sedikit. Keren, ‘kan?
ADVERTISEMENTS
3. Kerinci juga punya rumah adat yang tak kalah kuat. Rumah Lahik punya konstruksi yang tahan gempa
Kalau bicara soal struktur, rumah Lahik sebenarnya tak jauh beda dengan Omo Hada. Rumah adat asal Kerinci ini juga konstruksinya terbuat dari kayu dan disatukan oleh pasak. Rumah Lahik biasanya dihuni oleh beberapa keluarga dan dibuat dari susunan beberapa rumah yang disatukan oleh tali tambang. Karenanya sekarang sudah jarang masyarakat Kerinci yang menggunakan konstruksi rumah ini. Kebanyakan lebih memilih untuk tinggal di rumah beton yang dibuat terpisah dari keluarga lain.
Namun untuk urusan kekokohan dan kekuatan, rumah Lahik tak perlu diragukan!
ADVERTISEMENTS
4. Rumah adat di Pulau Dewata juga bukan hanya diberkati dewa-dewa, tapi memang terbukti kuat menahan terjangan gempa
Rumah-rumah tradisional di Bali, terutama di bagian utara memiliki model konstruksi yang tidak menancap ke dalam tanah. Karena berada di atas permukaan, begitu ada pergerakan tanah dari bawah maka bangunan akan bergeser mengikuti dan tidak hancur berantakan. Bukti nyata adalah ketika terjadi gempa di Seririt, Buleleng pada tahun 1976. Rumah-rumah adat di Desa Sidatapa, Bali tetap bisa berdiri kokoh menghadapi gempa tersebut.
ADVERTISEMENTS
5. Rumah panggung Woloan juga terbukti kuat dan tahan gempa. Kalau yang ini Kota Tomohon, Sulawesi Utara punya
Memiliki konsep rumah panggung, rumah adat yang satu ini tak cuma tahan gempa namun juga memiliki nilai estetika tinggi. Kayu yang digunakan pun bukan kayu sembarangan. Hanya kayu besi atau kayu cempaka yang boleh digunakan sebagai bahan utama.
Konstruksinya pun unik. Menggunakan teknik knock-down, rumah Woloan bisa dibongkar pasang sehingga bisa dengan mudah dipindah-pindah. Kokoh, cantik dan unik. Jelas saja rumah adat asal Tomohon ini dilirik banyak orang. Bahkan rumah Woloan juga sampai diekspor ke Venezuela dan Argentina, loh.
ADVERTISEMENTS
Kearifan nenek moyang kita memang tak sepantasnya ditinggalkan demi kenyamanan modern semata. Ironisnya justru bencana alam seperti gempa bumi justru seringkali jadi pengingat bahwa manusia itu selalu kurang dan harus selalu belajar. Terutama pada adat maupun tradisi yang jauh lebih tua dan bijak daripada kita semua. Daripada rumah-rumah modern yang dipenuhi baja ringan dan semen campuran, mungkin kita bisa mengambil inspirasi dari nenek moyang.