Bukan Pesta Kostum, Topeng Hijau Ala Film The Mask Ini untuk Perempuan yang Malu ke Dokter Kandungan

Akhir-akhir ini dunia hiburan Indonesia dibuat sedih dengan kondisi pelantun tembang ‘Belah Duren‘, Julia Perez atau Jupe yang sedang berjuang melawan kanker serviks. Kanker serviks memang salah satu kanker yang paling sering diderita oleh kaum perempuan. Buat cewek, terutama yang sudah aktif seksual, tes untuk mendeteksi risiko kanker serviks harus dilakukan secara rutin. Tes itu namanya Tes Pap atau Pap smear. Tes ini penting banget karena jika berhasil dideteksi dini, peluang penderita kanker serviks untuk bisa sembuh meningkat drastis.

Advertisement

Tapi sayangnya Pap smear dan bahkan kunjungan ke gynecologist atau dokter kandungan kandungan, masih dianggap tabu, memalukan, bahkan menakutkan. Terutama di budaya konservatif di negara-negara Timur seperti Indonesia. Meski sangat penting bagi kesehatan, pemeriksaan bagian intim masih jadi sebuah hal yang begitu canggung untuk dilakukan. Untuk mengatasi masalah itu, sebuah rumah sakit di Thailand membuat gebrakan yang disebut The Mask Pap Smear. Topeng hijau disediakan untuk semua pasien yang akan melakukan Pap smear. Seperti dilansir dari Coconuts Bangkok , seperti inilah kisahnya.

Salah satu rumah sakit di Bangkok menyediakan topeng hijau bagi para pasien yang malu untuk menjalani pap smear

Biar tidak malu via coconuts.co

Perempuan ini sebelumnya tidak berani via coconuts.co

Salah satu rumah sakit di provinsi Kamphaeng Phet, Bangkok, menyediakan topeng khusus berwarna hijau untuk para pasien yang ingin melakukan pemeriksaan Pap smear. Hal itu dilakukan karena mayoritas perempuan di sana merasa malu untuk menjalani serangkaian pemeriksaan yang berkaitan dengan organ intim tersebut. Dengan topeng yang sekilas menyeramkan itu, sesama pasien tidak harus saling mengetahui wajah atau identitas masing-masing. Terutama ketika berhadapan dengan dokter di ruang periksa, diharapkan para pasien tidak harus merasa malu.

Bahkan, diketahui jika topeng itu tidak hanya digunakan oleh para pasien, tapi dokter dan para perawat lainnya pun ikut serta memakai topeng tersebut. Alasan yang diberikan adalah untuk mengurangi kecanggungan di antara pasien yang merasa malu dengan dokter yang melakukan pemeriksaan. Semua bertujuan agar segala jenis pemeriksaan berjalan lancar tanpa ada hal yang ditutupi. Target utama program ini adalah perempuan berusia 30-70 tahun. Cara ini diyakini bisa mengurangi rasa sungkan terhadap pemeriksaan yang bisa dikatakan cukup sensitif ini.

Advertisement

Lepas dari kisah tersebut, sebenarnya siapa saja sih mereka yang perlu mengikuti pap smear?

Tes yang sangat penting untuk perempuan usia subur via www.syl.ru

Bagi kamu yang belum paham, mungkin kemudian timbul pertanyaan terkait siapa saja sebenarnya yang perlu memeriksakan Pap smear. Ya, pada umumnya para dokter menyarankan untuk tiap perempuan yang berusia di atas 21 tahun untuk mulai melakukan tes tersebut. Di Indonesia sendiri, pemeriksaan tersebut umumnya perlu dijalani oleh wanita di usia subur yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Meskipun tidak ada indikasi yang mengkhawatirkan sekalipun, pemeriksaan tersebut perlu diulangi setiap 3 tahun bagi wanita dengan rentang usia antara 21-65 tahun.

Akan lain soal jika ada hasil atau risiko yang mengkhawatirkan setelah pemeriksaan awal. Artinya kamu perlu lebih sering menjalani Pap smear. Ada pun risiko-risiko yang dimaksudkan antara lain, adanya sel-sel prakanker yang terlihat, adanya infeksi HIV, pasien memiliki riwayat kanker serviks, dan mengalami kelemahan sistem imun lantaran transplantasi organ atau tindakan medis lainnya. Pemeriksaan Pap smear bisa dihentikan setelah seseorang menjalani histerektomi total atau sudah berusaia 65 tahun dengan catatan memiliki hasil tes negatif.

Meski tak 100% akurat, tapi pemeriksaan pap smear jadi sesuatu yang tak bisa disepelekan

Advertisement

Tetap penting! via www.doctoroncall.com.my

Seperti tes medis pada umumnya, pemeriksaan Pap smear memang tidaklah 100% akurat. Ketidakakuratan tersebut bisa terjadi karena kurangnya sampel sel yang diambil ataupun adanya peradangan atau darah yang menghalangi penampakan sel-sel abnormal tersebut. Tidak hanya itu, sel kanker pun bisa jadi berkembang setelah bertahun-tahun kemudian.

Hal itulah yang membuat tes Pap smear harus rutin dilakukan, yaitu untuk mengantisipasi munculnya sel-sel kanker secara berkelanjutan. Meski tidak sepenuhnya akurat, namun semakin cepat sel abnormal terdeteksi, maka akan semakin cepat juga penangan yang dapat diberikan untuk mengindari diri dari berbagai risiko mematikan.

Dan… Kalau hasil pap smear menunjukkan hasil positif, maka kamu mengulang tes tersebut di 4-6 bulan kemudian

Jangan khawatir! via klinikgracia.org

Sekalipun tes Pap smear menunjukkan hasil positif, kamu jangan buru-buru merasa cemas. Sebab, sel abnormal yang ditemukan belumlah tentu mengarah pada kanker. Dokter pun akan menyarankan untuk mengulang tes pada 4-6 bulan kemudian untuk memastikan, namun semua tergantung pada jenis sel yang ditemukan. Selain itu, dokter juga dapat menerapkan kolposkopi atau biopsi untuk mengambil sel pada leher rahim. Sebagai informasi, kolposkopi adalah cara yang dilakukan dengan menempatkan selang kecil dengan kamera pada vagina hingga leher rahim.

Dan bukan tanpa persiapan, adapun hal-hal ini perlu diperhatikan sebelum kamu menjalankan pemeriksaan

Biar hasil tes bisa maksimal, harus ada persiapan via www.physiciansforwomen.net

Untuk menjalankan pemeriksaan Pap smear ada hal-hal yang perlu diperhatikan, dimana kamu disarakan untuk tidak berhubungan seksual ataupun mencuci vagina dengan pembersih khusus vagina, setidaknya 2-3 hari sebelum pemeriksaan. Hal itu bertujuan untuk mengurangi ketidakakuratan dari hasilnya. Selain itu, kamu yang sedang menstruasi pun disarankan untuk menunda pemeriksaan Pap smear. 

Itulah sepotong cerita menarik tentang Pap smear dari Bangkok, serta serba-serbi tentang pemeriksaan yang rasanya begitu perlu dilakukan oleh kaum hawa. Bagi kamu yang merasa perlu untuk melakukan tes tersebut, alangkah baiknya untuk tidak menunda hanya karena merasa malu. Lebih baik mengetahui penyakit sejak dini, daripada menyesal terlambat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka kuning dan Kamu.

CLOSE