6 Alasan Kenapa Korban Kekerasan Seksual Sulit Sekali Mengaku dan Melaporkan Pelaku. Masuk Akal Sih

Alasan korban kekerasan seksual sulit mengaku

Tak habis-habisnya kita bicara soal kekerasan seksual. Yang masih hangat jadi perbincangan adalah peristiwa yang menimpa Agni (nama samaran), mahasiswi UGM yang mengalami pelecehan seksual di tempatnya KKN setahun silam. Agni jadi 1 dari sekian banyak korban kekerasan seksual yang mungkin sulit mengungkap atau melapor kejadian yang menimpanya. Butuh waktu 1 tahun bagi Agni untuk akhirnya setuju jika kasusnya diungkap ke publik –kebetulan Agni mempercayakan itu semua ke organisasi pers mahasiswa UGM bernama BPPM Balairung. Dalam sekejap, kisahnya langsung jadi buah bibir dimana-mana.

Mau dilecehkan secara fisik ataupun verbal, cowok atau cewek, yang namanya korban kebanyakan sulit buat langsung melapor. Ibarat gunung es, kemungkinan besar masih banyak sekali korban yang belum berani mengungkap kasus pelecehan yang dialaminya sendiri. Mereka ada yang lebih memilih menyimpan kekelaman itu sendiri. Berikut ini alasan-alasan yang membuat para korban pelecehan seksual masih ragu ungkap kebenaran dan menunggu waktu yang cukup lama untuk speak up. Mari simak bersama Hipwee News & Feature.

1. Mereka sadar kalau kehidupan pribadi akan terganggu. Segala hal yang berkaitan dengan mereka akan menjadi sorotan

hidup akan menjadi sorotan via anith.com

Mengalami pelecehan seksual tentu menjadi salah satu hal terburuk dalam hidup seseorang. Ketika kejadian itu dialami dan mereka ingin memberikan peringatan kepada para korban lainnya untuk lebih berhati-hati, mereka sadar kalau kehidupan pribadi mereka akan segera menjadi sorotan. Mulai dari tempat tinggal, latar belakang orangtua dan pendidikan, kerja di mana, hingga siapa saja teman-teman bakal dicari tahu banyak orang. Terlebih, kalau mereka sampai membawa pelecehan seksual tersebut ke pengadilan. Bukan tidak mungkin akan ada ancaman yang ditujukan kepada orang-orang terdekat para korban.

2. Saat berani speak up, belum tentu yang mendengar akan percaya. Terlebih, kalau sang pelaku adalah seseorang yang terpandang

yang melakukan orang terpandang via talkpoverty.org

Yang namanya mengungkapkan suatu hal, ada pro dan kontra yang menyertai. Terlebih ketika memberitahu siapa pelakunya ke hadapan publik yang ternyata adalah seseorang terpandang di lingkungan maupun di negaranya. Adanya orang-orang berkuasa dalam inner circle sang pelaku malah dapat menjatuhkan korban, sehingga membuat para korban mundur dari keberaniannya untuk melanjutkan kasus tersebut. Belum lagi tak semua orang yang mendengar pengakuan tentang pelecehan seksual akan percaya. Nggak sedikit mereka berpendapat sang korban mengada-ada, mencari ketenaran, atau memiliki dendam pribadi kepada si pelaku.

3. Tanggapan dari orang-orang yang julid pun bisa membuat psikis korban makin menurun. Ingat kasus Via Vallen yang berani mengungkap kejadian tak senonoh via IG? Komentar netizen dari kasus itu adalah salah satunya

kasus Via Vallen kemarin via www.kapanlagi.com

Butuh keberanian yang besar untuk speak up, dan saya yakin masih banyak sekali korban-korban di luar sana yang masih belum berani mengungkapkan.

4. Motif para korban pun dipertanyakan. Adanya anggapan “jual cerita kelam demi bayaran dari media massa” misalnya

tidak mendapat kepercayaan via unsplash.com

Menceritakan kembali peristiwa kelam yang dialami tentu tak mudah bagi tiap korban. Mereka butuh keberanian besar, terlebih kalau sampai muncul di media massa. Sayangnya, keberanian para korban untuk menceritakan kembali kejadian buruk itu malah kerap dianggap hanyalah motif belaka untuk mendapat kekayaan dari bayaran di media massa. Apa yang mereka lakukan malah dipertanyakan, padahal mereka cuma ingin menyuarakan keberaniannya. Miris.

5. Setelah kejadian kelam dialami, menjalani hari-hari berikutnya pun terasa sulit. Belum lagi masa depan mereka yang terancam kalau berani berbicara ke publik

para artis hollywood yang baru memberanikan diri speak up via edition.cnn.com

Bukan tidak mungkin karier para korban yang sudah dijalani hingga seperti sekarang akan hancur begitu saja. Masa depan yang sudah diimpikan sejak lama membuat mereka sangat khawatir akan hancur gara-gara berani mengungkap pelecehan seksual yang dialami ke publik. Seperti yang terjadi pada deretan figur publik papan atas Hollywood yang mengalami pelecehan seksual oleh salah satu produser terkenal dan berpengaruh Harvey Weinstein. Mereka butuh waktu lama sekali untuk berani mengungkapkan pelecehan seksual yang dialami setelah pelecehan tersbut terjadi bertahun-tahun yang lalu.

Aktris Gwyneth Paltrow misalnya, dia mengaku ketika ingin berbicara ke publik tentang hal itu dulu, Paltrow mendapat ancaman dari Weinstein kalau karier di Hollywood-nya akan hancur. Begitupun ketika pacarnya pada masa itu, aktor Brad Pitt yang juga mencoba menghadapi Weinstein tentang pelecehan yang terjadi kepada Paltrow, namun Pitt malah mendapat ancaman balik. Mereka tak hanya takut karier hancur, tapi juga dikucilkan dari lingkungan kerjanya.

Mengalami kejadian kelam seperti pelecehan seksual tentu nggak mudah bagi korban di hari berikutnya. Adanya trauma, ancaman dari pelaku, dan rasa malu yang dimiliki saat kembali beraktivitas di lingkungan menjadi beban berat bagi korban. Mengungkap kebenarann memang tak mudah karena banyak krikil tajam yang harus dilewati,. Setidaknya dengan diri kita yang menjadi pendengar, cobalah untuk bijak menanggapinya. Tak mencibir, apalagi sampai menjatuhkan korban.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini