Belum Beroperasi, Kereta MRT Dicoret-coret. Menhub Minta Pelaku Vandalisme Dihukum dan Diviralkan

Kereta MRT Jadi Korban Vandalisme

Keberadaan Mass Rapid Transit alias MRT sudah dinanti-nanti oleh orang seantero negeri ini. Kehadiran transportasi publik modern yang mampu membelah kemacetan perkotaan ini, menawarkan secercah harapan untuk menyelesaikan masalah lalu lintas Ibu Kota yang semakin akut. Maka dari itu, berita tentang vandalisme terhadap sebuah gerbong MRT di Depo Lebak Bulus minggu kemarin, membuat hati kita pecah berkeping-keping. Belum juga dipakai, gerbong MRT yang terparkir rapi sudah dicoret-coret oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Advertisement

Saat ini, aksi tersebut sudah dilaporkan ke polisi dan dalam tahap pemeriksaan. Pelaku sih masih belum tertangkap, tapi sudah sewajarnya, nantinya pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal agar jadi efek jera dan juga membuat orang lain yang hendak berbuat tindakan serupa berpikir berkali-kali dahulu sebelum melakukannya. Menteri Perhubungan bahkan sampai meminta agar nantinya pelaku diviralkan supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Yuk kulik lebih dalam mengenai kasus ini bersama Hipwee News & Feature~

Kereta MRT yang berada di Depo Lebak Bulus jadi korban aksi vandalisme. Salah satu gerbongnya digambar grafiti menggunakan cat semprot

View this post on Instagram

SIARAN PERS Untuk diterbitkan segera . Aksi Vandalisme Terhadap Kereta MRT Jakarta Jakarta, 21 September 2018. Terkait telah ditemukannya aksi vandalisme dalam bentuk coretan di badan salah satu kereta MRT Jakarta yang sedang terparkir di area Depo Lebak Bulus, berikut kami sampaikan situasi terkait kejadian tersebut: 1. Telah terjadi aksi tidak bertanggung jawab vandalisme dalam bentuk coretan graffiti pada badan luar kereta nomor tiga di rangkaian kereta kedelapan (K1 1 18 45) MRT Jakarta. 2. Tim keamanan dari Kontraktor yang berada di Depo Lebak Bulus menemukan kondisi kereta tersebut pagi ketika sedang melaksanakan patroli rutin pada Jumat, 21 September 2018 sekitar pukul 07:30 WIB. 3. PT MRT Jakarta bersama dengan Kontraktor terkait telah melakukan investigasi mendalam atas kejadian ini yang telah dimulai sejak pukul 08:00 WIB. 4. Diduga pelaku aksi vandalisme tersebut masuk ke lokasi Depo Lebak Bulus dengan memanjat dan melompati dinding Depo Lebak Bulus. 5. Kereta MRT Jakarta yang terkena dampak vandalisme tersebut masih berstatus dalam tanggungjawab Kontraktor terkait karena masih dalam tahap pengujian dan belum diserahterimakan kepada PT MRT Jakarta. 6. PT MRT Jakarta telah meminta Kontraktor yang bertanggung jawab untuk kereta dan area Depo segera melakukan tindakan korektif dengan peningkatan keamanan dan langkah perbaikan yang diperlukan diantaranya sebagai berikut: ï‚· menambah jumlah personil security ï‚· meningkatkan intensitas patroli untuk memastikan pengawasan di area tersebut ï‚· menambah CCTV di dalam Depo ï‚· meninggikan pagar depo di sisi-sisi yang dekat dengan area publik 7. Menindaklanjuti investigasi yang telah dilakukan (sebagaimana pada poin 3), Kontraktor terkait telah melaporkan kejadian tersebut kepada Pihak Kepolisian untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. 8. Pihak Kepolisian telah melakukan peninjauan lapangan pada siang hari ini guna menindaklanjuti laporan (sebagaimana pada poin 7). 9. PT MRT Jakarta sangat menyayangkan aksi tidak bertanggung jawab ini dan menghimbau bagi para Pelaku agar menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib untuk diperoses berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Selengkapnya di post sebelumnya.

