Bikin Orang Sedunia Gemes, Ternyata Kultur Kawaii Jepang Itu Lahir Gara-gara Pensil Mekanik!

Kawaii…

Advertisement

Bagi yang suka baca komik atau nonton kartun Jepang, pastinya udah familier sama istilah ini. Biasanya orang Jepang bakal otomatis bilang kawaii‘, setelah melihat apapun yang lucu atau imut-imut. Menurut Big Think , kata ‘kawaii’ sendiri berasal dari ungkapan Jepang yang berarti wajah berseri-seri, merona, atau malu-malu. Setelah penggunaannya makin populer, lama kelamaan ‘kawaii’ diartikan secara umum jadi lucu atau imut-imut.

Kalau dari hurufnya berarti loveable atau bisa dicintai via www.adoptafurby.com

Kini kawaii bukan hanya sebatas ungkapan saja, tapi bagian tak terlepaskan dari kultur Jepang yang dikenal luas oleh orang-orang sedunia. Mulai dari tren produk komersial yang banyak berwarna pink dan lucu-lucu, hingga cara bicara cewek-cewek Jepang yang nggemesin abis. Kultur kawaii yang mulai populer sejak tahun 1970-an ini, sepertinya sudah mengakar kuat dalam masyarakat modern Jepang. Lho ada apa ya di tahun 1970-an, sampai orang-orang Jepang ‘terjangkit’ virus kawaii ini?

Percaya nggak kalau ada yang bilang semua itu karena pensil mekanik?! Hipwee News & Feature punya kisahnya buat kamu!

Advertisement

Sepertinya pensil mekanik bukan hanya mengubah cara orang Jepang menulis, tapi juga kepribadian mereka. Tulisannya jadi imut, orangnya ikutan jadi imut

Gara-gara ada pensil mekanik, huruf-huruf Jepang bisa ditulis secara imut-imut gini via www.japanpowered.com

Kayaknya udah jadi rahasia umum deh kalau Jepang itu negara dengan sejuta inovasi. Sebelum terkenal dengan peralatan elektronik atau robotnya, salah satu penemuan asli Negeri Sakura yang mengubah dunia adalah pensil mekanik. Penggunaan pensil mekanik yang mulai populer pada tahun 1970-an ini, ternyata membawa perubahan baru dalam tren sosial Jepang. Dengan ujung pensil yang lebih kecil dan rapi, siswi-siswi usia sekolah di Jepang pada waktu itu mulai menulis dengan gaya tersendiri.

Gaya tulisan yang lebih bulat dan besar serta seringkali ditambahi gambar atau karakter lucu inilah, yang jadi simbol kelahiran kultur kawaii di Jepang. Karena susah dibaca, gaya tulisan yang jadi sangat populer ini sempat dilarang di sekolah-sekolah seluruh Jepang. Larangan ini justru memicu gerakan sosial yang seakan-akan merepresentasikan keengganan generasi muda untuk dikekang tradisi. Akibatnya, majalah, komik atau manga, kemasan produk, hingga iklan malah ramai-ramai mengadopsi gaya menulis dan sikap ‘imut’ ini. Tradisi maupun gaya tulisan Jepang yang sebelumnya kaku banget ini, bertransformasi gara-gara pensil mekanik!

Tren imut ini juga merambah ke industri komersial. Karakter Hello Kitty yang sekarang identik banget sama Jepang, adalah produk turunan dari kultur kawaii ini

Advertisement

Awal mula kultur kawaii mulai diekspor keluar Jepang via www.hellokitty.com

Hello Kitty lahir di Jepang pada tanggal 1 November 1974. Karakter fiktif yang dibuat oleh perusahaan Sanrio ini, sekarang mungkin bisa dibilang salah satu ekspor terbesar Jepang di dunia. Dari boneka, tas, aksesoris rambut, hingga kursi toilet Hello Kitty, Sanrio tampaknya berhasil menemukan kesempatan untuk memasarkan produknya dimana pun dan kapan pun. Bahkan Sanrio sendiri kini sampai lebih dikenal sebagai perusahaan yang khusus menjual produk bersegmentasi kawaii. Keberhasilan Sanrio itu tentunya langsung diikuti perusahaan-perusahaan Jepang lain. Seperti halnya Nintendo yang game-nya dipenuhi karakter-karakter lucu dan imut.

Pada tahun 1980-an, tren imut-imutnya ini sepertinya makin diperkuat dengan kemunculan penyanyi bernama Seiko Matsuda yang terkenal dengan style kawaii-nya. Cara berpakaian hingga perilaku dari penyanyi yang dijuluki idola abadi ini, kemudian banyak ditiru oleh cewek-cewek Jepang lainnya.

Seiko Matsuda jadi role model generasi-generasi selanjutnya via tokyogirlsupdate.com

Bukan cuma budaya populer saja, dampaknya dalam kehidupan masyarakat Jepang juga cukup besar. Kultur kawaii dianggap sebagai pelarian dari realita dan norma sosial yang dianggap terlalu menekan

Anak muda berdandan selayaknya anak-anak via keywordsuggest.org

Bukan hal yang aneh lagi bahwa orang Jepang dikenal begitu ambisius terhadap karier. Orang dewasa di Jepang dituntut untuk dapat tunduk pada serangkaian norma sosial yang mengatur pantas tidaknya mereka berperilaku. Stigma ini membuat banyak remaja Jepang justru enggan menjadi dewasa. Mereka berpikir menjadi dewasa berarti tidak bebas. Maka dari itu banyak dari mereka memilih tetap berpenampilan dan berperilaku kekanak-kanakan dengan tujuan mempertahankan kebebasan. Dapat dikatakan kawaii adalah bentuk pemberontakan tanpa kata masyarakat Jepang.

Kini kultur kawaii tak hanya dipandang sebagai budaya belaka, tetapi juga sudah dianggap sebagai komoditas resmi dari negara Jepang

Banyak produk-produk kawaii beredar di pasaran via www.kawaiibox.com

Sejak popularitasnya di era 70-an, kawaii jadi banyak ditemukan di banyak aspek dalam kehidupan masyarakat Jepang, seperti barang-barang rumah tangga, aksesoris, busana, kosmetik, makanan, acara-acara televisi, hingga perlengkapan elektronik. Hal ini membuat budaya kawaii tak ubahnya seperti komoditas menjanjikan negara Jepang. Kemunculan Hello Kitty dan penyanyi Seiko Matsuda seperti yang telah disinggung di atas, punya andil yang cukup kuat dalam ‘permainan’ budaya ini di dunia industri.

Persebarannya di luar Jepang didukung dengan maraknya penggunaan media massa. Kawaii jadi banyak diadopsi di beberapa negara

Personil AKB48 via www.tumblr.com

Teknologi menjadi medium yang semakin mendorong kecepatan budaya kawaii sampai ke negara-negara tetangga. Penggunaan media massa oleh masyarakat Jepang menjadi salah satu faktor mengapa budaya ini jadi banyak diadopsi negara lain, seperti Korea Selatan dan Indonesia. Pada 90-an budaya kawaii mulai dikenal masyarakat dunia karena menjadi bagian dari produk budaya populer dari Jepang seperti komik, anime, video game, serial drama, action figure, dan lain-lain. Sekitar tahun 2000, popularitasnya semakin melesat sejak kemunculan idol group AKB48 yang saat ini banyak ditiru dan dimodifikasi banyak negara.

Nggak nyangka ‘kan, yang awalnya hanya bagian kecil dari subkultur negara Jepang, menjadi sebuah identitas yang membuat nama negara ini dikenal di seluruh penjuru dunia..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE