Butuh Subsidi Lebih atau Waktunya Ubah Gaya Hidup. Baru Awal Tahun, 6 Harga Barang Ini Telah Naik

Tahun baru 2017 ini juga membawa harga baru bagi beberapa ‘barang’ di Indonesia. Tanpa mempertanyakan perihal siap tak siap, nyatanya harga dari beberapa produk ini pun sudah dinaikkan. Sebagai anak muda, bukankah tak sepatutnya kita peduli terhadap gejolak perekonomian bangsa? Ada baiknya kamu cukup tahu dan jika perlu mengubah gaya hidup demi masa depan yang lebih baik nantinya. Supaya tak kaget dan untuk membuka mata, berikut ada enam hal di Indonesia secara global yang mengalami perubahan harga di 2017 ini. Jangan dulu salahkan pemerintah, pahami dulu apa yang terjadi dan tengah dialami bangsa ini.

1. BBM non subsidi mengalami kenaikan rata-rata Rp 300,- mulai 5 Januari ini. Sudahkah kamu menyadari atau malah beralih lagi ke yang bersubsidi?

daftar harga kenaikan BBM

Daftar harga kenaikan BBM via pikiran-rakyat.com

Dilansir dari Tribunnews , sesuai keputusan pihak Pertamina, harga BBM non-subsidi mengalami kenaikan terhitung hari Kamis (5/1/2017) pukul 00.00 WIB. Kenaikan harga terjadi untuk Bahan Bakar Khusus (BBK), yakni pertamax, pertamax plus, pertamina dex, dexlite, pertalite, dan pertamax turbo. Di Jawa, harga pertamax menjadi Rp 8050 dari Rp 7750 sebelumnya. Sementara pertamax plus menjadi Rp 8750 dari Rp 8450. Harga minyak dunia memang akan naik turun seiring berbagai perubahan di level global. Apalagi ketika pasokan minyak makin langka, ketergantungan gaya hidup kita dengan sumber energi fosil harus segera diubah.

2. Seperti sebelum-sebelumnya, harga cabai pun kembali alami kenaikan. Kali ini dinilai sudah tak wajar, tembus Rp 150-200 ribu per kg di pasar tradisional

Di Jogja, harga cabai sentuh harga Rp 90 ribu

Di Jogja, harga cabai sentuh harga Rp 90 ribu via okezone.com

Sebelumnya harga normal untuk cabai, khususnya jenis rawit merah hanya sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per kg. Bahkan ketika harga komoditas ini menyentuh nominal Rp 60 ribu pun sudah dinilai tak wajar. Apalagi ketika sekarang mencapai angka ratusan ribu rupiah. Pasokan cabai memang tengah menurun, namun hal ini dinilai tak masuk akal lantaran permintaan terhadapnya sudah kembali normal pasca tahun baru lalu. Lonjakan terjadi utamanya di wilayah Kalimantan.

3. Produsen makanan dan minuman juga dibuat kelabakan menghadapi potensi kenaikan tajam harga gula. Harga gula rafinasi diprediksi naik 18%

makanya, jangan beli gula impor

Makanya, jangan beli gula impor via tempo.co

Bahkan sejak 2016 lalu, Olam International memperkirakan harga gula rafinasi untuk kebutuhan industri akan naik hingga 18% pada 2017 ini. Yang mulanya Rp 9300 per kg, akan menjadi Rp 11 ribu per kg. Harga gula rafinasi bisa naik tajam lantaran rasio stok gula di Indonesia atas konsumsi diperkirakan anjlok, seiring penurunan produksi gula di Thailand sana. Besaran kenaikan harga akan bergantung pada berapa besar kuota impor yang diberikan pemerintah. Sementara itu sejak Natal lalu hingga saat ini, di beberapa wilayah harga gula pasir belum juga turun dari yang awalnya Rp 12500 menjadi Rp 14 ribu. Yah mungkin mulai saat ini kita memang harus diet gula biar tambah sehat dan sekalian bisa hemat.

4. Bagi para pengendara kendaraan bermotor, bukan kenaikan harga BBM yang patut dipikirkan. Ada lagi yang lebih mencengangkan, biaya STNK naik 100%

jangan kaget yaa

jangan kaget yaa via dream.co.id

Dikutip dari Detik.com , biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) naik mulai 6 Januari 2017 ini. Hal ini akan diiringi pula dengan peningkatan pelayanan yang hanya akan mengandalkan satu loket saja. Kenaikan terjadi pada penerbitan tanda nomor kendaraan bermotor, kendaraan roda dua atau tiga, dari Rp 30 ribu menjadi Rp 60 ribu. Sedangkan roda empat atau lebih dari Rp 50 ribu menjadi Rp 100 ribu. Sedangkan untuk biaya BPKB, kendaraan roda dua baru dan gantik kepemilikian akan menjadi Rp 225 ribu dari yang mulanya Rp 80 ribu. Untuk roda empat atau lebih malah naik tiga kali lipat, dari Rp 100 ribu menjadi Rp 375 ribu.

5. Untuk pelanggan listrik rumah tangga berdaya 900 VA juga akan dikenakan kenaikan tarif secara bertahap. terhitung sejak 1 januari ini. Dari Rp 605 menjadi Rp 791/kWh

bukankah ini demi kemajuan bangsa ini juga?

Bukankah ini demi kemajuan bangsa ini juga? via medansatu.com

PT PLN (Persero) per 1 Januari 2017 ini memberlakukan kenaikan tarif listrik secara bertahap bagi pengguna listrik dengan daya 900 VA. Kenaikan tarif ini disebut sebagai kebijakan pemerintah, karena pengguna listrik dengan daya tersebut dianggap mampu dan supaya subsidi energi tepat sasaran. Kenaikan tarif akan dilakukan setiap dua bulan sekali, yakni pada 1 Januari, 1 Maret, dan 1 Mei 2017. Dari yang awalnya Rp 605 menjadi Rp 791/kWh per 1 Januari, kemudian Rp 1034.kWh pada 1 Maret dan berhenti pada angka Rp 1352/kWh per 1 Mei 2017.

6. Tak ketinggalan harga daging pun terus merangkak naik, disaat permintaan yang terus menurun. Di Bekasi, daging yang dari awalnya Rp 80 ribu/kg kini jadi Rp 120 ribu/kg

harga daging makin melambung

Harga daging makin melambung via kaba12.com

Selama 2016 lalu daging sapi pernah mengalami kenaikan, dari Rp 100 ribu menjadi Rp 120 ribu per kg, tepatnya pada Mei 2016. Kenaikan tajam kembali terjadi sejak Natal kemarin, dari Rp 80 ribu hingga Rp 120 ribu dan belum mengalami penurunan hingga sekarang. Selama ini, kenaikan harga daging dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kenaikan BBM. Terang saja, kemudian banyak pedagang yang mengeluhkan tentang hal ini. Semakin tinggi harga, maka permintaan pun semakin menurun. Bukankah begitu bunyi hukum penawaran dalam pemasaran?

Kenaikan beberapa harga barang di tanah air ini dipengaruhi oleh adanya inflasi, yang juga merupakan efek dari kenaikan harga minyak dunia usai kesepakatan OPEC. Karena itulah, pemerintah Indonesia kemudian melakukan sejumlah penyesuaian harga. Subsidi benar-benar akan dipangkas, seperti pada listrik 900 VA dan juga elpiji 3kg. Target inflasi tahun 2017 ini sebanyak 4%. Hal ini juga berpengaruh pada fluktuasi harga pangan, yang kemudian menekan daya beli para konsumen. Terutamanya mereka yang masuk golongan miskin.

Inflasi tahun ini begitu digenjot naik lantaran inflasi tahun 2016 hanya sebesar 3,02% saja, atau lebih rendah dibandingkan inflasi 2015 yang mencapai 3,35%. Demi meningkatnya persediaan uang, maka harga-harga terpaksa dinaikkan. Jangan mengeluh terus-terusan, daripada meminta subsidi diturunkan, lebih baik ubah gaya hidupmu. Berhemat bisa jadi kunci supaya masa depan cerah menyambutmu. Bukan begitu? Dan untuk pemerintah, mungkin sesegera mungkin memberi solusi agar orang miskin di republik ini tak makin bertambah lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.