A post shared by MRT Jakarta (@mrtjkt) on

Pada patroli hari Jumat (21/9) pagi, pihak kontraktor merasa terkejut mendapati salah satu gerbong kereta MRT yang terparkir di Depo Lebak Bulus dicoret-coret menggunakan cat semprot berwarna-warni. Kasus tersebut sempat diunggah oleh akun Instagram @mrtjkt disertai gambar dimana salah satu gerbong kereta MRT terlihat sudah digambari dengan grafiti sebagai wujud aksi vandalisme. Pada keterangan gambar tersebut, dituliskan Siaran Pers terkait kasus vandalisme di MRT. Dilansir dari Kompas , karena kereta belum pada tahap serah terima kepada PT MRT Jakarta, maka kejadian tersebut menjadi tanggung jawab pihak kontraktor.

Advertisement

Saat ini, kasus vandalisme kereta MRT sudah ditangani polisi. Pelaku dalam pencarian dan diharapkan mendapat hukuman setimpal setelah ditangkap

Aksi vandalisme biasanya membuat grafiti dengan menggunakan cat semprot via www.raiznerlaw.com

Pihak kontraktor melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Cilandak agar segera ditindak. Saat ini, polisi sedang melakukan penyidikan. Dikutip dari Kompas , diperkirakan, pelaku masuk ke kawasan depo dengan cara memanjat dan melompati dinding untuk melakukan aksinya. Sayangnya, siapa pelakunya masih sulit diidentifikasi. Kamera CCTV yang ada di daerah depo ternyata tidak menyorot langsung ke arah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Polisi terus menyelidikinya. Atas aksi pelaku yang merugikan tersebut, Menteri Perhubungan, Budi Karya , meminta agar pelaku diberi hukuman pidana serta diviralkan agar semua orang paham bahwa tindakan tersebut tidak terpuji dan tidak boleh terulang lagi.

Ada empat langkah yang akan dilakukan untuk mencegah aksi ini terulang kembali. Pihak PT MRT Jakarta dan kontraktor akan bekerja sama menanganinya

Untuk bisa melakukan aksinya, pelaku diduga memanjat tembok depo via www.instagram.com

Kejadian vandalisme pada kereta MRT ini nggak boleh terulang lagi. Baik PT MRT Jakarta dan juga dua kontraktor yang ada di depo yaitu Tokyu-Wika Join Operation (TWJO) dan Sumitomo Corporation sepakat akan melakukan empat langkah terkait kejadian vandalisme tersebut. Pertama, personil pengamanan di area depo akan ditambah. Kedua, patroli akan ditingkatkan juga intensitasnya. Ketiga, CCTV di daerah depo akan ditambah jumlahnya. Dan keempat, tembok yang mengitari depo akan ditambah tingginya.

Sebelumnya, aksi vandalisme dan pengerusakan fasilitas umum pernah terjadi pada KRL. Bahkan, KRL sampai rusak akibat perbuatan oknum tak bertanggung jawab

Nggak hanya kereta MRT saja, sebelumnya, KRL juga pernah jadi korban vandalisme via www.kaorinusantara.or.id

Ternyata, pengerusakan fasilitas transportasi umum bukan kali ini saja terjadi. Beberapa minggu lalu (11/9), Kompas menulis bahwa KRL yang diparkir di Stasiun Parung Panjang, Bogor, juga pernah jadi korban corat-coret oknum tak bertanggung jawab menggunakan cat semprot. Selain dengan cara mencoret kereta, ternyata aksi pengerusakan juga pernah dilakukan dengan melempari KRL hingga kacanya pecah. Parahnya lagi, hal itu dilakukan dengan alasan iseng semata. Hukuman bagi pelaku pun belum sepenuhnya membuat jera. Buktinya, aksi seperti itu masih terus marak terjadi.

Advertisement

Menjaga fasilitas umum adalah tanggung jawab kita semua. Jangan dirusak karena kepentingan pribadi apalagi karena iseng semata~

Nggak hanya di Jakarta ataupun di fasilitas transportasi umum saja, ternyata aksi vandalisme juga menjamur di semua daerah di Indonesia via www.radarmalang.id

Tahu nggak sih kalau fasilitas umum yang bisa kita nikmati saat ini, uang untuk membelinya salah satunya berasal dari pajak. Ya, sebenarnya sih mirip rakyat Indonesia patungan untuk bisa membuat Indonesia punya fasilitas umum yang lebih baik lagi. Sayangnya, aksi vandalisme menodai semangat kita bersama untuk membuat Indonesia lebih maju dengan fasilitas umum yang layak dan baik. Dan fenomena vandalisme ternyata nggak hanya terjadi di Jakarta aja, tapi juga seluruh daerah di Indonesia. Sedihnya, kadang hal itu dilakukan demi kepentingan pribadi dan juga iseng aja. Kalau sudah begini, sebaiknya pelaku dihukum apa nih?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE