Danone Bersama Departemen Gizi FEMA IPB Luncurkan Program ‘Gesid’ untuk Remaja SMP dan SMA Indonesia

Program Gesid

Setidaknya sejak Bung Karno “meminta” diberikan 10 pemuda hingga sekarang, masa depan bangsa diyakini terletak di tangan remaja dan orang muda. Dengan ini artinya setiap remaja dari setiap generasi akan selalu memegang peranan penting, sebab ke depannya mereka yang akan melanjutkan atau bahkan mengubah sebuah bangsa ke arah lebih baik.

Advertisement

Kendati demikian, Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah untuk diselesaikan. Khusus untuk remaja, permasalahan gizi merupakan salah satu yang agaknya cukup penting dapat sorotan, karena akan sangat berpengaruh terhadap kualitas individu-individu Indonesia ke depannya. Selain itu, kondisi kesehatan remaja putri juga nggak kalah penting diperhatikan karena kelak akan memengaruhi kondisi kesehatan anak yang dikandung.

Untuk itu Danone bersama Departemen Gizi FEMA IPB meluncurkan sebuah inisiatif bernama Generasi Sehat Indonesia (Gesid), sebuah program yang didesain khusus untuk edukasi bagi remaja SMP dan SMA agar pemahaman terkait pemenuhan gizi dan kesehatan reproduksi bisa tercapai dengan lebih baik.

Melalui program Gesid remaja akan saling mengedukasi menggunakan cara dan gaya komunikasi yang relevan dengan zaman

Pilot project program Gesid (dok. Danone Indonesia) via www.hipwee.com

Sejatinya, anak-anak akan mendapatkan edukasi dari orang tua. Tapi dalam konteks remaja, gaya komunikasi mereka yang berbeda dengan gaya komunikasi orang tua kadang membuat edukasi yang disampaikan orang tua sering nggak bisa diterima dengan baik. Sebaliknya, remaja malah cenderung lebih terbuka kepada teman sebaya karena memiliki gaya dan cara komunikasi yang sama, yang nyaris mustahil untuk ditiru orang tua.

Advertisement

Kondisi tersebut yang dimanfaatkan oleh program Gesid, di mana para remaja akan berlaku sebagai agen yang akan mendistribusikan berbagai edukasi terkait pemenuhan gizi dan kesehatan reproduksi kepada teman sebaya. Edukasi tersebut akan dijalankan dengan mengacu pada buku panduan Gesid rancangan Departemen Gizi FEMA IPB yang mencakup tiga pilar, yakni Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab.

Ahli Gizi sekaligus Ketua Tim Ahli Pengembang Buku Panduan Gesid, Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati menjelaskan melalui tiga pilar dalam buku panduan Gesid, remaja nggak hanya diedukasi mengenai komposisi makanan yang dapat memenuhi kecukupan gizi, melainkan juga bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi kehidupan mereka di masa mendatang. Selain itu, dengan adanya buku panduan, ia mengatakan edukasi kepada remaja bisa berjalan terarah, mudah dipahami, dan mudah ditransformasikan ke bentuk-bentuk lain sesuai gaya komunikasi remaja.

Advertisement

Ahli Gizi sekaligus Ketua Tim Ahli Pengembang Buku Panduan Gesid, Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati dalam program launching Gesid, Senin (14/12/2020) via Zoom (dok. Tangkapan layar/Zoom) via www.hipwee.com

“Kondisi kesehatan pada usia remaja memiliki dampak jangka panjang terhadap kualitas hidup seseorang. Ketiga pilar (dalam buku panduan) ini tidak hanya mengajarkan tentang komposisi makan yang dapat memenuhi kecukupan gizi para remaja, tetapi juga bagaimana hal itu akan memengaruhi mereka di masa mendatang dan mengajak mereka untuk bertanggung jawab atas diri mereka,” kata Prof. Anna dalam program launching Gesid, Senin (14/12/2020) via Zoom.

Lebih lanjut Prof. Anna menjelaskan melalui pilar Aku Peduli, remaja akan dibantu untuk mengenali tubuhnya, mulai dari ciri pubertas, merawat kesehatan reproduksi, hingga tentang 1.000 Hari Pertama Kelahiran. Sementara dalam pilar Aku Sehat, remaja diberikan pemahaman mengenai peranan gizi bagi kesehatan dan kualitas hidup serta gizi seimbang. Sedang melalui pilar Aku Bertanggung Jawab mengajak remaja memahami berbagai permasalahan sosial, salah satunya pernikahan dini dan dampaknya.

Materi edukasi yang dirancang sederhana oleh Departemen Gizi FEMA IPB akan diterjemahkan menjadi lebih mudah dipahami lagi oleh Duta Gesid

Pilot project program Gesid (dok. Danone Indonesia) via www.hipwee.com

Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan bahwa salah satu program yang jadi wujud komitmen mereka dalam membawa kesehatan ke banyak masyarakat ini baru akan diterapkan di masing-masing lima SMP dan lima SMA Jabodetabek, yang selama dua bulan belakangan terlibat sebagai bagian pilot project dengan 20 guru pendamping dan 60 orang siswa yang dipilih sebagai Duta Gesid.

“Untuk saat ini kita memulai program Gesid di 10 sekolah pilot project di Jabodetabek. Tapi kita sudah siapkan beberapa tahapan untuk masuk ke sekolah-sekolah di daerah-daerah lain,” kata Karyanto.

Nah, 60 duta terpilih dari total 10 sekolah SMP dan SMA yang telah diberikan pelatihan, dalam uji keterbacaan buku panduan Gesid dalam waktu dua bulan belakangan telah melakukan tugas edukasi kepada teman-teman sekolahnya, dengan cara unik masing-masing. Para duta diminta untuk membaca buku panduan, lalu kemudian membuat aktivasi edukasi sesuai dengan minat-minat remaja dengan memanfaatkan media sosial. Jadi bahasa dalam buku panduan yang dirancang sederhana, akan ditransformasikan dengan lebih sederhana dan menyenangkan oleh para duta di media sosial. Ada yang bikin video singkat, poster, hingga TikTok Challenge.

Meski belum semua SMP dan SMA di Indonesia tergabung dalam program Gesid, Danone dan Departemen Gizi FEMA IPB mengatakan akan segera mengunggah buku panduan Gesid secara lengkap ke website masing-masing, agar bisa diakses oleh siapa saja dalam upaya edukasi terkait pemenuhan gizi dan kesehatan alat reproduksi. Materi yang disediakan bukan cuma berbentuk buku, melainkan juga video interaktif.

Program Gesid sejalan dengan tujuan Indonesia mencapai SDG’s tahun 2030

Prof. Dr. Ir Ujang Sumarwan (dok. Tangkapan layar/Zoom) via www.hipwee.com

Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria yang hadir diwakili Prof. Dr. Ir Ujang Sumarwan menyampaikan apresiasi terhadap program Gesid, karena menurutnya inisiatif ini sejalan dengan tujuan Indonesia mencapai SDG’s di tahun 2030 nanti. Ia menjelaskan bahwa usaha mencapai hal tersebut bukan cuma kewajiban pemerintah, melainkan juga masyarakat dan pihak swasta.

Senada dengan itu, Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI, Dr. Dhian Dipo yang dalam keynote speech diwakili Sesditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Kartini Rustandi menegaskan kunci dari suksesnya perbaikan gizi remaja terletak pada integrasi. Oleh karena itu ia sangat mengapresiasi integrasi yang diwujudkan pihak swasta seperti Danone dan pihak perguruan tinggi yaitu IPB melalui kerja sama merancang program GESID yang dikhususkan untuk remaja sekolah menengah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE