Resmi Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ahok Diperkirakan Bakal Terima Gaji 3 Miliar per Bulan

Ahok komisaris utama Pertamina

Pasca bebas dari penjara pada 24 Januari 2019 silam, Ahok masih menjalani kehidupan yang terjal. Sebab masyarakat belum lupa kasus penistaan agama yang sempat menjeratnya. Akibatnya, pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini mengalami tantangan yang lebih berat saat ingin kembali berkarier. Banyak yang mengira Ahok bakal menempati posisi penting lagi di pemerintahan. Namun secara tak disangka-sangka, Ahok justru mendapat kepercayaan besar setelah Menteri BUMN Erick Thohir menunjuknya jadi Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.

Penunjukan Ahok sebagai bos baru PT Pertamina mengundang sejumlah pro dan kontra. Apalagi muncul perkiraan gaji Ahok yang jumlahnya tak main-main. Sejumlah orang pun penasaran, apakah Ahok bisa memberi kontribusi sebesar gajinya? Mari kita simak selengkapnya.

Pada Jumat (22/11), Ahok resmi ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina. Dia dipilih langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, yang percaya pada kemampuan Ahok

Ahok dan Erick Thohir via www.jawapos.com

Dilansir dari Kompas , Ahok resmi ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina pada Jumat (22/11). Tak main-main, yang memilihnya adalah Erick Thohir selaku Menteri BUMN sendiri. Sebab Erick berpendapat kalau Ahok mempunyai kemampuan pengawasan yang baik. Dia berharap agar pria itu bisa mengawasi direksi untuk mempercepat kinerja Pertamina.

Berbekal kepercayaan dan harapan tersebut, Erick mengajukan nama Ahok ke Tim Penilaian Akhir yang terdiri dari presiden, wakil presiden, dan sejumlah jabatan penting lainnya di pemerintahan. Walau sempat ditentang, akhirnya usulan Erick disetujui oleh tim tersebut. Kini hanya tinggal menunggu waktu sampai Ahok dilantik menjadi Komut PT Pertamina pada 25 November 2019. Nantinya, dia akan didampingi oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina.

Sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, diperkirakan gaji Ahok mencapai kisaran Rp 3,2 miliar per bulan. Itu berarti sekitar Rp 38 miliar per tahun! Wah, kalau dipakai buat beli tempe dapat berapa ton ya? 😀

Ahok resmi ditunjuk jadi Komisaris Utama PT Pertamina via akuratnews.com

Berdasarkan Laporan Keuangan PT Pertamina tahun 2018, total kompensasi direksi dan komisaris adalah 47,237 juta dollar Amerika atau setara Rp661 miliar. Dikutip dari Kompas , ada 11 orang direksi dan 6 orang komisaris pada tahun 2018. Jadi kalau dibagi rata, tiap orang mendapat kisaran Rp3,2 miliar per bulan atau sekitar Rp38 miliar per tahun. Jumlah tersebut tak hanya mencakup gaji, tetapi juga mencakup tunjangan, fasilitas, dan tantiem alias insentif kerja.

Sebagai Komut PT Pertamina, Ahok berhak menerima gaji sebesar 45 persen dari gaji Direktur Utama. Dia juga akan menerima tunjangan hari raya, tunjangan transportasi, dan asuransi purna jabatan. Tak hanya itu, Ahok juga menerima fasilitas kesehatan dan fasilitas bantuan hukum. Sedangkan untuk tantiem alias insetif kerja, ketentuannya mengacu pada Peraturan Menteri.

Ternyata banyak juga ya pendapatan dan fasilitas yang akan diterima Ahok! Namun, sebagai gantinya dia harus memikul tanggung jawab yang berat sebagai komisaris utama. Masyarakat pun bertanya-tanya, apakah Ahok bisa memberi kontribusi yang sepadan dengan gajinya?

Menanggapi jabatan baru Ahok, muncul sejumlah pro dan kontra dari masyarakat. Sejumlah figur publik juga turut mengkritik dan memberi dukungan

Spanduk penolakan Ahok via www.liputan6.com

Pengajuan Ahok sebagai Komut PT Pertamina menuai kontroversi. Sebab dia pernah menjadi narapidana selama hampir dua tahun. Ahok juga merupakan kader PDI Perjuangan, sehingga dia rentan mengalami konflik kepentingan. Itulah yang membuat Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) langsung buru-buru menolak keras. Bahkan mereka memasang spanduk penolakan Ahok yang berbunyi, “Pertamina bukan sarang koruptor. Bukan juga tempat orang tak terpuji & mulut kotor!” Namun menanggapi penolakan tersebut, Ahok berusaha tetap santai.

“Hidup ini tidak ada yang setuju 100 persen, Tuhan saja ada yang nentang, kok,” kata Ahok seperti dikutip dari Detik .

Di samping sejumlah kritik, muncul pula sejumlah dukungan untuk Ahok. Sebagian orang percaya kalau dia bisa menjalankan tugas sebagai Komut PT Pertamina dengan baik. Sebab sebelumnya, Ahok telah berpengalaman menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2014 hingga 2017. Selain itu, Ahok dinilai sebagai eksekutor handal yang tegas dan tanpa kompromi. Di bawah pimpinannya, diharapkan BUMN bisa melaju pesat.

Mari kita kawal bersama kinerja Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. Di masa lalu, dia memang pernah terjerat masalah sampai dipenjara. Namun bukankah dia berhak mendapat kesempatan kedua? Semoga Ahok bisa membuktikan kemampuannya dan memberi banyak kontribusi untuk Indonesia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

An amateur writer.