Di Nepal, Suami Rela Berbagi Istri dengan Saudaranya Sendiri. Nggak Heran Anaknya Punya Banyak Bapak

Tradisi berbagi istri di Nepal

Biasanya kalau dengan saudara, kita selalu berbagi mainan, makanan, atau buku bacaan. Tapi apa yang terjadi di negara ini cukup berbeda. Di Nepal, sesama saudara laki-laki ternyata sudah biasa kalau harus berbagi istri. Wajar sekali jika istri sang kakak kemudian juga menjadi istri sang adik. Nah hal seperti ini yang kerap disebut sebagai poliandri fraternal alias perempuan yang punya lebih dari satu suami dan suaminya itu saling bersaudara.

Bagi penduduk Nepal yang melakukan jenis hubungan pernikahan seperti itu, punya satu istri untuk bersama dirasa nggak ribet. Karena sudah biasa, maka mereka juga nggak merasa cemburu satu sama lain. Anak-anaknya juga nggak ada masalah. Kehadiran satu istri buat bersama menurut mereka sih lebih menguntungkan dari pada punya istri yang berbeda-beda. Kok bisa sih? Bahas lebih lanjut tentang fenomena berbagi istri di Nepal ini bersama Hipwee News & Feature yuk~

Fenomena suami yang rela berbagi istri masih terjadi di Nepal, meski angkanya terus menurun. Bahkan mereka seringnya berbagi istri dengan saudara lelakinya sendiri

Katanya sih nggak ada rasa cemburu saat harus berbagi istri dengan saudaranya sendiri. via terraproject.net

Di sebuah daerah bernama Upper Dolpo yang terletak 500 km dari ibu kota Nepal, Kathmandu, tradisi poliandri fraternal memang sudah biasa terjadi. Para lelaki dengan sukarela dan senang hati berbagi istri dengan saudara lelakinya sendiri. Mereka mengaku nggak ada rasa cemburu atau aneh. Ya mungkin karena kebiasaan itu sudah dilakukan secara turun-temurun.

Biasanya, wanita dinikahkan dengan kakaknya dahulu. Beberapa tahun kemudian, sang adik ikut menjadi bagian dari keluarga dengan menikahi istri kakaknya

Yang menikah pertama adalah kakak tertua dahulu. via www.outfitternepal.com

Dikutip dari South China Morning Post , pada awalnya memang wanita cuma menikahi satu lelaki saja yaitu yang tertua pada keluarga itu. Tapi sejak awal mereka sudah tahu bahwa adik lelakinya suatu saat akan ikut masuk dalam hubungan pernikahan sebagai suami kedua sang wanita. Bahkan, wanita itu membantu saudara laki-laki suaminya yang akan jadi suaminya kelak untuk masuk ke hubungan dewasa ketika sudah dirasa matang.

Buat pihak lelaki, hal itu sama sekali nggak mengganggu. Pernikahan seperti itu justru dianggap bisa membuat kehidupan berkeluarga menjadi lebih mudah

Dipandang lebih praktis karena hanya menafkahi istri yang sama via www.engagemedia.org

Pihak lelaki nggak masalah dengan hubungan pernikahan seperti itu. Untuk urusan pekerjaan, mereka akan saling membantu. Misalnya sang kakak akan mengolah lahan pertanian sedangkan adiknya mengurus ternak. Positifnya, mereka nggak perlu membagi kebutuhan hidup antara adik dan kakak seperti kalau mereka punya istri yang berbeda. Semua ‘kan diolah oleh istri yang sama untuk memenuhi kehidupan mereka.

Dengan menikahi perempuan yang sama, mereka sekaligus mengontrol keturunan. Nggak perlu juga membagi lahan sehingga lahan itu selalu jadi milik keluarga

Lahan pertanian nggak luas dan rasanya makin sulit kalau harus dibagi-bagi. via nepalecoadventure.com

Ternyata poliandri fraternal bisa mengontrol keturunan lho. Kemampuan satu wanita buat punya anak kan nggak besar sehingga dalam satu keluarga penerusnya juga tidak terlalu banyak. Itu menguntungkan buat keluarga yang cuma punya lahan kecil karena nggak perlu membagi-bagi lagi lahannya. Semua dikerjakan bersama oleh keluarga. Kata Melvyn C. Goldstein , profesor antropologi di Case Western University, hubungan tersebut ternyata juga dilakukan untuk menghindari kompetisi antar istri yang ingin menjadikan anaknya hebat sehingga dapat lebih banyak warisan.

Bagi perempuan, ternyata ini juga dianggap menguntungkan lo. Ketika salah satu suami pergi, masih ada suami lain yang akan menjaga dan menemaninya

Selalu ada yang menjaga dirinya dan anak-anaknya. via www.youtube.c.om

Punya banyak suami juga menguntungkan buat istrinya. Kalau misalnya salah satu suami harus berpergian jauh, masih ada suami lain yang berada di rumah untuk bersama keluarga dan juga mengurus lahan. Selain itu, masih ada yang menemani hidup ketika salah satu suaminya meninggal.

Fenomena seperti ini sudah jadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Selain itu, memang cara ini yang dulunya dipakai oleh orang Nepal, khususnya di Upper Dolpa untuk bertahan hidup ditengah kesulitan yang mereka hadapi selama ini. Tapi kalau dipraktekkan di masa sekarang ini, cara mereka hidup dan menjaga kehidupannya memang unik sih. Dan sekarang pun sudah nggak banyak orang Nepal yang melakukan poliandri dengan saudaranya sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini