Dimatikan Sebentar, #radioguemati Sempat Bikin Panik. Apa Jadinya Ya Dunia Tanpa Radio?!

Saat ini mungkin kita makin disibukkan dengan internet dan televisi. Media massa yang sifatnya audio visual dan bisa jadi, bagi sebagian besar orang lebih menarik. Pamor radio pun makin lama makin dilupakan. Kehadiran stasiun radio, dianggap hanya sebagai formalitas bahkan hanya diputar ketika ingin dengar musik saat perjalanan.

Advertisement

Padahal, kalau lihat sejarahnya, radio punya andil besar lho. Selain itu, sebagai media massa yang berbasis audio, radio bisa jadi media massa yang cepat dalam menginformasikan suatu berita bahkan peristiwa. Kemarin, (11/12) semua radio di Jakarta dimatikan sejenak. Netizen pun meramaikan tagar #radioguemati, setelah mati selama 15 menit, suara Presiden Jokowi tiba-tiba terdengar. Ada apakah gerangan? Simak uraian Hipwee News & Feature berikut ya!

Tagar #radioguemati adalah sebuah kampanye agar masyarakat kembali mengingat pentingnya radio di sekitar kita

Pada hari Senin tepatnya pukul 07.45, seluruh stasiu radio di Jakarta mematikan siaran mereka. Selama itu pun beberapa orang yang selalu mendengarkan radio merasakan keheningan, sekaligus bingung mengapa tidak ada radio yang siaran. Lima belas menit kemudian, suara Presiden Joko Widodo muncul sambil berkata,

Advertisement

“Emangnya enak nggak ada radio? Saya Joko Widodo, pendengar radio.”

Tak hanya muncul di radio, presiden pun mengunggah video dirinya melalui twitter dan mengatakan hal yang sama. Presiden juga mencuitkan statusnya melalui Twitter.

Kampanye ini selain meperingati hari radio juga bikin mereka yang jadi pendengar sadar, betapa sepinya kalau nggak ada radio

Advertisement

Dibalik suara manis penyiar radio, ada mas-mas kece via jawapos.com

Persatuan Radio Siaran Swasta Negara Indonesia (PRSSNI) adalah pihak yang menginisiasi kampanye cerdas ini untuk memperingati hari radio. Tapi secara nggak langsung ini bikin kita sadar bahwa radio masih penting untuk meramaikan hari-hari kita, meski seringnya kita sudah abaikan dan sepelekan. Banyak netizen yang bahkan mencuitkan hal serupa.

@echosant: Wahhhh radio satu Jakarta mati nih?? Sepi amat lagi di jalan radio mati gini. Berasa jomblo jadinya, k.o.s.o.n.g 🙁 #radioguemati@CosmopolitanFM

@pergijauh: Kalo selamanya #radioguemati kebayang gak? Lo masih bisa Spotify, Joox dll sih. Tapi, gak ada penyiarnya. Ibarat Brazil tanpa Ronaldo dan Roberto Carlos taro depan.

Nggak bisa dimungkiri kalau anak muda sekarang dan sebagian besar orang memang lebih banyak menghabiskan waktu untuk mantengin televisi, youtube, bahkan hanya media sosial saja. Tapi ketika dalam perjalanan, di tengah kebosanan, tanpa adanya paket data, bukankah radio jadi pilihan utama? Terlebih lagi, cuap-cuap kocak penyiar radio bikin kita nggak merasa kesepian saat sendirian.

Kilas balik lagi jasa radio buat kemerdekaan Indonesia, kalau nggak ada radio proklamasi nggak akan tersiar

Kantor stasiun radio zaman old nih via tirto.id

Radio juga punya andil besar dalam sejarah kemerdekaan kita. Coba renungkan deh, bagaimana mengabarkan kepada seluruh nusantara bahwa kita sudah menyatakan merdeka. Setelah pembacaan Proklamasi, seluruh masyarakat Indonesia tidak kunjung menyadari bahwa bangsanya sendiri telah merdeka. Siaran radio ketika itu masih dikuasai Jepang. Kemudian, Jusuf Ronodipuro secara sembunyi-sembunyi nekat menerobos saluran radio luar negeri Jepang dan justru menyiarkannya kepada seluruh dunia. Barulah masyarakat bersorak sorai dan mengetahui bahwa telah bebas dari belenggu penjajah. Jadi, radio juga punya nilai historis yang sangat penting buat negara kita.

Tapi ada lho satu negara yang kini sudah tidak memiliki jaringan radio FM. Tahun 2017 ini, semua  jaringan radio di Norwegia diubah ke basis digital

Yaaah, nggak akan ada lagi puter-puter tuner buat cari sinyal via voanews.com

Norwegia adalah negara pertama yang mematikan seluruh saluran FM dan AM-nya. Eits… bukan karena radio nggak laku lagi di sana, melainkan mereka beralih menggunakan DAB (Digital Audio Broadcasting). Bedanya DAB ini lebih bisa menghemat biaya penyiaran loh, karena berbasis sinyal digital. Kalau biasanya siaran radio FM itu jangkauannya lokal, siaran digital bisa lebih luas lagi. Tapi kelemahannya, jika sistem digital down dan listrik mati, siaran juga akan mati. Hmmm, ada konsekuensi masing-masing ya. Tapi yang paling penting, sama-sama bisa dengerin siaran radio.

Coba kamu dengarkan radiomu lagi deh, akan ada banyak manfaatnya. Ngomong-ngomong, Hipwee juga punya program radio loh. Dengerin aja UNISI Radio Yogyakarta setiap Selasa dan Rabu pagi dan dengerin obrolan seru bareng Hipwee. Bahkan kalau ketinggalan, kamu bisa mendengarkan secara streaming, tinggal klik aja di sini. Tuh, ‘kan Hipwee aja mendukung penuh siaran radio lho, masa kamu enggak?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE